Situs Candi Plaosan Lor Dipugar, Pengembangan Kawasan Berlanjut demi Tingkatkan Pengalaman Pengunjung

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Situs Candi Plaosan Lor yang berlokasi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, akan terus dikembangkan menyusul tuntasnya pemugaran Candi Perwara Deret II No. 19. Pengembangan kawasan dimaksudkan untuk meningkatkan pengalaman para pengunjung situs yang terkenal akan candi kembarnya itu.

Mengutip rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 23 Oktober 2025, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan menerangkan Candi Perwara Deret II No. 19 yang dipugar berukuran 4,89 meter persegi dengan tinggi 7,26 meter. Prosesnya dilaksanakan dalam dua tahap dengan melibatkan 32 orang tenaga ahli dan pekerja lokal, terdiri dari arkeolog, teknisi pemetaan, konservator, juru foto, serta juru pugar.

Pengerjaan satu perwara diperkirakan memakan waktu 11 bulan, berlangsung dalam kurun waktu 2024--2025. Keberhasilan pemugaran itu merupakan purna pugar ke-27 yang dilaksanakan Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) X di kawasan Candi Plaosan Lor.

"Pemugaran ini tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian fisik bangunan, tetapi juga menjadi wadah pemberdayaan masyarakat di sekitar situs, agar mereka turut memiliki peran aktif dalam menjaga warisan budaya," kata Restu.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon meresmikan hasil pemugaran tersebut sekaligus meletakkan batu pertama pengembangan lanskap situs Candi Plaosan Lor. 

"Penataan lanskap yang akan dimulai dari pintu masuk dan area parkir bukan sekadar penataan fisik, tetapi langkah untuk memulihkan pengalaman budaya pengunjung agar setiap orang yang datang tidak hanya melihat candi, tetapi memahami cara hidup yang membangun candi ini," jelas Menbud Fadli.

Promosi 1

Candi Plaosan Lor Miliki Lanskap Budaya yang Utuh

Menbud Fadli Zon menggambarkan Candi Plaosan sebagai sebuah lanskap budaya yang utuh, sebuah ruang dengan manusia, alam, dan nilai-nilai spiritual yang saling berinteraksi dalam keseimbangan. Selain nilai sejarah dan spiritual, Plaosan adalah contoh dari kearifan ekologis dan tata hidup budaya leluhur kita.

"Dikelilingi sungai, sawah, permukiman tradisional, Merapi di utara, serta Pegunungan Breksi di selatan, Plaosan menunjukkan bahwa Indonesia adalah mega-diversity, bukan hanya dari sisi biologi tetapi dari kearifan ekologis dan tata hidup budaya. Leluhur kita telah lebih dahulu mengajarkan keseimbangan antara alam dan manusia sebelum dunia menyebutnya keberlanjutan," ujarnya.

Ia juga menyatakan bahwa Candi Plaosan adalah simbol peradaban besar yang lahir dari harmoni. Pasalnya, kawasan candi itu menggabungkan Hindu dan Buddha di satu area.

"Pembangunan Plaosan yang menggabungkan peran Rakai Garung, Rakai Pikatan, dan Sri Kahulunan menjadi bukti bahwa peradaban besar di Nusantara lahir dari perjumpaan, dialog, dan penghormatan terhadap keberagaman. Itulah sebabnya pengembangan situs ini dibingkai dalam nilai Harmony in Diversity, Harmoni dalam Keberagaman," tuturnya.

Upaya Pelestarian Candi Plaosan Lor Butuh Kolaborasi

Fadli Zon menyampaikan bahwa pemugaran Candi Plaosan Lor adalah perwujudan pelaksanaan amanat Pasal 32 UUD 1945 yang berbunyi 'negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia'. Upaya pelestarian dan pemulihan candi itu bahkan sudah berlangsung sejak era pemerintahan Hindia Belanda.

Proses pemugaran kali ini, lanjut Menbud, telah melalui tahapan kajian, konservasi, dan rekonstruksi. Ia berharap melalui pemugaran ini, keutuhan dan keindahan kawasan Candi Plaosan dapat terus terjaga, serta bermanfaat edukatif, spiritual, dan wisata budaya bagi masyarakat luas.

Di samping, pihaknya berharap dukungan lintas sektor dalam menjaga warisan budaya tersebut. "Pemajuan kebudayaan selalu memerlukan kolaborasi: pemerintah, akademisi, masyarakat lokal, dan generasi muda. Seperti Plaosan lahir dari sinergi dua peradaban, pelestariannya juga harus lahir dari sinergi zaman ini. Peresmian ini menjadi momentum penting untuk semakin menumbuhkan kesadaran kita semua akan pentingnya melindungi dan merawat tinggalan sejarah bangsa," ujarnya.

Sejarah Singkat Candi Plaosan Lor

Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Candi Plaosan Lordibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Medang, atau juga dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno. Dengan lebih dari 174 candi kecil dan besar, Candi Plaosan berciri khas arsitektur Jawa Tengah yang kental.

Dua candi utamanya, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Bangunan ini sangat memukau dengan relief dan ornamen yang indah.

Relief-relief tersebut menggambarkan adegan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa lalu, serta kisah-kisah dari Ramayana dan Mahabharata. Salah satu keunikan Candi Plaosan adalah perpaduan gaya arsitektur Buddha dan Hindu yang harmonis.

Hal ini tercermin dalam bentuk candi, arca-arca, dan relief yang menceritakan tentang kedua agama tersebut. Keindahan simbol-simbol dan ukiran pada batu-batu candi menggambarkan keterkaitan spiritual dan kultural pada zamannya.

Ketika mengunjungi Candi Plaosan, pengunjung dapat merasakan atmosfer religius dan sejarah yang kental. Keanggunan struktur bangunan, terutama Candi Plaosan Lor yang lebih besar, memukau mata dan menyuguhkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pecinta seni dan sejarah.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |