Perkelahian Antar-penumpang Pecah dalam Penerbangan AirAsia X Gara-gara Suara Obrolan Terlalu Berisik

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Perkelahian antar-penumpang pecah di tengah penerbangan AirAsia X pada Senin malam, 21 Juli 2025. Pemicunya diduga karena tiga penumpang yang sedang mengobrol menolak mengecilkan suara mereka saat lampu kabin diredupkan.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (24/7/2025), AirAsia mengonfirmasi insiden tersebut yang terjadi di dalam pesawat bernomor D7322 rute Kuala Lumpur - Chengdu, Tiongkok. Seorang pria yang duduk di belakang sekelompok perempuan yang sedang mengobrol dilaporkan meminta mereka untuk diam agar ia dapat beristirahat.

Perkelahian itu terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, menurut New York Post dan media berita Malaysia, Malay Mail. Ketiga penumpang perempuan dilaporkan menolak dan terus mengobrol, memicu pertengkaran sengit antara kedua belah pihak.

Penumpang pesawat pria tersebut diduga menyebut kelompok itu "bodoh", meminta mereka untuk "diam", dan berkata, "Saya ingin tidur". Seorang penumpang lain mengatakan kepada New York Post bahwa ketiga perempuan itu "mengobrol terlalu keras", tetapi ia mencatat bahwa nada bicara pria itu juga "cukup agresif".

Reaksi Tak Patut Penumpang yang Ditegur

Insiden tersebut menjadi viral di media sosial, dengan rekaman yang menunjukkan seorang wanita menarik sesuatu yang tampak seperti lanyard yang dikenakan pria itu, sementara jeritan terdengar di latar belakang. Awak kabin kemudian turun tangan untuk memisahkan wanita tersebut dan seorang wanita lain, yang mengenakan atasan hijau dan topi baseball, dari pria tersebut.

Dalam video lain yang diunggah daring, wanita bertopi hijau tersebut terlihat membungkuk di atas kursinya sebelum berulang kali memukul pria tersebut, yang mencoba melindungi dirinya di balik meja nampannya, di tengah teriakan untuk "duduk". AirAsia X mengatakan bahwa awak kabin telah "bertindak cepat dan profesional untuk menangani situasi sesuai dengan protokol keselamatan yang ditetapkan".

"Pihak berwenang (setempat) telah diberitahu dan mereka mendatangi pesawat setelah mendarat untuk memastikan tindakan yang tepat diambil," tambahnya. "Insiden tersebut tidak memengaruhi jadwal penerbangan pulang atau mengganggu operasional."

Nasib Para Penumpang yang Berkelahi

South China Morning Post melaporkan pada Rabu, 23 Juli 2025, bahwa total lima penumpang Tiongkok terlibat dalam perselisihan tersebut. Polisi bandara lalu menangkap tiga dari mereka dan mendenda dua lainnya.

Terkait perilaku penumpang yang tidak tertib, AirAsia X mengatakan "ingin mengingatkan semua penumpang untuk bersikap hormat selama perjalanan". Maskapai ini menerapkan kebijakan tanpa toleransi terhadap perilaku apa pun yang dapat memengaruhi kenyamanan, keselamatan, atau pengalaman orang lain di dalam pesawat.

Administrasi Penerbangan Federal AS mencatat pada Agustus 2024 bahwa maskapai penerbangan telah melaporkan lebih dari 1.240 kasus penumpang yang tidak tertib pada tahun tersebut. Beberapa maskapai seperti Ryanair memilih untuk mengatasi perilaku mengganggu dengan mengenakan denda.

Ryanair, maskapai penerbangan terbesar di Eropa berdasarkan jumlah penumpang, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 12 Juni 2025 bahwa "penumpang yang mengganggu dan perilakunya yang tidak tertib" mengakibatkan mereka dikeluarkan dari pesawat akan didenda sebesar £500 (sekitar Rp11 juta).

Insiden Perkelahian Antar-penumpang Dipicu Rebutan Kursi

Insiden perkelahian antar-penumpang juga pernah terjadi di penerbangan maskapai EVA Air, beberapa waktu lalu. Mengutip CNN, Minggu, 12 Mei 2024, insiden bermula dari ketidaknyamanan seorang penumpang pesawat saat mengetahui orang di sebelahnya terbatuk-batuk. Penumpang itu akhirnya mencoba pindah ke kursi lain untuk menghindarinya.

Namun, upaya pria tersebut untuk bertukar kursi tidak berhasil karena kursi yang dipilihnya sudah jadi milik penumpang lain, yang juga seorang pria. Kedua pria itu kemudian bertengkar memperbutkan kursi tersebut, yang menurut pihak maskapai, berubah jadi perkelahian fisik.

Saat itulah tiga pramugari perempuan turun tangan menangani situasi tersebut, sebut pihak maskapai EVA Air ketika dikonfirmasi. Diketahui, pesawat BR08 baru mengudara sekitar tiga jam dari 12 jam perjalanan dari Taipei menuju San Francisco pada Rabu, 8 Mei 2024, saat kejadian terjadi.

EVA Air, yang berbasis di Taiwan, mengatakan pada CNN bahwa kedua penumpang yang berkelahi itu sama-sama warga asing, namun tidak menyebutkan negara asal mereka. Berkat tindakan cepat para pramugari, dengan bantuan dari beberapa penumpang, pihak maskapai mengatakan kedua pria tersebut akhirnya berhasil dipisahkan. 

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |