Pelopor UMKM Batik Bersertifikat Sawit Ramah Lingkungan

3 weeks ago 36

Liputan6.com, Jakarta - Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) berhasil mendapat sertifikat label produk minyak sawit ramah lingkungan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Pengakuan ini didapat setelah melalui proses audit independen oleh Lembaga Sertifikasi Control Union.

Keberhasilan ini menjadikan FPKBL sebagai pelopor UMKM batik ramah lingkungan pertama di dunia yang tersertifikasi RSPO. Salah satu mitra industri kecil dan menengah dampingan WWF Indonesia yang berkolaborasi dengan CECT Sustainability Universitas Trisakti dan RSPO ini merupakan komunitas pelaku usaha industri batik di kawasan bersejarah Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Mereka bervisi menjadikan kawasan budaya ini sebagai wilayah ramah lingkungan. Ketua FPKBL Alpha Febela Priyatmono menyampaikan apresiasinya, menyebut dalam rilis pada Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 5 November 2025, "Kami sangat mengapresiasi pendampingan dari WWF Indonesia dalam proses sertifikasi lilin batik sawit ini."

"Harapannya," ia menyambung. "Ini bisa mendorong inovasi batik ramah lingkungan."

Ketua Harian FPKBL, Setiawan Muhammad, ikut menyampaikan bahwa keberhasilan sertfikasi RSPO ini jadi langkah baik bagi FPKBL menuju inovasi yang menonjolkan kultur dan karya anak Indonesia. Juga, menambah nilai ekonomi yang baik bagi para anggota.

Warga setempat telah melakukan beberapa inisiasi, seperti memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan menggunakan panel surya di beberapa rumah produksi batik. Juga, menggunakan kelapa sawit berkelanjutan sebagai bahan baku malam (lilin) untuk membatik. 

Pendampingan Praktik Berkelanjutan

WWF Indonesia telah memberi pendampingan mengenai praktik keberlanjutan, khususnya dalam mendapatkan sertifikasi sawit berkelanjutan, yaitu RSPO Supply Chain Certification Standards (SCCS). Proses pendampingan sertifikasi ini mencakup berbagai kegiatan yang menyokong.

Di antaranya adalah pembuatan Rencana Aksi Keberlanjutan, pelatihan materi RSPO SCCS, penyusunan dokumen kelengkapan sertifikasi RSPO terkait standar operasional prosedur (SOP) penyimpanan dan penanganan bahan baku sawit berkelanjutan, simulasi audit, serta proses audit.

Direktur Iklim dan Transformasi Pasar WWF Indonesia Irfan Bakhtiar menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan FPKBL mendapatkan sertfikasi ini. "Keberhasilan ini menunjukkan bahwa UMKM dapat menjadi pionir dalam praktik bisnis berkelanjutan," ujarnya. 

"Saat ini, sertifikasi ramah lingkungan, salah satunya RSPO, merupakan salah satu indikator penting yang memperkuat daya saing bisnis di tingkat global, di mana sertifikasi keberlanjutan kini jadi salah satu syarat."

Pemantik Bisnis Lainnya

Irfan melanjutkan, "Pencapaian ini tidak hanya membuka daya saing baru, namun juga mendorong lahirnya bisnis yang lebih bertanggung jawab terhadap keanekaragaman hayati."

Kesuksesan FPKBL jadi pelopor UMKM batik pertama di dunia yang tersertifikasi RSPO diharapkan dapat jadi pionir bagi industri kecil dan menengah di Indonesia, khususnya industri budaya untuk terus menggunakan bahan baku berkelanjutan dalam produk mereka.

Juga, jadi pemantik semangat bagi WWF Indonesia untuk terus bisa mendampingi berbagai UMKM menerapkan praktik keberlanjutan hingga mendapatkan sertifikat label ramah lingkungan. Dengan bertambahnya pilihan produk ramah lingkungan di Indonesia, konsumen diharapkan dapat secara bijak memilih produk yang baik secara kualitas dan berdampak baik pada lingkungan.

Mendorong Praktik Keberlanjutan

Dalam mendorong praktik keberlanjutan pada komoditas–komoditas di Indonesia, WWF Indonesia mengklaim menerapkan pendekatan menyeluruh dari hulu hingga hilir, termasuk pada sektor kelapa sawit berkelanjutan. Di sektor hulu, pihaknya fokus pada pendampingan praktik pertanian berkelanjutan dan keterlacakan.

Sementara di sektor hilir, WWF Indonesia aktif mengajak pelaku industri, seperti hotel, restoran, kafe, dan industri barang konsums,  menggunakan produk turunan sawit berkelanjutan yang tersertifikasi.

Pendekatan ini tercermin dari dua mitra dampingan WWF Indonesia, yakni Spa Factory Bali dan FPKBL. Keduanya berhasil meraih sertifikasi ekolabel sawit berkelanjutan RSPO SCCS. Strategi pihaknya dimulai dari upaya menjadikan UMKM sebagai motor penggerak perubahan.

Harapannya, inisiatif ini mampu menciptakan efek bergulir hingga mendorong keterlibatan pelaku industri berskala besar.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |