Resonansi Emosi Musikal Lokal yang Ngena Banget di Hati Gen Z

2 weeks ago 32

Liputan6.com, Jakarta - Festival Musikal Indonesia (FMI) 2025, yang diinisiasi Indonesia Kaya dan EKI Foundation, digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 14─16 November 2025. "Rumah Pikiran dan Hati" (RPH) jadi salah satu pertunjukan di hari pertama.

Salah satu penonton, Yobel Imanuel Putra (20), membagikan ulasannya. Menurut mahasiswa LSPR Institute tersebut, RPH tidak hanya "bagus dan keren banget" secara keseluruhan, tapi juga sukses menghadirkan lakon musikal yang "menyentuh banget" bagi generasinya.

Keberhasilan RPH memikat hati Gen Z, menurut Yobel, terletak pada kemampuannya merefleksikan isu sosial yang mereka hadapi. Ia merasa pertunjukan ini menyuarakan perasaan anak muda yang kerap kali merasa "dianggap sebelah mata" oleh lingkungan mereka.

"Audiens sebayanya pasti bisa merasakan dan relate dengan apa yang dialami karakter-karakter di atas panggung," ujar Yobel pada Lifestyle Liputan6.com, Jumat. Keterhubungan emosional ini ternyata merupakan tujuan artistik yang disengaja.

Sutradara RPH, Fadli Hafizan, mengatakan bahwa produksi ini memang dirancang agar "lebih relate dengan audiens berusia 20-an." Salah satunya dilakukan dengan menampilkan karakter berusia 23, 25, dan 29 tahun.

Tema sentral yang paling membekas bagi Yobel adalah konflik batin mengenai kebebasan. Ia merasakan intensitas emosi karakter yang terjebak di antara keinginan menjalani hidup sendiri dan beratnya tuntutan serta tekanan dari banyak pihak.

"Saya sempat nangis sedikit di dalam," aku Yobel. "Kayak benar-benar kena banget di hati di mana kayak kita pengin bebas cuman karena tekanan banyak orang, jadi enggak bisa apa-apa."

Klimaks Emosional Lakon Musikal

Klimaks emosional ini, lanjut Yobel, tergambar jelas dalam satu adegan spesifik di lagu ketiga. Adegan tersebut melibatkan karakter perempuan yang menggunakan balon sebagai simbolisasi mimpinya.

"Adegan itu benar-benar ngena banget di hati," ujar dia. Balon itu, yang merepresentasikan hasrat pribadi, berbenturan dengan kenyataan adanya "tanggungan" keluarga yang harus dipikul.

"Dia benar-benar ngutarain, 'Gue juga mau bebas, tapi kena gimana karena ya sudah jadi tanggungan gue, keluarga gue jadi tanggungan gue,'" kutip Yobel, menyoroti dilema yang ia nilai "sedih sekali" tersebut.

Kehadirannya di FMI dilandasi motivasi ganda. Selain untuk merasakan koneksi emosional dari pertunjukan-pertunjukan terkurasi selama festival, ia hadir untuk pengembangan diri.

Motivasi Datang ke Acara Musikal Indonesia

Yobel berbagi, "Saya di sini karena saya baru masuk ke dalam dunia seni teatrikal. Jadi, hitung-hitung nonton ini untuk belajar tentang teknik teatrikal yang baik dan benar." Selain mengejar ilmu, Yobel juga datang untuk memberikan dukungan pada salah satu temannya yang tampil.

Pengalaman menonton ini ia anggap sebagai laboratorium praktik. Ia mengapresiasi FMI yang memberinya pandangan mendalam mengenai seperti apa "bentuk dan proses" teater lokal di Indonesia.

Yobel mengaku mendapatkan akses melihat "foto-foto di tempat" yang sebelumnya tidak ia ketahui prosesnya, membuatnya "tiba-tiba jadi tahu," akunya. Setelah menyaksikan pertunjukan yang mengesankan, Yobel menyampaikan harapan besar untuk masa depan industri teater musikal Tanah Air.

Harapan untuk Teater Musikal Indonesia

"Semoga tahun depan bisa lebih lagi, tahun depan bisa lebih keren lagi," harapnya. "Semoga teater lokal kita bisa dikenal sampai mancanegara dan semoga ada saya di dalamnya."

Harapan ini ternyata sejalan dengan visi sang sutradara. Fadli mengungkap ambisinya untuk memperbesar skala RPH dari durasi 45 menit jadi full show dua jam, dengan dua babak dan dipentaskan dalam skala lebih besar lagi tahun depan.

Sebagai calon pegiat seni, Yobel mengungkap peran impiannya. Untuk pementasan lokal, ia sangat ingin bermain di musikal "Ku Kejar Kau Sayang" karya Aulion. Sementara jika berkesempatan di panggung internasional, ia memilih peran di "Evan Hansen," karena karakter tersebut dinilai "cukup relate dengan diri saya sendiri."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |