Paviliun Indonesia di COP30 Belem Brasil Dibuka Adik Presiden Prabowo Subianto, Promosikan Pasar Karbon ke Negara-negara Asing

3 weeks ago 32

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia resmi membuka Paviliun Indonesia pada Conference of the Parties ke-30 (COP30) UNFCCC di Belem, Brasil, Senin, 10 November 2025, waktu setempat. Pembukaannya dilakukan oleh adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim S. Djojohadikusumo yang merupakan Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Iklim dan Energi.

"Kami membuka seluas-luasnya kesempatan bagi berbagai pihak untuk berpartisipasi," ujar Hashim dalam rilis Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Selasa (11/11/2025).

Bertema Accelerating Susbtantial Actions of Net Zero Achievement through Indonesia High Integrity Carbon, paviliun tersebut akan dibuka selama sebelas hari ke depan dan menjadi pusat diskusi, pertemuan bilateral, presentasi program, dan kolaborasi internasional. Direncanakan lebih dari 50 sesi strategis digelar di tempat tersebut.

Namun, yang terutama adalah adalah forum Seller Meet Buyer untuk mempertemukan penjual dan pembeli kredit karbon dari seluruh dunia. Konsep tersebut untuk pertama kalinya dihadirkan dalam sejarah Paviliun Indonesia di COP.

Melalui platform ini, Indonesia memfasilitasi transaksi langsung dan transparan dalam kerangka High Integrity Carbon Market Framework, dengan potensi nilai ekonomi mencapai USD 7,7 miliar per tahun dan potensi 90 juta ton unit karbon berkualitas (Quality Carbon Units) yang siap diperdagangkan.

"Pasar karbon bukan sekadar transaksi ekonomi. Ini adalah cara kita menegakkan integritas dan membangun kepercayaan dunia terhadap sistem karbon Indonesia," kata Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq.

Etalase Diplomasi Hijau Indonesia

Paviliun Indonesia tahun ini dirancang dengan konsep yang menggabungkan unsur budaya dan keberlanjutan sebagai simbol harmoni manusia dan alam. Melalui desain terbuka dan teknologi digital interaktif, paviliun ini juga memudahkan publik global mengakses seluruh sesi secara daring melalui kanal resmi KLH/BPLH.

"Kami ingin Indonesia Pavilion menjadi simbol keterbukaan, kerja sama, dan semangat kepemimpinan Indonesia dalam menghadapi krisis iklim," kata Hanif.

Selama dua pekan pelaksanaan COP30, Paviliun Indonesia menjadi etalase diplomasi hijau Indonesia, menampilkan inisiatif lintas sektor dari kehutanan, energi, industri, hingga pengelolaan limbah. Paviliun juga menampilkan kerja sama bilateral dengan mitra strategis seperti Inggris dan The Royal Foundation untuk memperkuat pendanaan hijau dan transfer teknologi rendah emisi.

"Diplomasi lingkungan tidak lagi berhenti di meja negosiasi—ini saatnya implementasi nyata. Indonesia siap berjalan di garis depan bersama mitra dunia menuju masa depanyang berkeadilan dan rendah emisi," tambah Menteri Hanif.

Aksi Iklim Global

MenLH menyatakan bahwa kehadiran Paviliun Indonesia adalah wujud konkret komitmen nasional dalam menghubungkan ambisi global dengan aksi nyata di tingkat tapak. "Kita tidak hanya hadir untuk bernegosiasi, tetapi untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan hijau dunia—menghubungkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat global melalui pasar karbon berintegritas tinggi," ujarnya di hadapan delegasi COP30.

Hashim berharap agar penyelenggaraan Paviliun Indonesia dapat menjadi sarana memperkuat kontribusi bangsa dalam aksi iklim global. "Kami berharap Indonesia Pavilion dapat menjadi ruang representasi kontribusi Indonesia bagi dunia, serta memperkuat posisi kita dalam aksi iklim global," terang Hashim. 

Dalam kesempatan itu, Hashim menegaskan pentingnya sektor kehutanan dan penggunaan lahan (Forestry and Other Land Uses/FOLU) sebagai tulang punggung upaya mitigasi perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan pengembangan pasar karbon global. Hashim menyatakan bahwa pengelolaan sektor FOLU harus menjadi perhatian utama dunia karena berperan strategis dalam pencapaian target mitigasi perubahan iklim global.

"Kita memiliki kewajiban untuk mengelola sektor ini dengan lebih hati-hati, karena menjadi tulang punggung bagi keanekaragaman hayati, pasar karbon, dan pencapaian target mitigasi iklim," ujarnya, dalam rilis Kementerian Kehutanan.

Indonesia Jadi Pusat Global Pasar Karbon

Hashim menegaskan bahwa Indonesia bertekad menjadi pusat global untuk pasar karbon berintegritas tinggi yang berdampak iklim nyata dan terukur. Ia mendorong agar aspek FOLU tercermin dalam hasil perundingan Pasal 6.4 Perjanjian Paris yang mengatur mekanisme kerja sama internasional dalam perdagangan karbon.

"Menciptakan lapangan kerja hijau, penghidupan berkelanjutan, dan komunitas yang tangguh," ucap Hashim.

Total  delapan sesi tematik yang mencakup isu mangrove, perdagangan karbon, energi terbarukan, penguatan peran masyarakat adat, hingga pemulihan gambut dan pasar karbon global, yang akan diselenggarakan di Paviliun Indonesia. Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki menekankan bahwa sektor kehutanan berperan strategis dalam mewujudkan target pengurangan emisi nasional, khususnya melalui program FOLU Net Sink 2030 dan upaya konservasi berbasis masyarakat.

"Melalui Paviliun Indonesia, Kementerian Kehutanan ingin menunjukkan bahwa pengelolaan hutan Indonesia tidak hanya tentang menjaga tutupan hutan, tetapi juga tentang menjaga keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya," ujar Wamenhut.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |