Sisi Gelap Minuman Boba, Temuan Timbal hingga Pengaruhi Kesehatan Ginjal

6 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Minuman boba bukan lagi hal asing di Indonesia. Rasanya menyegarkan, terutama saat diseruput dingin-dingin di tengah cuaca terik, dengan bola-bola kenyal yang membuat pengalaman organoleptik makin kaya. Namun, hasil investigasi Consumer Reports mengungkapkan sisi gelap minuman ini, yakni kadar timbal yang tinggi dalam beberapa produk boba di Amerika Serikat.

Laporan The Conversation, dikutip dari Japan Today, Senin, 3 November 2025, menyebutkan bahwa temuan itu menggemakan kekhawatiran sebelumnya tentang makanan berbahan dasar singkong. Pati singkong yang merupakan bahan utama boba disebutkan mudah menyerap timbal dan logam berat lainnya dari tanah selama pertumbuhannya.

Mutiara tapioka juga menimbulkan risiko lain selain kontaminasi. Komposisi patinya berarti bahwa mengonsumsinya dalam jumlah besar dapat memperlambat pengosongan lambung, kondisi yang disebut gastroparesis atau, dalam beberapa kasus, menyebabkan penyumbatan total.

Keduanya dapat menyebabkan mual, muntah, dan sakit perut, dan gejalanya bisa sangat parah pada orang yang pencernaannya sudah lambat. Bahkan, guar gum—pengental yang sering ditambahkan ke bubble tea dan tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah kecil—dapat menyebabkan sembelit jika sering dikonsumsi.

Komposisi minuman ini juga memengaruhi kesehatan ginjal. Pada 2023, dokter Taiwan berhasil mengangkat lebih dari 300 batu ginjal dari seorang perempuan berusia 20 tahun yang minum bubble tea alih-alih air putih.

Bagi para pencinta minuman manis, deretan minuman manis, seperti segelas teh boba, segelas kopi susu, atau sebotol minuman bersoda mungkin bukan hanya melegakan dahaga, tapi juga menambah semangat. Namun, tahukah Anda, kenikmatan yang didapat terlalu...

Risiko Tersedak karena Mutiara Boba

Komponen tertentu, termasuk oksalat dan peningkatan kadar fosfat, dapat berkontribusi pada pembentukan batu. Namun, kasus ekstrem ini kemungkinan besar mencerminkan konsumsi yang sangat tinggi.

Bagi anak-anak, risikonya lebih langsung. Boba dapat menyebabkan tersedak—risiko yang telah didokumentasikan dengan baik oleh dokter anak.

Orang dewasa pun tidak kebal terhadap risiko ini. Menurut laporan media di Singapura, seorang perempuan berusia 19 tahun meninggal setelah menghirup tiga mutiara saat mengisap sedotan yang sebagian tersumbat lebih keras, sementara perempuan lain nyaris mengalami nasib yang sama jika tak segera ditolong orang-orang di sekitarnya.

Masalah lainnya muncul dari kandungan gula di minuman boba. Kebanyakan bubble tea mengandung 20–50g gula, setara atau bahkan melebihi sekaleng Coca-Cola (35g). Penelitian di Taiwan menemukan bahwa pada usia sembilan tahun, anak-anak yang rutin mengonsumsi bubble tea 1,7 kali lebih mungkin mengalami gigi berlubang.

Bisa Sebabkan Obesitas dan Gangguan Kecemasan

Di California, Amerika Serikat, minuman ini dianggap sebagai faktor penyebab epidemi obesitas remaja, namun banyak dewasa muda yang masih belum menyadari risiko ini. Kandungan gula dan lemak yang tinggi meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit metabolik, sementara konsumsi jangka panjang dapat berkontribusi pada penyakit hati berlemak – dampak yang terkait dengan produk gula tinggi apa pun yang meningkatkan glukosa darah dan mendorong penyimpanan lemak di hati.

Lebih jauh, riset yang sedang berkembang menunjukkan ada korelasi antara kebiasaan minum boba dengan potensi pada kesehatan mental. Studi terhadap anak-anak di Tiongkok yang sering mengonsumsi bubble tea menunjukkan hubungan dengan peningkatan tingkat kecemasan dan depresi.

Pola serupa muncul pada orang dewasa: penelitian terhadap perawat di Tiongkok menemukan bahwa konsumsi bubble tea secara teratur dikaitkan dengan kecemasan, depresi, kelelahan, kelelahan kerja, dan penurunan kesejahteraan, bahkan setelah faktor-faktor lain dikendalikan. Studi yang sama mengaitkan konsumsi yang lebih rendah dengan berkurangnya pikiran untuk bunuh diri, meskipun penentuan sebab-akibatnya masih rumit.

Rekomendasi Cara Menikmati Minuman Boba yang Tepat

Bahkan, ada fenomena medis aneh yang terkait dengan konsumsi bubble tea: munculnya mutiara tapioka pada pemindaian pasien yang dirawat karena keadaan darurat yang tidak terkait.

Dokter yang merawat pasien setelah kecelakaan mobil atau radang usus buntu telah menemukan lusinan mutiara yang terlihat di lambung dan saluran pencernaan. Mutiara-mutiara ini terkadang dapat menyebabkan kebingungan diagnosis, karena tampak lebih padat daripada jaringan di sekitarnya dan memiliki sifat seperti batu yang mirip dengan yang terlihat pada batu ginjal atau batu empedu.

Ini bukan berarti bubble tea harus dilarang, tetapi ini menunjukkan bahwa kita memperlakukannya sebagai kesenangan sesekali, alih-alih kebiasaan sehari-hari. Jika Anda memang menikmatinya, pertimbangkan untuk tidak menggunakan sedotan.

Minum langsung dari cangkir memberi Anda kendali yang lebih baik, dan memungkinkan reseptor sensorik mulut Anda untuk mempersiapkan diri dengan baik terhadap apa yang akan datang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |