Sosok Pria Penyerang Ariana Grande di Gala Premiere Wicked: For Good Singapura

2 weeks ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria merusak malam yang seharusnya terasa magis saat para pemain Wicked: For Good berjalan di karpet kuning di Resorts World Sentosa, Singapura, Kamis, 13 November 2025. Di sebuah video viral, ia terekam melompati barikade dan menyerang Ariana Grande, membuat kerumunan jadi riuh dan berteriak-teriak marah.

Untungnya, lawan main Grande, Cynthia Erivo, dan petugas keamanan segera turun tangan. Erivo terlihat mendorong pria itu sebelum ia diusir melewati barikade oleh petugas keamanan, melansir CNA, Jumat (14/11/2025).

Michelle Yeoh dan Erivo terlihat mendekat menanyakan kondisi Grande sebelum melanjutkan perjalanan ke karpet merah untuk menyapa penggemar dan memberi tanda tangan. Penyerang yang suka mencari perhatian itu kemudian diidentifikasi sebagai Johnson Wen.

Ia adalah warga negara Australia berusia 25 tahun yang dikenal sebagai "pengacau acara," merujuk sejumlah unggahan Instagram-nya. Wen tidak asing dengan kontroversi. Ia sebelumnya mengganggu berbagai acara, termasuk konser Katy Perry di Sydney, pertunjukan The Weeknd di Melbourne, bahkan final lari 100m putra di Olimpiade Paris 2024.

Ia dengan bangga mendokumentasikan kelakukan tidak terpujinya di internet, menggambarkan dirinya dalam biodatanya sebagai "Penyerbu Lapangan Final Piala Dunia 2023" dan "Troll Paling Dibenci." Ia juga menyatakan, "Ariana Grande adalah Ratunya."

Di unggahan Instagram Story setelah gala premiere, Wen terlihat berpose di depan kamera di tempat yang tampaknya merupakan VivoCity, dan menyombongkan diri, "Saya bebas setelah ditangkap." CNA menyebut bahwa Wen dikawal keluar dan naik kereta dari Sentosa.

Netizen Geram

Aksinya membuat netizen geram. "Kalau dia bukan orang Singapura, bisakah kita pastikan dia tidak akan pernah kembali lagi?" tulis seorang komentator. Yang lain berkata terus terang, "Masukkan dia ke penjara!"

Yang lain khawatir insiden itu akan membuat Ariana Grande takut untuk kembali ke Singapura. "Ariana, ketahuilah bahwa kami orang Singapura tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Tolong jangan masukkan kami ke daftar hitam," pinta seorang penggemar.

Saat itu, Grande berdandan dengan gaya Glinda dalam balutan gaun rancangan Thom Browne, menurut WWD.  Aktris peraih nominasi Oscar ini mengenakan gaun off-the-shoulder bernuansa biru kalem, serta perak dengan hiasan berkilau di seluruh bagian korset.

Glamornya Ariana Grande

Bagian atas gaun Grande menampilkan detail kancing halus yang membentang di sepanjang lipatan depan. Korset yang pas badan bertransisi jadi rok tule bervolume, meniru bahan yang menjuntai dari ujung lengan tiga perempat Grande.

Sebagai sentuhan glamor, Grande melanjutkan pendekatan ala Glinda-nya, dengan wajah tenang yang dihiasi garis mata tipis dan semburat merah muda di bibirnya. Rambut sang aktris ditata jadi sanggul ketat klasik, dengan garis rambut asimetris yang membingkai wajahnya.

Grande tampil minimalis dengan aksesorinya, kecuali sepasang anting panjang. Penampilan sang aktris dan penyanyi ini dikurasi penata gaya Law Roach. Gaun rancangan Thom Browne yang dikenakan Grande menandai perubahan dari penampilan tur pers terbaru bintang "Wicked" tersebut.

Gaya Vintage Ariana Grande

Untuk pemutaran perdana film tersebut di London pada 10 November 2025, Grande tampil vintage dengan gaun hitam bervolume satu bahu karya Gilbert Adrian, yang juga dikenal sebagai Adrian Adolph Greenburg, sekitar 1952.

Gaun itu memiliki makna lebih dalam, melampaui aura Glinda yang gelap dan berliku-liku. Adrian, seorang perancang kostum ternama, bertanggung jawab atas kurasi busana dan kostum untuk film "The Wizard of Oz" pada 1939.

Di antara kostum-kostum berkesan yang ia buat, Adrian bertanggung jawab atas pembuatan sepatu ruby ​​yang dikenakan Judy Garland sebagai Dorothy Gale. Versi aslinya saat ini dipajang di Smithsonian.

Untuk "Wicked" dan "Wicked: For Good," perancang kostum peraih Oscar Paul Tazewell ditugaskan membuat ulang sepatu tersebut. "Saya benar-benar terjun ke dunia spiral karena itu tampaknya jadi cara terbaik untuk merepresentasikan sepatu paling unik yang bisa saya buat," ujar Tazewell.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |