Terlalu Banyak Tanaman Hias di Rumah Bisa Bikin Stres, Berapa Jumlah Ideal?

3 weeks ago 36

Liputan6.com, Jakarta - Tanaman hias telah lama dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan, mulai dari memperbaiki suasana hati, mengurangi kelelahan, meningkatkan toleransi rasa sakit, hingga membantu tubuh pulih lebih cepat. Namun, sebuah studi baru dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa terlalu banyak tanaman hijau dapat menjadi bumerang, mengubah oase yang seharusnya menenangkan menjadi sumber stres.

Tren memelihara tanaman hias terus berkembang, terutama didorong generasi milenial dan Gen Z. Survei menunjukkan bahwa dua pertiga rumah tangga di Amerika Serikat memelihara setidaknya satu tanaman dalam ruangan. Satu dari tiga orang di bawah usia 40 tahun bangga menyebut diri mereka "orangtua tanaman".

Penelitian ini memberi pencerahan baru pada praktik yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Lima ribu tahun yang lalu, orang Mesir Kuno dan Sumeria sudah mendekorasi rumah mereka dengan pot pakis dan palem.

Penasaran dengan "dosis" alam dalam ruangan yang sempurna, para peneliti Stanford mengembangkan alat bernama Nature View Potential (NVP). Perangkat lunak ini dirancang khusus untuk mengukur seberapa banyak tanaman hijau yang sebenarnya Anda lihat di dalam sebuah ruangan.

Cara kerjanya dapat dibayangkan seperti sinar yang keluar dari mata Anda, mengenai setiap daun, panel kayu, dan pemandangan di luar jendela. Alat NVP akan menghitung seberapa banyak "sinar" tersebut yang "melihat" elemen-elemen alam.

"Alat ini menghitung berapa banyak sinar yang datang dari mata Anda yang melihat elemen-elemen alam," kata Eva Bianchi, penulis utama studi dan pencipta alat tersebut, dalam siaran pers, dikutip dari NY Post, Senin, 10 November 2025.

Jumlah Ideal Tanaman Hias dalam Ruang

Dengan menggunakan alat ini bersama pemodelan 3D, tim peneliti menciptakan 11 ruang konferensi digital dengan jumlah tanaman hijau yang bervariasi. Mereka kemudian merekrut 412 sukarelawan dan menempatkan mereka secara acak di salah satu ruangan tersebut.

Para peserta diinstruksikan untuk memperlakukan ruangan itu sebagai tempat kerja baru mereka dan diminta menyelesaikan serangkaian tugas pengembangan profesional, sementara peneliti mengukur tingkat kesejahteraan mereka. Untuk menguji ketahanan peserta, para peneliti diam-diam memberikan tugas-tugas yang menekan untuk melihat apakah tanaman hijau membantu meredakan ketegangan.

Tugas-tugas ini termasuk memecahkan anagram yang sulit dan menghitung mundur dari 1.022 ke nol dengan kelipatan 13. Untuk menambah tekanan, Bianchi memberi tahu peserta bahwa skor mereka di bawah rata-rata dan mereka tidak akan dibayar, sebelum akhirnya meminta mereka mengisi kuesioner kesehatan sekali lagi. Faktanya, semua peserta akhirnya dibayar.

Studi ini menemukan bahwa titik ideal untuk tanaman hijau dalam ruangan adalah sekitar 20 persen. Secara praktis, 20 persen berarti ketika Anda melihat sekeliling ruangan, pandangan Anda tertuju pada tanaman sekitar seperlima dari total waktu. 

Dalam ruangan seluas 13 meter persegi, ini setara dengan 17 tanaman ditambah pemandangan kanopi pohon dari jendela. "Alam dalam jumlah berapa pun membantu, tetapi jika Anda benar-benar ingin melihat peningkatan, Anda harus mencapai nilai tersebut," kata Sarah Billington, penulis senior studi tersebut.

Terlalu Rimbun Justru Memicu Stres

Hasil yang mengejutkan justru datang dari ruangan yang "terlalu penuh" dengan tanaman. Di ruangan yang dijejali tanaman hijau, termasuk tanaman gantung, dinding tanaman, dan langit-langit kayu, tingkat stres peserta justru meningkat.

"Saya sama sekali tidak menduga ini," kata Bianchi. "Sekitar 60 persen total tanaman hijau dan kayu memiliki peningkatan stres tertinggi, yang bertentangan dengan penelitian sebelumnya."

Para peneliti menduga bahwa terlalu banyak alam di dalam ruangan dapat membuat orang merasa kewalahan. Beberapa peserta bahkan menulis dalam ulasan mereka bahwa ruangan itu memiliki 'terlalu banyak tanaman' dan 'mungkin mimpi buruk untuk mencoba menyelesaikan pekerjaan apa pun'.

Temuan ini menunjukkan bahwa niat baik untuk memaksimalkan kehijauan bisa menjadi bumerang. Alih-alih merasa tenang dan terhubung dengan alam, penghuni ruangan malah merasa terbebani secara visual dan mental oleh lingkungan yang terlalu "sibuk", yang pada akhirnya menghambat produktivitas dan meningkatkan ketegangan Studi ini juga menemukan bahwa kuncinya bukan hanya sekadar jumlah tanaman, tetapi perasaan terhubung dengan tanaman tersebut. 

Rasa Terhubung dengan Alam

Peserta yang merasa selaras dengan tanaman hijau di sekitar mereka menuai lebih banyak manfaat mental dan fisik, sementara peserta lain yang tidak merasakan koneksi tersebut hanya melihat sedikit atau tidak ada efek sama sekali.

"Anda tidak bisa hanya meletakkan banyak alam di dalam ruang," kata Bianchi. "Anda harus memastikan bahwa alam yang Anda masukkan ke dalam ruang tersebut akan berhasil membuat penghuninya merasa terhubung dengan alam."

Ke depan, para peneliti berharap alat Nature View Potential (NVP) ini dapat membantu para desainer interior dan arsitek untuk menyempurnakan jumlah tanaman hijau dalam ruangan, sehingga setiap ruangan dapat mencapai titik ideal yang memberikan kenyamanan dan ketenangan.

Temuan ini sangat relevan mengingat tanaman dalam ruangan semakin sering digunakan untuk meningkatkan kesehatan di berbagai tempat. Di kantor, studi menemukan tanaman dapat meningkatkan produktivitas hingga 15 persen serta mengurangi stres dan depresi. 

Di ruang kelas, siswa yang dikelilingi tanaman cenderung memiliki konsentrasi dan nilai tes yang lebih tinggi. Bahkan di rumah sakit, pasien pulih lebih cepat dan membutuhkan lebih sedikit obat pereda nyeri jika kamar mereka memiliki tanaman.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |