Liputan6.com, Jakarta - Hubungan dua negara tetangga, Thailand dan Kamboja, memanas dalam seminggu terakhir. Bahkan, kedua negara baku tembak di beberapa zona perbatasan yang disengketakan pada Kamis, 24 Juli 2025.
Mengutip laman The Independent, Jumat (25/7/2025), bentrokan bersenjata itu menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil Thailand dan melukai 14 orang, sementara 40.000 orang dievakuasi dari puluhan desa yang terletak di dekat perbatasan. Kamboja belum merilis informasi apa pun mengenai korban jiwa atau cedera.
Kedua negara menarik banyak wisatawan setiap tahun, dengan kompleks Candi Angkor Wat di Kamboja dan ibu kotanya, Phnom Penh, sebagai daya tarik utama. Sementara, Thailand menerima banyak wisatawan dari kota-kota seperti Bangkok dan Chiang Mai, serta destinasi maritim, seperti Phuket dan Koh Samui.
Meskipun titik-titik panas ini tidak terletak di dekat lokasi bentrokan perbatasan, wisatawan perlu mewaspadai penutupan penyeberangan antara kedua negara seiring meningkatnya ketegangan. Sejumlah negara mengeluarkan imbauan kepada warga negaranya terkait hal itu.
Inggris misalnya, Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris (FCDO) meminta warganya untuk berhati-hati saat bepergian ke area perbatasan Kamboja dan Thailand. Pengumuman disampaikan pada Kamis, 24 Juli 2025.
Area Perbatasan Thailand-Kamboja yang Wajib Dihindari Wisatawan
FCDO mengonfirmasi terjadi penutupan di perbatasan darat/penyeberangan antara Kamboja dan Thailand. Menurut FCDO, garis perbatasan internasional di dekat kuil Preah Vihear ('Khaoi Pra Viharn' dalam bahasa Thailand) telah menjadi sengketa antara Kamboja dan Thailand, dengan bentrokan sesekali antara pasukan Kamboja dan Thailand.
"Juga terjadi sengketa atas kendali kuil Ta Moan dan Ta Krabey, yang dekat dengan perbatasan Kamboja-Thailand," imbuh mereka.
Saran perjalanan FCDO untuk Thailand juga menyatakan hal yang sama tentang penyeberangan perbatasan. Mereka menambahkan, "Berhati-hatilah dan tetap waspada di daerah perbatasan, serta ikuti instruksi dari otoritas setempat, terutama di destinasi wisata seperti Kuil Preah Vihear, Kuil Ta Kwai, dan Kuil Ta Muen Thom."
"Ada juga ranjau darat yang belum meledak di daerah perbatasan. Tetaplah di jalur yang ditandai, terutama di sekitar Ta Krabey."
Ketegangan meningkat antara kedua negara sejak seorang tentara tewas dalam baku tembak di wilayah perbatasan yang disengketakan pada akhir Mei 2025. Ketegangan kembali meningkat awal pekan ini setelah Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau darat di wilayah yang disengketakan.
Peringatan Lain dari Inggris Terkait Perjalanan di Thailand
Secara terpisah, FCDO menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan kecuali yang penting ke wilayah selatan, dekat perbatasan Thailand-Malaysia, termasuk Provinsi Pattani, Provinsi Yala, Provinsi Narathiwat, dan Provinsi Songkhla bagian selatan – di selatan jalan A43 antara Hat Yai dan Sakom, dan di selatan jalur kereta api yang membentang antara Hat Yai dan Padang Besar.
FCDO juga menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan kecuali yang penting dengan jalur kereta api Hat Yai ke Padang Besar yang melintasi provinsi-provinsi ini. Namun, mereka tidak mengeluarkan peringatan pada wisatawan yang akan melancong ke destinasi-destinasi wisata populer di Thailand.
"Tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk mengembalikan dana pemesanan jika Anda ingin membatalkan, dan Anda tidak akan dapat mengajukan klaim asuransi perjalanan Anda karena alasan keselamatan kecuali jika ada perubahan saran dari pemerintah," kata FCDO. Imbauan senada juga disampaikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand.
Selain diimbau agar mencermati perkembangan kondisi keamanan di tengah ekskalasi antara Thailand dan Kamboja, WNI juga diminta menghindari perjalanan ke perbatasan antara Thailand dan Kamboja, dikutip dari Antara, Jumat (25/7/2025).
Nomor Kontak untuk Minta Bantuan Darurat
Bagi WNI yang menetap di Thailand lebih dari enam bulan, mereka diimbau untuk melaporkan diri melalui portal Peduli WNI: www.peduliwni.kemlu.go.id. "Lapor Diri memudahkan kami untuk berkomunikasi dalam keadaan darurat. Laporkan keberadaanmu sekarang juga!" kata KBRI Bangkok.
Sementara itu, jika ada WNI yang memerlukan bantuan darurat atau mengetahui adanya informasi WNI yang terkena dampak eskalasi, mereka diimbau untuk menghubungi hotline Konsuler KBRI Bangkok pada nomor +66 92-903-1103. Sebelumnya kemarin, eskalasi bentrokan terjadi antara pasukan kedua negara di perbatasan Thailand dan Kamboja, yang diawali dengan baku tembak antara pasukan darat di wilayah sengketa.
Terdapat korban tewas dan luka-luka di kedua belah pihak, termasuk warga sipil. Pihak berwenang di empat provinsi Thailand yang berbatasan dengan Kamboja telah mengumumkan evakuasi penduduk di tengah eskalasi tersebut, menurut laporan surat kabar The Nation.