Lukisan Koleksi Pewaris Estee Lauder Dilelang Sotheby's, Harganya Diperkirakan Tembus Rp2,5 Triliun

3 weeks ago 36

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah lukisan potret gadis muda setinggi enam kaki karya pelukis Austria, Gustav Klimt, akan dilelang Sotheby's minggu depan. Lukisan berjudul Potret Elisabeth Lederer itu selama beberapa dekade dipajang di rumah pewaris Estee Lauder, Leonard A. Lauder, di Fifth Avenue, New York, hingga sebelum kematiannya pada 14 Juni 2025. 

Lukisan itu hanya sesekali dipamerkan ke publik, sekali di Museum of Modern Art dan beberapa kali di Neue Galerie New York yang didirikan saudaranya. Pada 2017, Lauder meminjamkannya ke Galeri Nasional Kanada untuk pertama kalinya dan di sana, lukisan tersebut berada hingga awal 2025.

Lukisan itu diperkirakan akan terjual lebih dari USD 150 juta (sekitar Rp2,5 triliun) sebagai lot teratas dalam lelang koleksi Lauder yang diselenggarakan Sotheby's. Koleksi tersebut, termasuk dua karya Klimt lainnya yang menampilkan lanskap Danau Attersee itu diperkirakan dapat terjual lebih dari USD 400 juta jika digabungkan. 

Melansir CNN, Rabu (12/11/2025), di antara karya-karya Klimt, potret Lederer, putri dari patron terkayanya di Wina, kurang dikenal. Diselesaikan dua tahun sebelum kematian Klimt pada 1918, potret tersebut menampilkan Lederer berbalut jubah ornamen tipis, dikelilingi motif-motif seni Tiongkok.

Saat digantung di rumah Lauder, lukisan itu menjadi permata dalam koleksinya. Pertama kali dipajang di ruang tamunya, kemudian dipindahkan ke ruang makannya untuk memberi ruang bagi karya kubisme berukuran besar karya Fernand Léger, menurut sejarawan seni Emily Braun, yang bekerja sebagai penasihat seni Lauder selama hampir empat dekade.

"Dia makan siang setiap kali di rumah, dan makan siangnya selalu di meja bundar kecil tepat di samping lukisan itu," ujarnya melalui telepon.

Tragedi Hidup Elisabeth Lederer

Braun mengatakan Elisabeth Lederer yang baru berusia 20 tahun saat menjadi model Klimt untuk lukisan itu adalah 'sosok yang sangat tragis'. Pada 1920-an, ketika fasisme mulai membayangi, ia menjadi seorang protestan dan menikahi seorang baron.

Tapi, sang baron menceraikannya tepat sebelum Peran Dunia II, tahun yang sama ketika putra mereka yang masih kecil meninggal. Keluarganya melarikan diri, tetapi Lederer tetap tinggal di Wina.

Ia rentan sebagai seorang perempuan Yahudi lajang, sebagaimana dicatat Sotheby's, sehingga mengklaim bahwa Klimt, yang meninggal pada 1918, sebenarnya adalah ayahnya. "Ia dilindungi sampai batas tertentu oleh pengakuan ayah tiri yang setengah Kristen dan setengah Klimt yang dibuat-buat ini, sebuah tipu muslihat yang dibantu dan didukung oleh ibunya," jelas Braun.

Klimt adalah teman dekat keluarga dan instruktur menggambarnya sejak kecil, tetapi ia juga memiliki reputasi—diduga menjadi ayah dari sejumlah anak di luar nikah. "Jadi, ini hanyalah contoh lain yang tidak mengada-ada," tambahnya. Lederer pun meninggal di usia 50 tahun dengan alasan yang tidak jelas.

Perjalanan Lukisan Potret Elisabeth Lederer hingga ke Tangan Pewaris Estee Lauder

Koleksi seni Lederer yang sangat banyak selama lebih dari satu dekade disita Nazi. Banyak pula karya Klimt yang sempat dipamerkan di Wina pada 1943 dan disimpan di Kastil Immendorf terbakar habis di akhir perang.

Namun, potret-potret keluarga yang tidak diikutsertakan dalam pameran, dipisahkan dan akhirnya diselamatkan. "Syukurlah potret ini masih ada," kata Braun.

Beberapa karya Klimt telah menjadi pusat kisah panjang pemulihan dan restitusi, tetapi pada 1948, potret Lederer dikembalikan kepada saudara laki-lakinya, Erich, yang muncul dalam gambar dan lukisan karya teman sekaligus rekan Klimt, Egon Schiele. Potret itu tetap menjadi miliknya hingga akhir hayatnya.

Pedagang seni Serge Sabarsky memperoleh potret Lederer pada 1983, dan menjualnya dua tahun kemudian kepada Lauder, yang menaruh minat yang besar pada karya Klimt. Di AS, Klimt merupakan sosok yang relatif kurang dikenal hingga Museum Solomon R. Guggenheim menggelar pameran bersama dengan Schiele pada 1965. Lauder, yang berdarah Hongaria dan Ceko, mulai mengoleksi karya-karyanya pada 1970-an, sebagian karena ikatan keluarganya dengan wilayah tersebut.

Sosok Gustav Klimt di Mata Ahli Seni

Klimt mungkin paling dikenal melalui masa keemasannya, saat ia menghasilkan ikon-ikon Art Nouveau berlapis emas "The Kiss" dan "Portrait of Adele Bloch-Bauer I." Namun, pada tahun-tahun menjelang kematiannya, di usia 55 tahun, motif-motif geometrisnya menjadi lebih cair, sapuan kuasnya lebih longgar, dan ia sangat dipengaruhi oleh seni Asia Timur, yang merupakan koleksinya yang gemilang.

Sosok-sosok yang ia lukis di sekitar Lederer dalam potretnya kemungkinan besar didasarkan pada karya seni Tiongkok milik Klimt, menurut Sotheby's, sementara jubah naga Tiongkok yang dikenakannya dalam lukisan itu dimaksudkan sebagai simbol kekuasaan yang mencolok. Konon, sang seniman tidak ingin berpisah dengan lukisannya, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.

Untuk waktu yang lama, potret Lederer masih membawa beban pernikahannya, tetapi itu berubah ketika berada di tangan Lauder. Lukisan itu sempat disebut Potret Baroness Elisabeth Bachofen-Echt meskipun Lederer baru berusia 20 tahun dan belum menikah ketika Klimt melukisnya. Braun menyarankan Lauder untuk mengubahnya, kenangnya.

"Saya bilang ke Leonard, 'Ini tidak benar.' Ini dipesan saat dia masih lajang. Ini dipesan oleh keluarganya, dan suaminya memperlakukannya dengan sangat buruk — mengapa kita menyebutnya dengan judul ini?" kata Braun. "Jadi kami kembali ke judul aslinya, dan itulah sebutannya sekarang."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |