5 Tarian Daerah Indonesia Memesona Publik Negeri Sakura di World Expo 2025 Osaka

3 weeks ago 42

Liputan6.com, Jakarta - Sekali lagi budaya tradisional Indonesia memesona publik mancanegara. Mengusung misi budaya bertajuk Rentak Nusantara Menyapa Jepang, 20 penari yang tergabung dalam Sanggar Tari Svadara Warna Indonesia binaan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menampilkan lima tarian daerah di dua event penting, salah satunya di Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka pada 18 September 2025.

Lima tarian itu adalah Tun Putri (Melayu), Enggang Gading (Kalimantan), Dikideng (NTT), Molong Bhako (Madura), dan Rampak Cut Dare (Aceh). Menurut Ketua Yayasan Svadara Warna Indonesia, Muhammad Jufri, pilihan tarian ini mencerminkan keragaman budaya Nusantara.

"Kami percaya budaya Indonesia selalu mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Bagi kami, diplomasi budaya atau jembatan budaya adalah cara paling hangat untuk mempererat persahabatan antarbangsa," kata Jufri, dalam keterangan pers yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Senin (22/9/2025).

Sebelum naik panggung, para penari yang berlatar belakang beragam, mulai dari pelajar, pekerja lepas, karyawan, hingga ibu rumah tangga itu berlatih selama 1,5 bulan. "Partisipasi Svadara di dua ajang internasional ini bukan hanya pertunjukan seni, tetapi juga diplomasi budaya yang memperlihatkan wajah Indonesia yang inklusif, kaya, dan penuh warna," ujar Ketua Tim Misi Budaya, Alviani Devi.

Tampil di Malam Indonesia Spesial 30 Tahun

Rombongan penari Svadara juga tampil di Indonesia Night 2025 di Kyoto, Jepang, pada 15 September 2025. Acara Malam Indonesia Spesial 30 Tahun itu digelar oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Kyoto.

Menurut Ketua PPI Kyoto 2024/2025 Ayik Abdillah, penampilan para penari Svadara mampu menghidupkan suasana Malam Indonesia dengan kebudayaan dan kebanggaan. Acara malam itu juga dimeriahkan oleh pertunjukan dari diaspora Indonesia di Kyoto dan warga Kyoto Wiyantari Sakuma.

"Kami menyambut hangat Svadara di Jepang. Mereka menunjukkan bahwa seni dan budaya adalah bahasa universal yang mampu memperkuat citra positif Indonesia di mata masyarakat internasional," kata Konsul Jenderal RI Osaka, John Tjahjanto Boestami.

"Partisipasi di Jepang melanjutkan jejak internasional Svadara setelah meraih Gold Award di Asia Arts Festival 2025 (Singapura) dan Bronze Award di Powerful Daegu Festival 2025 (Korea Selatan). Bagi kami, ini bukan sekadar perjalanan menari, melainkan bagian dari misi jangka panjang agar budaya kita dikenal dan diapresiasi dunia," imbuh Jufri.

Lagu Tradisional Indonesia Pukau Penonton World Expo 2025 Osaka

Sebelumnya, lagu-lagu daerah juga diperdengarkan di World Expo Osaka 2025 di Jepang. Dari lagu Ondel-ondel hingga Cublak-cublak Suweng, semua dinyanyikan The Resonanz Children's Choir (TRCC), paduan suara anak Indonesia asal Jakarta yang kerap menjuarai berbagai kompetisi tingkat internasional.

Dua komposer muda Indonesia, Fero Aldiansyah Stefanus dan Elwin Hendrijanto, mengaransemen lagu-lagu daerah itu sehingga terdengar lebih segar dan modern saat ditampilkan di panggung Paviliun Indonesia dan Festival Station Hall pada Sabtu, 12 Juli 2025. Didukung oleh koreografi yang atraktif, kostum daerah yang unik, dan vokal yang merdu, mereka bisa menarik perhatian dan tepuk tangan meriah dari para pengunjung.

Pembukaan Paviliun Indonesia

Selain lagu daerah, paduan suara itu juga membawakan Renai Circulation, salah satu lagu dari anime Jepang yang menjadi jembatan budaya antar-kedua negara pada level generasi muda. Hal tersebut menunjukkan kemampuan TRCC dan para pelaku seni Indonesia pada umumnya, dalam beradaptasi dengan berbagai genre musik, mulai dari tradisi Nusantara hingga budaya pop global, tanpa kehilangan identitas diri maupun semangat muda.

Pertunjukan yang dihadirkan di Paviliun Indonesia mampu mengundang pengunjung sejak dibuka pada Minggu, 13 April 2025. Pembukaannya saat itu dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi yang mengajak pengunjung untuk mengeksplorasi ragam peluang yang ditawarkan Indonesia melalui kisah-kisah dari tanah air di paviliun yang mengangkat tema Alam, Budaya, Masa Depan.

"Kami membuka ruang bagi orang-orang dari semua lapisan masyarakat dapat bertemu, terhubung, dan berbagi cerita. Dalam dunia yang dinamis dan berubah cepat saat ini, cerita menjadi semakin penting dari sebelumnya," ujar Dubes Heri.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |