Menjelajah Prancis Lewat Wisata Keju, dari Paris hingga Korsika

Liputan6.com, Jakarta - Wisata kuliner di Prancis kini memiliki objek baru yang menarik, yakni wisata keju. Dari museum keju terbaru di Paris, gua-gua penuaan di Jura, hingga padang domba di Korsika, keju menjadi cara untuk menjelajahi lanskap, tradisi, dan sejarah yang mungkin sulit ditemui tanpa mengikuti jejaknya atau dikenal dengan istilah terroir.

Melansir BBC, Rabu, 10 September 2025, tren wisata kuliner ini diperkirakan akan terus meningkat. Future Market Insights memprediksi pertumbuhan pasar pengalaman kuliner di Prancis hampir 16 persen dalam sepuluh tahun ke depan.

Di Prancis, istilah terroir bukan sekadar kata, tetapi cara melihat dunia. Selama ini konsep terroir lebih dikenal melalui anggur, tetapi hal yang sama berlaku untuk keju. Masyarakat Prancis telah lama menyadari hal ini, dan kini semakin banyak wisatawan yang menjelajahi negara ini.

Musée Vivant du Fromage yang baru dibuka di Paris menjadi salah satu tempat yang menonjol bagi para pecinta keju. Selain museum, wisatawan bisa mengunjungi gua-gua penuaan, pusat informasi, hingga mengikuti tur mencicipi keju. Jalur wisata regional seperti Route de Fromage juga bisa diikuti untuk bertemu produsen dan memahami bagaimana lokasi memengaruhi rasa keju.

Musée Vivant du Fromage di Paris terletak hanya beberapa langkah dari Katedral Notre-Dame yang baru direnovasi. Meskipun ukurannya kecil, museum ini menawarkan pengalaman yang kaya dan interaktif. Petunjuk pameran yang tersedia dalam bahasa Prancis dan Inggris menjelaskan proses pembuatan keju, tradisi di baliknya, serta ilmu mengenai rasa dan penuaan keju.

Layar interaktif memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi lebih dalam, sementara toko museum menghadirkan berbagai keju dari seluruh Prancis, seolah membawa pengunjung melakukan perjalanan rasa antarwilayah. Suasana museum semakin hidup dengan alunan lonceng sapi, menghadirkan nuansa padang rumput yang nyata.

Menurut Guillaume Gaubert, manajer museum, tren wisata keju ini muncul dari minat masyarakat Prancis sendiri. "Orang Prancis sangat melekat pada tanah mereka. Keju menjadi cara untuk terhubung dengan terroir masing-masing," ujarnya. Setiap wilayah memiliki keju khas, mulai dari Munster di Alsace, Camembert di Normandia, Ossau-Iraty di Basque, hingga Beaufort di Savoy.

Selain itu, wisata keju juga menarik minat wisatawan internasional. Jennifer Greco, pakar keju, menjelaskan bahwa pandemi membuat banyak orang penasaran dengan jenis keju yang mereka konsumsi. Mereka tidak hanya ingin mencicipi, tetapi juga memahami proses, sejarah, dan cerita di balik setiap keju.

Wisata keju di luar Paris juga menawarkan pengalaman yang lebih mendalam dan autentik. Di Pegunungan Jura, La Maison du Comté di Poligny menunjukkan bahwa dibutuhkan 400 liter susu untuk menghasilkan satu roda keju Comté.

Diet sapi yang beragam, terdiri dari 30 jenis tanaman, turut memengaruhi cita rasa keju. Jumlah pengunjung meningkat empat kali lipat sejak 2019, terutama setelah museum pindah ke gedung baru pada 2021.

Maison du Comté termasuk dalam jaringan atraksi regional, yang mencakup fruitières, semacam koperasi komunitas, serta ruang penuaan keju. Le Fort Saint-Antoine, bekas barak militer abad ke-19, digunakan untuk mematangkan 100.000 roda keju dan dijuluki "katedral Comté".

Para affineur, ahli pematangan keju, mengetuk setiap roda dengan palu kecil untuk menilai kualitasnya, keahlian yang memukau pengunjung. Seorang juru bicara Le Comité Interprofessionnel de Gestion du Comté menekankan bahwa wisatawan kini ingin lebih dari sekadar mencicipi. Mereka ingin memahami asal keju, bertemu pengrajin, dan merasakan warisan hidup daerah tersebut.

Di Korsika, jalur wisata kuliner Route des Sens Authentiques membawa pengunjung ke puluhan produsen lokal yang menawarkan charcuterie, anggur, dan keju Brocciu. Pengalaman mencicipi keju sambil mendengar cerita peternak di pegunungan dekat Corte memberi pemahaman langsung tentang hubungan keju, alam, dan budaya lokal, menciptakan pengalaman perjalanan yang lengkap.

Bagi wisatawan yang kurang percaya diri bepergian sendiri, ada banyak pilihan tur terpandu. Anna Juhl mendirikan perusahaan Cheese Journeys 12 tahun lalu setelah memiliki toko keju artisanal di Utah. Tujuannya adalah membantu kelompok kecil orang mempelajari lebih banyak tentang keju, lanskap, budaya, dan orang-orang yang terlibat dalam pembuatannya.

Juhl mengatakan, "Ketika Anda menyadari beberapa keluarga telah membuat keju selama 500 tahun, atau keju telah dibuat di suatu tempat selama 1.000 tahun, itu memberi konteks sejarah. Ini menceritakan banyak tentang bagaimana orang-orang hidup sebelum ada lemari pendingin. Anda melihat bagaimana keluarga-keluarga ini bertahan hidup."

Ia menambahkan, "Saya bisa melihat bahwa orang-orang memiliki keinginan kuat untuk memahami Prancis melalui keju. Kini, saya senang karena banyak orang ingin memahami terroir dan bertemu produsen sebagai cara untuk mendapatkan pengalaman perjalanan yang jauh lebih mendalam."