Mengenal Teknologi Fraksional Plasma yang Diterapkan dalam Berbagai Prosedur Perawatan Kulit

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi perawatan kulit terus berkembang di dunia estetika di Indonesia. Salah satunya lewat penggunaan teknologi fraksional plasma yang diciptakan untuk menjawab berbagai kebutuhan perawatan di klinik kecantikan, seperti skin resurfacing, pembaruan kulit, tindakan bedah, hingga stimulasi pertumbuhan rambut. 

dr Almond Wibowo .M.Biomed AAM, ahli medis estetika PLASMA PRO Indonesia, menerangkan bahwa fraksional plasma adalah jenis perawatan yang menggunakan teknologi plasma untuk merangsang regenerasi kulit. Plasma merupakan salah satu dari empat wujud materi yang bersifat suhu tinggi, konduktivitas tinggi, dan aktivitas tinggi.

Energi plasma tersebut dihasilkan melalui ionisasi gas di udara. "Plasma terbentuk ketika energi listrik digunakan untuk mengionisasi gas di udara, seperti nitrogen atau oksigen," katanya dalam pernyataan tertulis kepada Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Dengan alat fraksional plasma, energi plasma diarahkan ke permukaan kulit dalam bentuk mikro berupa titik. Energi ini menciptakan luka mikro yang kecil di area target. "Luka mikro ini memicu respons penyembuhan alami tubuh," sambungnya.

Prinsip yang sama diterapkan pada handle single plasma. Bedanya, handle single plasma memerlukan ketelitian tinggi dan durasi perawatan yang lebih lama untuk membuat luka bentuk fraksional pada kulit.

"Karena itu, handle single plasma difokuskan untuk memotong jaringan yang tidak diinginkan pada kulit menggunakan energi plasma," dia menambahkan.

Teknologi faksional plasma makin berkembang seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya keamanan dan efektivitas dalam setiap prosedur perawatan kulit. Masyarakat makin menuntut hasil yang maksimal tanpa menimbulkan efek samping jangka panjang. 

Pihaknya memperkenalkan Plasma Pro sebagai inovasi teknologi plasma 3 in 1 yang menggabungkan antara fraksional plasma, cold plasma, dan handle single plasma. Alat tersebut sudah disertifikasi FDA, Kemenkes RI, CFDE, CE, dan ISO. Sistem kerjanya memungkinkan dokter menyesuaikan intensitas energi plasma sesuai kebutuhan pasien.

"Teknologi ini bekerja tanpa kontak langsung dengan kulit, sehingga aman digunakan untuk semua jenis kulit, termasuk kulit sensitif sekalipun," kata dr. Almond. Hasil perawatannya diklaim cepat dengan minim downtime yang bisa memuaskan pasien.

Meski begitu, ada sejumlah kontraindikasi yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknologi tersebut. Wanita hamil, seseorang dengan hipertensi dan diabetes tidak terkontrol, pasien dengan alat bantu kesehatan berbahan logam pada area perawatan, penderita kanker kulit, mereka yang memiliki infeksi kulit aktif (dermatitis atau eksim parah) tidak disarankan menjalani perawatan dengan teknologi ini.

Begitu pula dengan pasien dengan bakat keloid, memiliki penyakit epilepsi, memiliki infeksi dan luka terbuka pada area perawatan, memiliki kelainan darah, pasien yang melakukan treatment filler/botox kurang dari tiga bulan, dan pasien chemical peeling/treatment ablative dalam waktu dekat sebelum tindakan.

Perawatan dengan teknologi plasma juga memiliki efek samping, di antaranya punctuate bleeding (pin point), edema, blister, terbentuk krusta di kulit, hipo-hiperpigmentasi rekuren, hipo-hiperpigmentasi permanen, dan pembengkakan sekitar area perawatan. 

Pasien perlu melakukan sejumlah perawatan pasca-tindakan. Perawatan pasca-tindakan itu meliputi:

1. Pasien akan merasakan sensasi panas atau hangat sesaat setelah treatment jika lesi mengalami perlukaan

2. Pada pasien kulit sensitif, wajah mungkin terlihat lebih merah dan bengkak, pasien dapat dioleskan krim anti iritasi/soothing cream

3. Hindari penggunaan skincare dengan bahan aktif seperti AHA/BHA, Vitamin C dan Retinoid ± 2-3 hari sebelum dan setelah perawatan.

4. Hindari penggunaan scrub atau skincare eksfoliasi lainnnya ± 2-3 hhari setelahtreatment

5. Hindari mencuci area treatment dengan air panas untuk menghindari peradangan pada kulit

6. Gunakan sunscreen setiap beraktivitas keluar ruangan

7. Gunakan skincare berbahan gentle.

8. Gunakan moisturizer untuk menghidrasi kulit

9. Jangan menggaruk area treatment yang terluka

10. Hindari panas langsung secara berlebihan untuk menghindari hiperpigmentasi