Liputan6.com, Jakarta - Syahrini bukan satu-satunya artis berhijab yang tampil dan melenggang di red carpet atau karpet merah di ajang Festival Film Cannes 2025 di Prancis.Selain Syahrini, ada satu sosok artis berhijab yang juga turut tampil memukau sekaligus mencuri perhatian global.
Dia adalah Rawdah Mohamed, model dan aktivis asal Norwegia berdarah Somalia. Di momen karpet merah Festival Film Cannes, ia tampak tampil anggun dalam balutan busana berhijab.
Melansir Arab News, Kamis, 22 Mei 2025, penampilan Rawdah Mohamed sontak menyita perhatian. Bukan hanya karena diriya tampil elegan tapi juga karena keberaniannya membawa identitas kepercayaannya ke Cannes, salah satu panggung fesyen dan film paling bergengsi di dunia.
Rawadah mengenakan gaun satin warna pastel dengan detail kancing belakang yang elegan serta hijab senada karya desainer Rizman Ruzaini. Ia juga memakai heels putih dan cincin yang berkilauan di jari tangannya. Rawdah memperlihatkan bahwa keanggunan dan iman bisa berjalan berdampingan dalam sorotan publik internasional.
Tampil Anggun dengan Hijab di Cannes
Ia tampil sebelum pemutaran perdana film “Die, My Love.” Film ini merupakan adaptasi dari novel karya Ariana Harwicz tentang seorang ibu baru yang mengalami depresi pascapersalinan dan psikosis. Dibintangi oleh Jennifer Lawrence dan Robert Pattinson, film ini mendapat banyak pujian dari penonton di Cannes.
Jika Syahrini dikenal lewat citra megah dan glamor di atas panggung hiburan Indonesia, maka Rawdah menghadirkan nuansa yang lebih simpel tapi tetap anggun dan memukau. Ia membawa pesan kuat bahwa hijab bukan penghalang untuk tampil di ajang sekelas Cannes.
Keberaniannya untuk tampil dengan hijab di Cannes, yang notabene merupakan ruang yang kerap didominasi oleh standar kecantikan Barat, dianggap sebagai langkah penting dalam membuka pintu inklusivitas di dunia mode dan hiburan
Rawdah bukanlah nama baru dalam dunia modeling dan kemanusiaan. Ia dikenal sebagai seorang juru bicara vokal tentang isu-isu diskriminasi terhadap wanita berhijab di Eropa, terutama setelah keputusan kontroversial beberapa negara yang melarang simbol keagamaan di ruang publik.
Protes Larangan Hijab di Prancis
Namanya mulai jadi perbincangan karena melakukan protes terkait larangan penggunaan hijab di Prancis. Protesnya ini viral di media sosial dan membuat namanya diketahui banyak orang.
Model yang tinggal di Prancis ini memprotes kebijakan tersebut di akun Instagram miliknya. Rawdah mengunggah foto dirinya dan menuliskan kalimat "Hands Off My Hijab" di dalam unggahan pada 5 April 2021.
Ia juga menceritakan bagaimana sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di bidang fesyen. Unggahan itu mendapat banyak dukungan. Ratusan wanita berhijab dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Nigeria, Afrika Selatan dan Qatar, membagikan foto serupa dengan tagar 'HandsOffMyHijab'.
Kabar terbarunya, Rawdah kini diangkat menjadi editor Vogue Scandinavia yang baru. Dilansir dari laman Middle Easy Eye dan The Guardian, Selasa, 8 Juni 2021, ia menjadi editor majalah fesyen pertama yang menggunakan hijab di Barat.
Editor Fesyen Vogue
"Vogue Skandinavia telah membawa masalah keragaman ke langkah berikutnya, yang berarti menciptakan lingkungan kerja di mana orang-orang dari latar belakang berbeda dihargai. Kami dapat berpartisipasi dalam percakapan, mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan, dan punya suara yang berpengaruh dalam mode," kata Mohamed.
Ia juga mengumumkan posisi barunya tersebut lewat unggahan di akun Instagramnya. Rawdah berharap, pengalaman yang ia dapatkan mampu memberi dampak besar untuk seluruh umat muslim di dunia, khususnya dalam dunia fesyen.
Majalah Vogue Skandinavia saat ini juga turut menerima pegawai dari komunitas minoritas untuk mengisi posisi tinggi. Menurut Rawdah Mohamed, ia tidak menganggap dirinya sebagai bentuk pembenaran dari apa pun. Namun, jika ia dapat membantu kemajuan industri secara keseluruhan dalam prosesnnya, itu menjadi nilai plus yang akan selaku ia dukung.
Rawdah Mohamed yang dikenal dengan gaya sreet fashion percaya bahwa pengangkatannya akan berdampak pada komunitasnya. "Ini akan bepengaruh besar bagi umat Islam dan saya melihat ini sebagai pencapaian kolektif untuk lebih memahami dunia mode," ujar Rawdah Mohamed.