Perusahaan AS Produksi Kayu Super untuk Konstruksi, Diklaim 10 Kali Lebih Kuat dari Baja

6 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan asal Amerika Serikat, InventWood, menciptakan jenis kayu baru yang disebut Superwood, yang diklaim memiliki rasio kekuatan terhadap berat hingga 10 kali lebih tinggi dibanding baja, sekaligus enam kali lebih ringan. Superwood kini sudah diluncurkan sebagai produk komersial, dan didirikan bersama ilmuwan material Liangbing Hu.

Lebih dari satu dekade lalu, Hu memulai misinya untuk merevolusi salah satu bahan bangunan tertua yang dikenal manusia. Melansir CNN, Rabu, 15 Oktober 2025, saat bekerja di Center for Materials Innovation di Universitas Maryland, Hu menemukan cara inovatif untuk merekayasa kayu, bahkan berhasil membuatnya transparan dengan menghilangkan sebagian lignin, komponen penting kayu yang memberi warna dan kekuatan tertentu.

Tujuan utama Hu adalah memperkuat kayu dengan memanfaatkan selulosa, komponen utama serat tanaman yang disebutnya sebagai "biopolimer paling melimpah di planet ini." Terobosan terjadi pada 2017, ketika Hu berhasil memperkuat kayu biasa melalui perlakuan kimia yang meningkatkan kualitas selulosanya, sehingga kayu tersebut menjadi material konstruksi yang lebih baik.

Proses ini melibatkan perebusan kayu dalam larutan kimia tertentu dan kemudian ditekan panas, menghasilkan densitas tinggi dan rasio kekuatan terhadap berat 'lebih tinggi daripada sebagian besar logam dan paduan struktural', menurut studi di jurnal Nature.  

Promosi 1

Proses Pembuatan Superwood

Superwood dibuat dari kayu asli yang diperlakukan secara kimia dan kemudian ditekan. CEO InventWood, Alex Lau, menjelaskan, "Dari sudut pandang kimia dan praktis, ini tetap kayu." Dalam konstruksi, kayu ini membuat struktur lebih ringan, tahan gempa, dan memudahkan pembangunan.

Lau menambahkan, "Ini terlihat seperti kayu, dan ketika diuji, berperilaku seperti kayu, kecuali jauh lebih kuat dan lebih baik daripada kayu dalam hampir semua aspek yang kami uji." InventWood awalnya menargetkan aplikasi luar ruangan seperti decking dan cladding, sebelum meluas ke interior, termasuk panel dinding, lantai, dan furnitur rumah pada tahun berikutnya.

Superwood diperkuat melalui proses kimia yang mengubah struktur selulosa dan kemudian ditekan rapat tanpa kembali ke bentuk semula. "Secara teori, kita bisa menggunakan jenis kayu apa pun," katanya.

Dalam praktiknya, InventWood telah menguji 19 jenis kayu dan bambu, dan semuanya berhasil. Kayu ini tahan jamur, serangga, dan lulus uji ketahanan api standar.

Alternatif Pengganti Baja

Konstruksi kayu telah lama ada, tetapi InventWood menekankan perbedaan Superwood dengan kayu olahan lain yang hanya menyatukan potongan kayu dengan perekat, bukan mengubah kayu pada tingkat molekuler seperti Superwood. Dengan proses kimia yang mengubah selulosa dasar dan kompresi rapat, Superwood dapat dibuat dari berbagai jenis kayu dan bambu.

Saat ini, Superwood lebih mahal daripada kayu biasa dan memiliki jejak karbon produksi yang lebih besar. Namun, Lau menyatakan bahwa dibandingkan baja, emisi karbonnya 90 persen lebih rendah. Ia menambahkan bahwa targetnya bukan untuk lebih murah dari kayu, tetapi untuk bersaing dengan baja ketika produksi ditingkatkan.

Superwood berpotensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi. Lau menjelaskan bahwa produk ini bisa menggantikan logam pada furnitur, termasuk sambungan dan sekrup, karena kayu ini lebih kuat dan tahan lama. Ia juga memproyeksikan bahwa suatu hari, seluruh bangunan bisa dibangun menggunakan Superwood, meskipun ini membutuhkan lebih banyak pengujian.

Konstruksi Kayu Populer Lagi

Terlebih, konstruksi kayu kembali populer, bahkan digunakan untuk membangun gedung pencakar langit. Milwaukee, yang memiliki gedung kayu tertinggi dunia, Ascent MKE setinggi 284 kaki (87 meter), berencana membangun gedung lebih tinggi lagi, 600 kaki (183 meter).

Profesor arsitektur Philip Oldfield dari University of New South Wales, Australia, menyatakan kayu memiliki manfaat lingkungan dibandingkan bahan bangunan lain karena proses produksinya lebih ringan daripada baja dan beton, serta kayu menyimpan karbon melalui fotosintesis.

Ia menambahkan, "Produk kayu dapat dianggap sebagai sistem penyimpanan karbon jangka panjang, dan konstruksi kayu bisa ‘mengunci’ emisi karbon di gedung untuk waktu yang lama." Hambatan penggunaan kayu lebih luas bukan karena kekuatan, tetapi industri konstruksi yang lambat beradaptasi dan berhati-hati.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |