Liputan6.com, Jakarta - Kasus pencurian di pesawat yang melibatkan komplotan pencuri asal Tiongkok kembali terjadi dalam penerbangan rute Thailand - Hong Kong. Komplotan 'tikus' itu kedapatan mengincar tas penumpang yang ditaruh di kompartemen di atas kursi.
Korbannya adalah seorang seniman tato asal Hong Kong. Ia menyaksikan tas miliknya diacak-acak seorang pria hanya 30 menit setelah lepas landas dari Thailand. Saat itu, ia baru saja akan tidur karena kelelahan melalui perjalanan 11 jam dari Norwegia dan singgah di Thailand.
Pencurinya digambarkan sebagai seorang pria Tiongkok daratan. Ia dengan santai membuka bagasinya di kompartemen atas. "Saya sudah dua hari tidak tidur," tulisnya dalam sebuah unggahan di platform media sosial Threads berjudul "Tikus Pesawat". "Untungnya, saya terbiasa tidak tidur, jadi saya memergokinya saat beraksi."
Melansir The Thaiger, Senin, 11 Agustus 2025, ia mengatakan ranselnya berisi iPad yang penuh dengan karya seni tato dan sebuah kamera, yang bisa saja hilang selamanya. Ia memperingatkan para penumpang tentang dua taktik umum: pencuri sering duduk terpisah untuk saling mengawasi dan mereka beraksi saat penumpang sedang tidur, mengincar bagasi kabin.
"Jangan taruh barang berharga Anda di rak bagasi kabin."
Pencuri di Pesawat Diduga Bekerja Berkelompok
Pria itu mengklaim para pencuri beroperasi sebagai bagian dari "bisnis kelompok" yang terorganisir, terkadang hingga 10 anggota dalam satu pesawat, yang berbicara bahasa Mandarin dan Thailand. Ia mengatakan awak kabin memberi tahu kapten, yang kemudian menghubungi staf darat, sehingga polisi menunggu setibanya di Hong Kong.
Dua tersangka dilaporkan ditahan, tetapi tersangka lain yang duduk agak jauh tidak dapat dikaitkan tanpa bukti, menurut media Hong Kong, Sing Tao Headline. Setelah seniman tato tersebut melaporkan ke polisi, penumpang lain memeriksa tas mereka dan mendapati uang tunai mereka hilang.
Unggahan itu mengundang seorang warganet berbagi pengalaman yang menyedihkan. Ia menuliskan, "Tahun Baru Imlek ini, saat terbang dari Thailand ke Hong Kong, saya dicuri HKD40.000 (hampir Rp83 juta). Saya baru sadar keesokan harinya. Salah saya sendiri karena memasukkan begitu banyak uang tunai di ransel saya."
Polisi dan para pelancong berpengalaman menghimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Tterkadang, gangguan terbesar di pesawat bukanlah turbulensi, melainkan "tikus" di dalam kabin.
Tren Kasus Pencurian di Pesawat Meningkat
Kasus pencurian di pesawat belakangan menjadi sorotan karena ada kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Otoritas Hong Kong mencatat 169 kasus pencurian di pesawat terjadi dalam sepuluh bulan pertama pada 2024. Sekitar 70 persen terjadi pada rute penerbangan regional dari Thailand, Vietnam, Malaysia, dan India.
Target utamanya adalah penumpang yang sering tertidur di kabin yang remang-remang. Pencuri mengincar uang tunai, perhiasan, dan barang-barang mewah yang tersimpan di bagasi kabin.
Mengutip The Thaiger, Sabtu, 15 Februari 2025, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Sorawong Thienthong menyerukan agar maskapai meningkatkan inspeksi kabin dan memperingatkan penumpang untuk melindungi barang-barang mereka. Beberapa maskapai juga memperketat langkah-langkah pengamanan sebagai tanggapan atas risiko pencurian yang meningkat.
Meskipun tren yang mengkhawatirkan, Sorawong tetap yakin bahwa hal itu tidak akan berdampak pada pasar pariwisata internasional Thailand. "Saya tidak berpikir insiden pencurian di pesawat akan memengaruhi pasar turis internasional di Thailand."
Kasus-kasus Pencurian di Pesawat
Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) Thapanee Kiatphaibool menyebut bahwa pencurian di pesawat bukanlah masalah baru, dengan kasus serupa menjadi berita utama secara global. Dia mendesak penumpang dan staf maskapai untuk tetap waspada, menambahkan bahwa para pelanggar harus menghadapi konsekuensi hukum, termasuk pencabutan visa atau pencekalan.
Sebelumnya, Chanel News Asia, dikutip Kamis, 9 Januari 2025, melaporkan bahwa 207 kasus kejahatan dalam penerbangan menuju Hong Kong terjadi dalam 10 bulan pertama 2024, meningkat 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut SCMP pada November 2024.
Kemudian, surat kabar Jepang The Mainichi pada Kamis, 2 Januari 2025 melaporkan bahwa Bandara Internasional Narita Tokyo menangani 19 kasus pencurian di pesawat dari Januari hingga Oktober 2024, meningkat signifikan dari tujuh kasus pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara di Singapura, Kepolisian Singapura (SPF) menyebut terdapat empat kasus orang yang didakwa dengan tuduhan pencurian di atas pesawat antara Januari 2023 hingga September 2024. Satu kasus bahkan melibatkan seorang pria yang mencuri sekitar 120 ribu dolar Singapura, atau lebih dari Rp1,4 miliar, dari seorang pedagang perhiasan pada penerbangan Singapore Airlines (SIA), Maret 2024.