Ratu Sirikit Mangkat, Grand Palace Thailand Ditutup untuk Kunjungan Wisata hingga 8 November 2025

Liputan6.com, Jakarta - Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand mengumumkan bahwa Grand Palace dan Wat Phra Kaew, juga dikenal sebagai Kuil Buddha Zamrud, akan ditutup untuk kunjungan publik hingga 8 November 2025. Penutupan itu bertujuan untuk melaksanakan upacara penghormatan kepada mendiang Ratu Sirikit yang mangkat pada Jumat, 24 Oktober 2025.

"Istana Agung dan Wat Phra Sri Rattana Satsadaram akan ditutup mulai 26 Oktober hingga 8 November 2025 karena Upacara Penghormatan kepada Yang Mulia Ratu Sirikit, Ibu Suri," demikian bunyi pernyataan resmi biro tersebut, dikutip dari The Thaiger, Sabtu, 1 November 2025.

Kawasan depan istana merupakan objek wisata utama di Bangkok, yang dikunjungi jutaan pengunjung setiap tahunnya. Penutupan ini diperkirakan akan memengaruhi rencana perjalanan dan jadwal pariwisata, dan para pejabat mengimbau masyarakat untuk merencanakannya dengan baik.

Meskipun penutupan sementara ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, hal ini mencerminkan makna budaya dan spiritual yang mendalam dari ritual kerajaan. Istana Agung sering kali menjadi tempat utama untuk upacara-upacara penting nasional, terutama yang melibatkan kerajaan.

Wisatawan yang ingin mengunjungi istana atau Wat Phra Kaew diminta untuk menunggu hingga setelah 8 November 2025, ketika kegiatan diperkirakan akan kembali normal. Namun, karena sifat sensitif dari upacara-upacara tersebut dan persiapan yang sedang berlangsung, akses mungkin dibatasi untuk sementara waktu bahkan setelah pembukaan kembali resmi, menurut Amarin TV.

Istana Agung, yang dibangun pada 1782, bukan hanya bekas kediaman kerajaan tetapi juga jantung spiritual Kerajaan Thailand. Wat Phra Kaew, di dalam halaman istana, menyimpan Buddha Zamrud yang dihormati — simbol nasional perlindungan dan kekuasaan.

Sementara itu, para pejabat Bangkok sedang mempersiapkan diri menghadapi kerumunan besar di Istana Agung, tempat ribuan orang diperkirakan akan memberikan penghormatan kepada Ibu Suri dalam sebuah upacara kerajaan. Pemerintah Kota Bangkok (BMA) meluncurkan rencana komprehensif untuk mengelola kerumunan dan memastikan kelancaran operasional selama upacara penghormatan.

Wakil panitera kota Thaiwut Khankaew memimpin rapat penting di pusat komando dekat Sanam Luang pada 31 Oktober 2025 dengan para pejabat meninjau persiapan akhir untuk acara tersebut. Para tamu berkesempatan untuk menandatangani buku belasungkawa dan memberikan penghormatan di hadapan potret kerajaan.

“Kami hampir siap. Kami telah bersiap untuk menyambut hingga 3.000 orang di dalam Sanam Luang dan 2.000 lainnya di zona tunggu di sekitarnya.”

Area tersebut diperkirakan dapat menampung sekitar 10.000 pelayat, dengan rencana kontingensi yang telah disiapkan jika jumlahnya melebihi proyeksi. Fasilitas untuk kenyamanan publik meliputi 70 toilet, ruang tunggu yang teduh, dan layanan makanan. Tenda-tenda tambahan akan didirikan di sepanjang Jalan Na Phra That di depan Universitas Thammasat jika diperlukan, menurut BMA.

Para pejabat juga menyiapkan langkah-langkah pencegahan kepadatan antara pelayat dan wisatawan. Zona-zona khusus telah ditetapkan, dengan area di samping Kementerian Pertahanan diperuntukkan bagi pengunjung umum Istana Raja dan Kuil Buddha Zamrud.

Thaiwut mengimbau para peserta peserta upacara untuk datang dengan transportasi umum. "Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan transportasi umum demi kenyamanan. Bagi mereka yang datang dengan perahu, jaraknya hanya beberapa langkah dari dermaga ke pusat komando."

BMA, bersama dengan unit keamanan kerajaan dan pengatur lalu lintas, akan berada di lokasi untuk memastikan ketertiban dan mengelola potensi kepadatan. Penghormatan ini menandai momen berkabung publik yang penting, dengan para pelayat diperkirakan akan datang dari seluruh negeri.

Thaiwut menegaskan kembali bahwa semua langkah telah diambil untuk mendukung pengalaman yang bermartabat dan lancar bagi setiap orang yang memberikan penghormatan terakhir, lapor Bangkok Post.

Kabar kematian Ibu Suri sekaligus mantan Ratu Thailand, Sirikit Kitiyakara disampaikan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Ia meninggal dunia dalam usia 93 tahun.

Melansir Livemint, Sirikit sudah lama absen dari muka publik akibat menderita penyakit stroke sejak 2012. Ia lahir pada 1932, era saat Thailand bertransisi dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional.

Sirikit adalah putri duta besar Thailand untuk Prancis. Saat remaja, dia belajar musik dan bahasa di Paris lalu bertemu Raja Bhumibol Adulyadej, yang menghabiskan sebagian masa kecilnya di Swiss.

"Itu adalah kebencian pada pandangan pertama," kenang Sirikit Kitiyakara dalam film dokumenter BBC. "Lalu itu adalah cinta," imbuhnya. Keduanya bertunangan pada 1949 dan menikah setahun kemudian. Kala itu, Sirikit Kitiyakara berusia 17 tahun.

Atas mangkatnya Ratu Sirikit, Thailand mengumumkan masa berkabung berlangsung selama setahun. Warga berbagai kalangan pun diminta berpakaian serba hitam atau warna kalem.