Rezim Kopi, Tempat Ngopi Baru di Tengah Permukiman Padat Penduduk Pasar Minggu

2 weeks ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Tempat ngopi yang satu ini bisa jadi oase di tengah hiruk pikuk perkampungan penduduk di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Berbeda dari kafe-kafe populer berdesain fancy, Rezim Kopi menawarkan kesederhanaan yang mengundang pengunjung seolah sedang bertamu ke rumah teman.

"Awalnya kami membaca pasar yang ada di lingkungan sekitar sini. Warga di sini kalau membeli kopi harus ke jalan raya, dan lumayan jauh kalau jalan kaki. Jadi, tercetus lah ide untuk buka kedai di sini," tutur Hendrapraam, pemilik Rezim Kopi, dalam pernyataan tertulis kepada Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Lokasinya berada di Jalan Swadaya, tak jauh dari Stasiun KA Pasar Minggu. Menurut Mita, kedainya bisa dijangkau dengan 10 menit berjalan kaki dari stasiun atau bisa menumpang ojek bila malas bergerak.

Begitu sampai, barista akan langsung menyambut, menawarkan varian minuman, khususnya kopi. Jenis kopi yang dipakai adalah house blend yang komposisinya terdiri dari 40 persen arabica dan 60 persen robusta. Dari semua varian, yang terlaris adalah kopi gula aren. 

"Kami juga mengemas dalam kaleng ukuran 250 ml," tuturnya.

Kemasan itu memungkinkan pengunjung untuk membawa pesanannya ke mana pun dia mau karena rata-rata pembeli hanya untuk take away. "Biasanya sambil berangkat kerja dan olahraga," imbuhnya. Meski begitu, pihaknya menyediakan sekitar 10 kursi dan wifi di kedai bagi pengunjung yang ingin nongkrong di kedai kopi. 

Kualitas Rasa Jadi Fokus

Bukan hal mudah berbisnis kedai kopi saat ini mengingat tempat serupa sudah menjamur di mana-mana. Agar bisa bersaing, pihaknya fokus menjaga rasa kopi sembari megelola agar harga kopinya lebih kompetitif.  "Kopi Rezim hanya fokus beberapa varian saja karena memang kami hanya untuk memenuhi kebutuhan ngopi saja," kata Mita lagi.

Nama Rezim dipilih untuk kedainya bukan tanpa alasan. Mita menerangkan lewat nama itu, ia ingin menekankan bahwa kopi lah yang lebih berkuasa di kedainya. "Artinya, rasa kopi kami sangat dominan apabila dicampur dengan susu, gula, dan bahan lainnya," imbuhnya. Selain kopi andalannya, tersedia juga minuman non-kopi seperti matcha dan cokelat yang dibuat dengan komposisi pas antara bahan, gula, dan susu. 

Rezim Kopi di Pasar Minggu bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mencari ketenangan sesaat sebelum tenggelam dalam kesibukan lain, atau pulang ke rumah. Jam operasionalnya yang panjang (08.00–00.00 WIB) memungkinkan pengunjung untuk datang kapan saja, baik untuk sarapan pagi dengan kopi hangat maupun nongkrong santai hingga larut malam.

Harga Kopi Melonjak di Tengah Krisis Iklim

Di sisi lain, meski menunjukkan pertumbuhan dan kolaborasi yang kuat dari hulu ke hilir, industri kopi Indonesia kini menghadapi tantangan besar. Hal itu terutama dipicu kenaikan harga biji kopi global yang ekstrem dan perubahan iklim.

Harga biji kopi di pasar global dilaporkan telah mencapai titik tertinggi. Harga rata-rata kopi bubuk di Amerika Serikat (AS) melonjak 41 persen pada September 2025, sebagian besar karena kondisi cuaca ekstrem, seperti kekeringan yang melanda daerah-daerah produsen utama.

Tantangan kenaikan harga biji kopi ini tidak terlepas dari dampak perubahan iklim global. Co-founder Jakarta Coffee Week (Jacoweek), Hendri Kurniawan, mengungkap bahwa krisis iklim membuat produksi kopi berkurang dan harganya jadi semakin tinggi.

"Kita semua harus menjaga hutan kita dan manusianya," ujar Felix saat jumpa pers JCW 2025 di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025. Menjaga manusia di sektor ini berarti juga memberi perhatian pada para petani. 

Minuman Kopi Termahal di Dunia

Sementara itu, Dubai yang identik dengan wisata mewah membuat gebrakan dengan menawarkan kopi termahal di dunia. Harganya 3.600 dirham (sekitar Rp16,3 juta) per cangkir.

Mengutip AFP, Sabtu, 1 November 2025, kafe itu dibuka seorang pengusaha asal Turki. Salah satu pendiri Kafe Julith, Serkan Sagsoz, menerangkan bahwa kopi itu diseduh dari biji kopi Panama premium. Pihaknya berencana menyajikan sekitar '400 cangkir' kopi mahal itu di hari pertama.

Dengan harga di atas rata-rata, minuman kopi itu menawarkan pengalaman rasa bunga dan buah yang mengingatkan pada teh. "Ada aroma bunga putih seperti melati, rasa jeruk seperti jeruk dan bergamot, serta sedikit aprikot dan persik," kata Sagsoz, yang sebelumnya mengelola kafe di negara asalnya, Turki. "Rasanya seperti madu, lembut dan manis," sambungnya.

Dubai mencetak rekor Guinness untuk secangkir kopi termahal di dunia bulan lalu, ketika Roasters menawarkannya seharga 2.500 dirham (sekitar Rp11,3 juta). Rekor baru ini mengejutkan beberapa orang, meskipun penduduk setempat juga mengatakan bahwa itu adalah hal yang wajar bagi kota gurun dengan gaya hidup mewah.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |