Radiolog Bahas Pentingnya Presisi dan Keselamatan Pasien dalam Diagnosis Berbasis Pencitraan

16 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi pencitraan medis terus membawa perubahan besar dalam dunia diagnosis dan intervensi radiologi. Di tengah kemajuan tersebut, presisi diagnosis dan keselamatan pasien menjadi dua aspek yang tak bisa dipisahkan. Hal inilah yang menjadi sorotan utama dalam Precision and Protection Forum yang digelar di Jakarta pada Minggu, 21 Desember 2025.

Forum yang diselenggarakan Menarini Indonesia bersama dengan GE Healthcare mempertemukan para radiolog dan tenaga medis untuk membahas peran media kontras inovatif dalam mendukung prosedur intervensi radiologi sekaligus memastikan perlindungan maksimal bagi pasien.

Media kontras dinilai memiliki peran penting dalam membantu dokter memperoleh gambaran penyakit yang lebih jelas dan akurat melalui teknologi CT Scan maupun MRI. Business Unit Manager Menarini Indonesia, dr. Marieska Sebastian, mengatakan, kualitas diagnosis sangat bergantung pada akurasi visual yang diperoleh tenaga medis.

"Komitmen kami adalah memastikan setiap prosedur diagnostik dan intervensi dapat dilakukan dengan kualitas tinggi. Media kontras yang digunakan harus mampu memberikan kejelasan gambar agar dokter dapat mengambil keputusan medis dengan lebih percaya diri," ujarnya.

Dampak Presisi Pencitraan dalam Penanganan Pasien

Menurut Marieska, presisi dalam pencitraan tidak hanya berdampak pada kecepatan diagnosis, tapi juga pada efektivitas penanganan pasien. Dengan visualisasi yang lebih detail, radiolog dapat menentukan langkah lanjutan secara lebih tepat, sekaligus mengurangi risiko kesalahan interpretasi.

Namun, presisi saja tidak cukup. Aspek keselamatan pasien juga menjadi perhatian utama dalam praktik radiologi modern. Prosedur pencitraan harus dirancang untuk meminimalkan potensi risiko, terutama bagi pasien dengan kondisi tertentu atau yang memerlukan pemeriksaan berulang.

"Aspek perlindungan pasien adalah inti dari setiap inovasi di bidang pencitraan medis. Tujuannya adalah memastikan prosedur diagnostik berjalan aman tanpa mengorbankan kualitas hasil," kata Marieska.

Kolaborasi Lintas Disiplin

Forum ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas disiplin dan lintas negara dalam menjaga standar kualitas layanan kesehatan. Kehadiran para pakar radiologi dari dalam dan luar negeri memperkaya diskusi terkait praktik terbaik dalam penggunaan media kontras serta penerapan teknologi pencitraan terkini.

Sejumlah radiolog terkemuka, seperti dr. Heltara Ramandika, Sp.Rad, dr. Mohamad Yanuar Amal, MBA, Sp.Rad(K), dr. Tamara Razon dari Filipina, serta dr. Thravin Nathan, Medical Director GE Healthcare, turut berbagi pengalaman dan studi kasus. Diskusi ini menegaskan bahwa masa depan radiologi tidak hanya berfokus pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada keseimbangan antara akurasi diagnosis dan keselamatan pasien.

Melalui forum ini, para ahli sepakat bahwa pencitraan medis yang ideal adalah yang mampu memberikan informasi diagnostik secara presisi, sekaligus menjaga kenyamanan dan keamanan pasien. Pendekatan inilah yang dinilai penting untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan membangun kepercayaan pasien terhadap prosedur diagnostik berbasis teknologi.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |