Menafsirkan Ulang Makna Sumpah Pemuda di Hari Raya Pemuda 2025

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Pemuda 2025 berlangsung akhir pekan kemarin sebagai bagian dari rangkaian kampanye nasional bertajuk "Hari Raya Pemuda." Itu merupakan sebuah gerakan yang menjadi titik temu dari semangat, keresahan, dan cita-cita orang muda Indonesia.

Selama satu hari penuh, acara yang diselenggarakan infipop dan Muda-Mudahan ini merupakan gabungan dari sejumlah kegiatan yang memadukan refleksi, aksi, serta aspirasi anak muda. Salah satunya dengan menafsirkan ulang makna Sumpah Pemuda.

"Hari Raya Pemuda 2025 sebenarnya adalah awal rangkaian menuju 100 tahun Sumpah Pemuda pada 2028 nanti. Kami melihat, penting banget untuk orang muda hari ini punya problem bersama yang disepakati, lalu narasi bersama untuk menghadapinya bareng-bareng. Kayak Jong-jong di Indonesia pada masa lalu," ujar Dhanu Riza, Chief Content Officer infipop, melalui rilis pada Lifestyle Liputan6.com, Senin (27/10/2025).

Kampanye "Hari Raya Pemuda" hadir sebagai respons terhadap kondisi generasi muda hari ini: generasi yang disebut paling terkoneksi, tapi justru kerap terfragmentasi. Mereka punya energi untuk berkarya, bersuara, dan bermimpi demi masa depan, namun sering merasa berjalan sendiri-sendiri.

Tidak ada narasi bersama yang menyatukan arah, dan tidak banyak ruang yang benar-benar memberi tempat untuk tumbuh bersama. Berangkat dari anggapan itu, Hari Raya Pemuda 2025 melangsungkan tiga sesi utama yang menjadi sorotan.

Pertama, talkshow "Gosipin Isu Masa Kini," yang membahas bagaimana komunitas lintas isu bisa terhubung, berkolaborasi, dan saling menjaga semangat kolektif bersama. Sesi ini menghadirkan Florida Andriana (ThinkPolicy), Vikra Ijas (Kitabisa), Rhaka Ghanisatria (Menjadi Manusia), dan Andi Sadha (APMF).

Promosi 1

Talkshow di Hari Raya Pemuda 2025

Kemudian, talkshow "Saat Viral Jadi Awal dari Perubahan." Sesi ini membedah bagaimana virality bisa jadi bahasa baru dalam memperjuangkan isu sosial, bersama Atha Rasyadi (Greenpeace Indonesia), Riel Tasmaya (Indozone Media), dan Firdza Radiany (Pandemic Talks).

Terakhir, unconference "Meja Diskusi Perjuangan Orang Muda." Ini merupakan forum terbuka yang merumuskan kolaborasi lintas komunitas, diikuti Dhanu Riza (infipop), Siti Desiree Nasfhia (Minutes of Manager), Dinno Ardiansyah (Muda-Mudahan), dan Aloysius Efraim (Kenapa Harus Peduli).

Selain diskusi dan talkshow, acara ini juga menampilkan arsip kolektif karya komunitas, gameskaraoke night, serta sesi networking antarpeserta dari berbagai latar belakang. Bentuk suara lainnya muncul melalui koleksi fesyen.

Koleksi Fesyen

Infipop menggandeng jenama streetwear Insurgent dalam menghadirkan koleksi eksklusif bertema "Renegade of 1928: Beyond The Pledge." Koleksi yang terdiri dari kaus, outer jacket, dan canvas bag ini jadi medium perlawanan kreatif yang mengajak generasi muda melampaui janji, dan mewujudkannya dalam aksi kolektif.

Design R.O 1928 merupakan adaptasi dari tiga simbol kunci Sumpah Pemuda: darah, bahasa, dan persatuan. Kaus jadi lambang dari pengorbanan, passion, dan akar kita. Lalu, tas merupakan representasi suara, pemikiran, dan ekspresi orang muda, sedangkan jaket berperan sebagai perangkum semua elemen, simbol dari gerakan kolektif.

Melalui acara Hari Raya Pemuda 2025, infipop berupaya menghidupkan kembali semangat Sumpah Pemuda dengan cara yang relevan bagi generasi sekarang. Mereka bermaksud menghadirkan ruang untuk berekspresi, simbol untuk bersuara, dan momentum untuk merayakan mimpi bersama.

Hari Sumpah Pemuda 2025

Hari Sumpah Pemuda, momen bersejarah yang menegaskan tekad para pemuda untuk bersatu dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia, diperingati setiap 28 Oktober. Melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Nasional, meski tidak termasuk dalam daftar hari libur, rangkum Antara.

Tanggal itu merujuk pada penyelenggaraan Kongres Pemuda II di Batavia (sekarang Jakarta). Tahun ini merupakan peringatan ke-97 peristiwa bersejarah tersebut dengan mengusung tema "Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu."

Tema tersebut menjadi pengingat bahwa semangat Sumpah Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda II tahun 1928 bukan sekadar simbol sejarah, tapi fondasi penting yang menumbuhkan rasa nasionalisme dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman bangsa hingga kini.

Foto Pilihan

Dalam foto yang diambil pada 15 Oktober 2025 ini, seorang pendaki gunung Prancis melakukan perjalanan ke puncak Jannu East yang menjadi pendakian pertama ke puncak setinggi 7.468 meter di Nepal timur. (Thibaut MAROT/AFP)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |