Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir kembali membuka makam Firaun Amenhotep III yang berlokasi di Lembah Para Rajapada Sabtu, 4 Oktober 2025. Situs itu ditutup untuk umum selama lebih dari dua dekade untuk restorasi.
Mengutip Xinhua, Senin (6/10/2025), makam itu milik Amenhotep III yang memerintah Mesir lebih dari 3500 tahun lalu. Lokasinya terletak di sisi barat nekropolis yang terkenal. Otoritas purbakala Mesir mengatakan makam itu pertama kali ditemukan pada 1799 dan kemudian dijarah, termasuk sarkofagusnya.
Mohamed Ismail Khaled, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, menggambarkan makam tersebut sebagai "salah satu yang paling penting dan terkemuka" di Lembah Para Raja dan mengatakan pembukaan kembali makam tersebut akan menjadi "tambahan yang sangat baik" bagi sektor pariwisata budaya Mesir.
Proyek restorasi makam itu melibatkan para ahli dari Mesir, Italia dan Jepang, yang berfokus pada pelestarian lukisan dinding makam yang rumit. "Makam ini terkenal dengan dekorasinya yang unik dan prasasti berwarna yang menggambarkan adegan religius dan simbolis perjalanan raja di akhirat," ujar Ismail.
3 Tahap Proyek Restorasi
Proyek restorasi itu berlangsung dalam tiga tahap, yakni 2001--2004, 2010--2012, dan 2023--2024. Menurut Ismail, desain makam yang rumit dan dekorasinya yang semarak menggambarkan kemakmuran seni dan budaya Kerajaan Baru masa itu.
Mengutip The Associated Press, Ismail menyebut makam tersebut berisi bingkai kotak sarkofagus yang dicuri, dengan tutupnya masih berada di tempatnya semula. Makam tersebut berawal dari lorong menurun sepanjang 35 meter dan sedalam 14 meter di bawah Lembah Para Raja.
Jalan setapak ini mencakup ruang pemakaman utama untuk raja, dan dua ruang lainnya untuk istri-istrinya, Ratu Tiye dan Sitamun. Tidak seperti makam kuno lainnya di lembah tersebut, makam ini tidak didekorasi sepenuhnya, kata Ismail.
Lukisan-lukisan di dalamnya menggambarkan Amenhotep III bersama sekelompok dewa Mesir kuno, dan ruang pemakaman tersebut berisi prasasti adegan-adegan dari Kitab Orang Mati, kumpulan mantra yang bertujuan mengarahkan orang mati melewati dunia bawah di Mesir kuno.
Firaun Paling Terkenal
Amenhotep III naik takhta saat remaja setelah kematian ayahnya, Thutmose IV. Salah satu firaun terkemuka dari Dinasti ke-18 Mesir kuno itu memerintah antara 1550 SM hingga 1292 SM. Masa pemerintahannya yang hampir 40 tahun dianggap sebagai masa keemasan perdamaian dan kemakmuran, dengan ia lebih banyak tinggal di Thebes daripada di ibu kota tradisionalnya, Memphis.
Mengutip NY Post, selama Dinasti ke-21, muminya, bersama dengan mumi kerajaan lainnya, dipindahkan ke Royal Mummies Cache, yang kemudian ditemukan di makam Amenhotep II pada 1898. Saat ini, jenazahnya disimpan di Museum Nasional Peradaban Mesir di Kairo. Mumi yang rusak parah ini dipamerkan di museum bersama 16 mumi lain dari 17 raja dan ratu Mesir kuno.
Pembukaan kembali makam tersebut dilakukan kurang dari sebulan sebelum peresmian resmi Museum Agung Mesir di dekat Piramida Giza. Museum tui dijadwalkan dibuka pada 1 November 2025.
Proyek Renovasi Piramida Giza
Mengutip Euronews, Jumat, 25 April 2025, Mesir akhirnya meluncurkan proyek renovasi Piramida Giza. Proyek renovasi salah satu situs Warisan Dunia UNESCO tersebut senilai 51 juta dolar AS, atau setara Rp859 miliar.
Pengerjaannya dipimpin Orascom Pyramids Entertainment Services Company. Negara itu berharap dapat mengatasi semua masalah tadi.
Salah satu langkah penting dalam proyek ini adalah pembukaan titik akses baru di Fayoum Highway, menggantikan pintu masuk bersejarah yang sering mengalami kemacetan. Namun, perubahan ini menuai protes dari operator tur berkuda dan unta yang merasa relokasi ke zona parkir baru akan merugikan bisnis mereka.
Mereka berpendapat bahwa jarak zona parkir yang jauh dari pintu masuk utama dapat mengurangi jumlah pelanggan. Pendiri Orascom Telecom Holding, Naguib Sawiris, menanggapi protes tersebut dengan tegas.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, ia menyebut, "Kesejahteraan masyarakat dan pelestarian situs lebih penting daripada kepentingan pribadi para pedagang."