Liputan6.com, Jakarta Perut buncit sering kali dianggap sekadar masalah penampilan. Padahal, menurut berbagai studi kesehatan, penumpukan lemak di area perut merupakan salah satu indikator risiko tinggi untuk penyakit serius, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.
Yang mengejutkan, penyebab perut buncit tidak selalu berasal dari makanan berlemak atau kurang olahraga saja. Beberapa kebiasaan harian yang tampaknya sepele justru memberi kontribusi besar pada penumpukan lemak viseral di perut.
Artikel ini mengungkap lima kebiasaan yang sering dilakukan tanpa disadari namun berpotensi memperparah kondisi perut buncit. Setiap poin diperkuat dengan sumber kredibel dari jurnal dan pakar kesehatan.
Berikut ulasannya.
1. Sering Begadang dan Kurang Tidur
Tidur kurang dari 6 jam per malam secara konsisten berkaitan dengan peningkatan lemak perut. Saat tubuh kekurangan tidur, kadar hormon kortisol (hormon stres) meningkat, yang memicu penyimpanan lemak di area perut.
Sebuah studi dari Sleep Research Society (2015) menunjukkan bahwa kurang tidur kronis menyebabkan peningkatan 11% pada lemak viseral dibandingkan individu yang tidur cukup. Selain itu, kurang tidur membuat nafsu makan meningkat akibat terganggunya hormon leptin dan ghrelin.
Jadi, tidur malam yang cukup (7–9 jam) sangat penting jika ingin menjaga bentuk perut ideal.
2. Makan Terlalu Cepat
Kebiasaan makan terburu-buru membuat tubuh tidak sempat memberi sinyal kenyang ke otak. Akibatnya, seseorang cenderung makan lebih banyak dari yang dibutuhkan, yang bisa berujung pada kelebihan kalori.
Menurut Journal of the American Dietetic Association (2011), orang yang makan cepat memiliki indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang lebih tinggi dibandingkan mereka yang makan perlahan. Mengunyah makanan lebih lama terbukti membantu pengaturan nafsu makan dan memperbaiki pencernaan.
Luangkan waktu minimal 20 menit saat makan agar tubuh bisa mengenali rasa kenyang secara alami.
3. Terlalu Sering Minum Minuman Manis
Minuman manis seperti soda, teh kemasan, atau kopi susu kekinian mengandung gula tinggi yang cepat diserap tubuh dan disimpan sebagai lemak, terutama di perut.
Berdasarkan The American Journal of Clinical Nutrition (2009), konsumsi minuman tinggi fruktosa secara teratur meningkatkan lemak viseral lebih signifikan dibanding kalori dari makanan padat. Fruktosa dalam minuman juga tidak memberikan rasa kenyang, sehingga konsumsi berlebih sering tidak disadari.
Gantilah minuman manis dengan air putih, infused water, atau teh herbal tanpa gula sebagai solusi sehat.
4. Duduk Terlalu Lama Tanpa Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau terlalu banyak duduk memperlambat metabolisme tubuh dan mempercepat penumpukan lemak, terutama di area perut. Bahkan jika kamu rutin olahraga, tetapi menghabiskan 8–10 jam duduk setiap hari, risikonya tetap tinggi.
Penelitian dari Annals of Internal Medicine (2015) menemukan bahwa duduk lama dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, termasuk perut buncit, meski seseorang rajin berolahraga. Ini karena otot-otot utama (seperti otot paha dan pinggul) tidak aktif saat duduk.
Bangun dan bergeraklah setiap 30–60 menit untuk meregangkan tubuh dan meningkatkan sirkulasi darah.
5. Stres Berkepanjangan
Stres yang tidak dikelola memicu pelepasan kortisol, hormon yang dikenal memicu peningkatan nafsu makan dan penyimpanan lemak, khususnya di bagian perut. Saat stres, seseorang juga cenderung memilih makanan tinggi gula atau lemak sebagai pelampiasan.
Dalam jurnal Obesity Reviews (2010), disebutkan bahwa stres psikologis berkaitan erat dengan peningkatan lemak viseral melalui mekanisme neuroendokrin. Ini menjelaskan kenapa orang yang cemas atau depresi sering mengalami penambahan berat badan, khususnya di bagian tengah tubuh.
Teknik relaksasi seperti meditasi, olahraga ringan, atau journaling bisa membantu menurunkan kadar stres dan mencegah perut membuncit.
Memiliki perut buncit bukan hanya soal estetika, tapi juga risiko kesehatan. Tanpa disadari, kebiasaan kecil seperti begadang, makan cepat, duduk terlalu lama, hingga konsumsi minuman manis bisa memperparah penumpukan lemak di perut.
Mulailah dengan memperbaiki gaya hidup sehari-hari secara perlahan. Dengan konsistensi, bukan hanya bentuk tubuh yang membaik, tapi juga kualitas hidup dan kesehatan jangka panjang.
FAQ
1. Apakah tidur cukup benar-benar bisa bantu mengecilkan perut?
Ya. Tidur cukup membantu mengatur hormon lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin), serta menurunkan kadar kortisol yang memicu penyimpanan lemak di perut.
2. Lebih bahaya mana, lemak di perut atau di paha?
Lemak di perut (lemak viseral) lebih berbahaya karena menyelimuti organ vital dan meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan jantung.
3. Apakah sit-up bisa mengecilkan perut buncit?
Tidak secara langsung. Sit-up memperkuat otot perut, tapi lemak viseral hanya bisa dikurangi melalui kombinasi olahraga kardio, diet, dan gaya hidup sehat.
4. Berapa ukuran lingkar perut yang dianggap berbahaya?
Menurut WHO, lingkar perut >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita menandakan risiko sindrom metabolik yang tinggi.