Rangkaian Kegiatan Hari Pahlawan 2025, Ada Wisata Sejarah ke Monumen Palagan Lengkong

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) merilis pedoman penyelenggaraan peringatan Hari Pahlawan 2025. Di antaranya, ada beberapa kegiatan yang akan berlangsung dalam rangka peringatan hari spesial tersebut.

Kegiatan-kegiatan utamanya termasuk upacara ziarah nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, pada Senin, 10 November 2025, melansir situs webnya, Jumat, 7 November 2025. Kemudian, ada pula upacara tabur bunga di perairan Teluk Jakarta di hari yang sama.

Menyambung itu, pihaknya juga menggagendakan wisata sejarah peristiwa pertempuran Lengkong 1946 pada Kamis, 13 November 2025 sebagai kegiatan penunjang. Kegiatan, yang rencananya dihadiri Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, akan berlangsung di Monumen Palagan Lengkong, Tangerang.

Pertempuran Lengkong sebenarnya tercatat pada 21 Januari 1946 saat Mayor Daan Mogot memimpin puluhan taruna akademi mendatangi markas Jepang di Desa Lengkong, Serpong, rangkum Indonesia Kaya. Mereka bermaksud melucuti senjata tentara Jepang sesuai pernyataan kekalahan negara itu.

Awalnya, proses pelucutan senjata berlangsung lancar sampai tiba-tiba terdengar suara letusan dari luar tempat pelucutan senjata. Saat itu, 34 taruna tewas dan 3 perwira gugur: Mayor Daan Mogot, Letna Soebianto, dan Letnan Soetopo.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, Pemerintah Kabupaten Tangerang membangun Monumen Lengkong pada 1993. Menempati lahan seluas 500 meter persegi, monumen ini terdapat di depan Perumahan Bumi Serpong Damai, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Setiap tahunnya, monumen ini dijadikan tempat peringatan pertempuran Lengkong yang diperingati setiap 25 Januari.

Tahun ini, Hari Pahlawan diperingati dengan tema "Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan." Logo dari tema tersebut melambangkan "semangat generasi penerus yang meneladani perjuangan para pahlawan, bergerak maju dengan jiwa nasionalisme," tulis Kemensos.

Terdapat pula bendera merah putih yang melambangkan identitas nasional dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. "Bendera ini jadi 'api semangat' yang terus berkibar, simbol perjuangan yang tidak padam," tulis pihaknya.

"Pemilihan warna merah dan biru dalam logo ini merepresentasikan semangat dan ketegasan dalam meneladani pahlawan dan melanjutkan perjuangan menuju Indonesia Emas. Merah melambangkan energi, keberanian, dan tekad yang membara untuk meneladani pahlawan dan membawa perubahan, serta mewakili identitas bangsa."

"Biru mencerminkan ketulusan, optimisme, dan komitmen yang teguh dalam mewujudkan," tandasnya.

Penetapan Hari Pahlawan Nasional tidak lepas dari peristiwa paling heroik dalam sejarah perjuangan Indonesia, yakni Pertempuran Surabaya tahun 1945, rangkum kanal News Liputan6.com. Pertempuran itu terjadi setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Kala itu, pasukan sekutu, terdiri dari tentara Inggris dan Belanda (NICA), tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Kedatangan sekutu awalnya bertujuan mengamankan para tawanan perang dan melucuti senjata tentara Jepang.

Pada 27 Oktober 1945, NICA yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby memasuki wilayah Surabaya dan langsung mendirikan pos pertahanan. Pasukan Sekutu yang didominasi tentara Inggris menyerbu penjara dan membebaskan tawanan perang yang ditahan pihak Indonesia.

Mereka juga memerintahkan masyarakat Indonesia menyerahkan senjata. Namun, perintah tersebut ditolak tegas oleh rakyat Indonesia. Pada 28 Oktober 1945, pasukan Indonesia yang dipimpin Bung Tomo melancarkan serangan ke pos-pos pertahanan Sekutu, dan berhasil merebut sejumlah bagian titik penting Surabaya.

Puncak pertempuran ini ditandai tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945, yang memicu kemarahan pihak Inggris. Pada pagi 10 November, tentara Inggris melancarkan serangan besar. Pasukan dan milisi Indonesia memberikan perlawanan sengit, sehingga Inggris merespons dengan mengeluarkan ultimatum.

Ultimatum tersebut disampaikan oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, yang menggantikan posisi Mallaby. Jenderal Eric Carden menuntut Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan terhadap pasukan Inggris.

Jika tuntutan tersebut tidak dipatuhi, tentara AFNEI dan administrasi NICA mengancam akan menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara. Ultimatum tersebut tidak digubris para pemimpin perjuangan, arek-arek Surabaya, dan seluruh rakyat, sehingga Inggris melancarkan serangan besar-besaran ke Kota Surabaya dari berbagai arah.

Banyak pejuang yang gugur dan banyak pula warga yang menjadi korban dalam pertempuran tersebut. Untuk mengenang keberanian dan pengorbanan para pejuang dalam pertempuran tersebut, pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden RI No. 316 Tahun 1959 menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional.