Waspada Modus Penipuan Online! Kampanye #PikirDuaKali dari TikTok jadi Pengingat Penting di Era Serba Digital

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah dunia digital yang serba cepat, penipuan online kini semakin sulit dibedakan dari aktivitas normal di internet. Mulai dari link palsu, akun customer service tiruan, hingga tawaran investasi bodong semuanya memanfaatkan kepercayaan dan kelengahan pengguna.

Melihat maraknya kasus tersebut, TikTok Indonesia menghadirkan #PikirDuaKali LIVE Talkshow sebagai bagian dari kampanye edukatif untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan digital.

Dalam episode bertajuk “Cerdas Bertransaksi, Aman Berinternet”, yang tayang di TikTok LIVE dan Vidio, dua narasumber utama Hilmi Adrianto, Head of Public Policy & Government Relations, TikTok Indonesia, dan Fatih Alfali, Government Relations Manager, DANA Indonesia berbagi pandangan soal tren penipuan online yang kian kompleks, serta cara melindungi diri di dunia digital.

700-800 Laporan Penipuan per Hari, Generasi Muda jadi Sasaran

Menurut data Indonesia Anti Scam Center (IASC) yang dibacakan dalam sesi tersebut, Indonesia mencatat 700–800 laporan penipuan digital setiap harinya, angka yang jauh melampaui negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Modus yang digunakan pun beragam, mulai dari akun palsu, pesan berhadiah, hingga penawaran kerja fiktif yang menyasar anak muda. Tak sedikit brand dan platform keuangan yang ikut dirugikan karena identitas mereka disalahgunakan untuk menipu.

“Beberapa modus yang sering terjadi itu misalnya penyalahgunaan identitas brand kami. Mereka membuat akun CS palsu atau mengirimkan pesan lewat WhatsApp dan SMS yang berisi link berbahaya,” jelas Fatih. 

Fatih menambahkan, DANA telah memperkuat sistem keamanan lewat fitur Safe Tech dan DANA Protection, termasuk layanan live chat CS Diana yang siap membantu pengguna memverifikasi kebenaran pesan atau akun mencurigakan.

“DANA tidak pernah meminta OTP, PIN, atau username dari pengguna. Semua komunikasi resmi hanya lewat aplikasi dan situs resmi kami,” tegasnya.

Komitmen TikTok Lindungi 160 Juta Pengguna di Indonesia

Sementara itu, Hilmi Adrianto menjelaskan bahwa TikTok secara aktif menegakkan keamanan dan kenyamanan pengguna lewat kombinasi teknologi moderasi otomatis dan tim manusia (human moderation).

“Semester pertama 2025 saja, kami sudah menghapus lebih dari 25 juta konten yang melanggar Panduan Komunitas TikTok, termasuk 232 ribu konten bermuatan penipuan. Sebanyak 94% konten tersebut berhasil dihapus sebelum dilaporkan pengguna,” ujar Hilmi.

TikTok juga menindak 180 ribu iklan berbayar yang berpotensi menipu pengguna, sekaligus memperkuat sistem keamanan agar komunitas dapat berinteraksi dengan aman dan positif.

Melengkapi upaya di atas, TikTok juga membangkitkan kesadaran pengguna melalui kampanye #PikirDuaKali dengan mengusung prinsip 3C: Cek, Cegah, dan Cegat:

• Cek sumber informasi dan akun pengirim pesan.
• Cegah dengan tidak membagikan data pribadi atau klik link mencurigakan.
• Cegat dengan melaporkan akun atau konten berbahaya lewat fitur Report di TikTok atau kanal pelaporan resmi.

“Pencegahan dimulai dari kesadaran, dan kesadaran dimulai dari kita. Karena itu, #PikirDuaKali ingin membangun budaya berpikir kritis sebelum klik atau share konten di dunia digital,” tambah Hilmi.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Ruang Digital yang Aman

Selain edukasi daring, TikTok juga menjalankan kegiatan TikTok Goes to Campus untuk menjangkau mahasiswa, dosen, hingga komunitas ibu-ibu sekitar, mengajarkan cara mengenali dan menghindari modus penipuan online.

Kolaborasi ini melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), OJK melalui Satgas PASTI, mitra industri seperti DANA Indonesia, serta komunitas kreator TikTok.

“Tujuan kami bukan hanya menciptakan ruang digital yang aman, tapi juga meningkatkan literasi digital dan keuangan masyarakat agar bisa mengenali tanda-tanda penipuan sejak dini,” jelas Hilmi.