Penyebab Pria Lebih Rentan Alami Kerontokan Rambut daripada Wanita, Apa Kata dr. Tirta?

2 weeks ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Tren perawatan rambut pria mulai meningkat signifikan, didorong gaya hidup yang semakin aktif dan keinginan untuk tampil prima. Kebutuhan itu juga muncul didorong masalah rambut yang dihadapi kebanyakan pria, utamanya terkait kerontokan rambut.

Masalah kerontokan rambut pada pria biasanya disebabkan faktor genetik dan hormonal, terutama akibat hormon dihidrotestosteron (DHT). Hormon itu dikenal sebagai penyebab utama kebotakan. 

Meski hormon tersebut secara alami ada pada pria dan wanita, dominasinya pada pria membuat pria lebih rentan terhadap kerusakan yang ditimbulkannya. Hal itu, kata dr. Tirta Mandira Hudhi, berbeda dengan wanita yang didominasi estrogen dan dipengaruhi siklus menstruasi.

"Tapi, pria sering tidak sadar rambutnya mulai menipis dan tahu-tahu botak," kata dr. Tirta dalam peluncuran Bonvie Men di Jakarta, Minggu, 16 November 2025.

DHT yang terganggu pada beberapa pria, khususnya karena faktor genetik, dapat memicu kebotakan dini atau kerontokan parah. Dalam kasus ekstrem seperti alopesia, harus ditangani oleh dermatologis.

"Jika hairline sudah terlalu mundur, solusinya bukan lagi sampo atau tonik, melainkan harus konsultasi langsung ke dermatologis," dr. Tirta menekankan.

Masalah kerontokan pada pria juga bisa disebabkan oleh perubahan suhu ekstrem. Utamanya jika individu itu memiliki rambut dan kulit kepala yang sensitif.

"Saya ini memiliki sensitivitas terhadap perubahan suhu. Jadi kalau suhunya berubah secara ekstrem rambut saya bisa rontok," ungkapnya.

Formula 'Kencang' dan Perang Melawan Hormon DHT

dr. Tirta juga menyebutkan bahwa pria cenderung memiliki kulit kepala yang lebih sensitif terhadap minyak, terutama setelah aktivitas outdoor. Ini memicu masalah nyata tapi sering diabaikan, yaitu bau apek dan ketombe parah. Situasi diperparah oleh jarangnya pengendara motor mencuci helm.

"Inilah mengapa produk pria membutuhkan formula yang berbeda, yang secara efektif dapat menjadi suplementasi atau perawatan preventif untuk kulit kepala yang rentan," ujar dr. Tirta.

Berdasarkan pemetaan masalah rambut pria, ia digandeng tim Bonvie Man memformulasikan produk perawatan rambut khusus pria. Produk itu bertujuan utuk mengajak para pria merawat kesehatan rambutnya sebelum terlambat dengan menargetkan usia 20--30an tahun.

Salah satu kandungan utama dalam produk tersebut adalah DHT Blocker. Fungsinya bukan untuk menyembuhkan kerontokan, tetapi mengurangi risiko kerusakan rambut akibat perlakuan yang salah terhadap kulit kepala. 

Mengatasi Masalah Sehari-hari Bau Apek, Kering, dan Komitmen

Bahan aktif lainnya seperti Oleanolic Acid, Biotinoyl Tripeptide-1, serta kandungan natural seperti kemiri dan rosemary dipilih secara selektif agar dapat memberikan hasil yang efektif. Kemiri sejak lama dimanfaatkan dalam produk perawatan rambut karena kandungannya.

Mengutip Jurnal Veteriner dan Biomedis IPB yang diterbitkan pada 2022, minyak kemirimengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi Komposisi asam lemak yang terkandung dalam minyak kemiri antara lain asam linoleat 48,5 persen, asam linolenat 28,5 persen, asam oleat 10,5 persen, asam palmitat 55 persen, dan asam stearat 6,7 persen.

Kandungan asam linolenat dan asam linoleat dapat merangsang jaringan kulit dan jaringan rambut. Kemiri juga mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol yang berkhasiat untuk menyuburkan rambut. Sifat antioksidan asam oleat yang terdapat dalam minyak kemiri juga dapat memperlambat kerontokan dan mempercepat pertumbuhan rambut.

Sebelum diluncurkan, produk diuji klinis terhadap 20 pria di Indonesia untuk membuktikan klaim bahwa tiga rangkaian produk Bonvie Men, ketika digunakan secara rutin, mampu membantu mengatasi masalah penipisan rambut secara signifikan.

Tak Cukup Hanya Sampo

Lini hair care pria Bonvie erdiri dari tiga produk utama yaitu sampo, serum, dan tonik. Jika sampo berfungsi untuk membersihkan rambut dan kulit kepala, tonik digambarkan sebagai produk untuk maintenance atau perawatan rutin sehari-hari. Sementara, serum berfungsi sebagai upaya pemulihan intensif, yang digunakan ketika masalah rambut sudah berat.

"Saya hanya menggunakan serum ketika rambut mengalami kondisi parah, seperti saat ia selesai berlari di Eropa yang udaranya sangat kering. Kalau kondisi normal, ia cukup menggunakan sampo dan tonik," kata dr. Tirta.

Kesalahan umum yang harus dihindari adalah menyemprotkan tonik secara asal-asalan. dr. Tirta menjelaskan tonik harus diaplikasikan secara merata dalam keadaan rambut sudah bersih setelah keramas dan dalam kondisi kering.

Mengenai rambut yang diwarnai, Bonvie memiliki batasan klaim yang jelas. Jika pewarnaan atau bleaching hanya dilakukan sekali, produk Bonvie Men masih dapat membantu merawat rambut, terutama jika rambut kering.

Namun, jika seseorang melakukan bleaching berkali-kali, kerusakan pigmen rambut sudah terlalu parah. "Kerusakan akibat bahan kimia yang digunakan berulang kali dapat merusak kulit kepala dan membuat rambut mudah patah, sehingga harus ditangani secara profesional."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |