Laporan Liputan6.com dari Makkah: Hati yang Tertinggal di Segelas Jus Jeruk

Liputan6.com, Makkah - Pagi itu, Selasa, 11 November 2025, saya dan rombongan Accor Media Trip menikmati sarapan terakhir kami di Pullman Zamzam Makkah. Berbeda dari dua pagi sebelumnya, yang mana sarapan disantap dari nyamannya kamar, kami turun ke The Tea Garden untuk merasakan sensasi breakfast buffet.

Menyadari bahwa itu merupakan penutup rangkaian sesi makan selama dua malam menginap di sana, saya tidak bisa melepaskan pandangan dari segelas jus jeruk yang berhasil memenangkan hati─dan tentunya lidah─saya. Minuman itu saya teguk perlahan supaya keseluruhan rasanya terinventori dalam memori.

Jika ditanya apa istimewanya, saya hanya bisa menjamin bahwa rasanya berbeda dari semua jus jeruk yang pernah saya minum. Saya diberi tahu bahwa jus jeruk itu tidak memakai tambahan apapun, termasuk air dan gula, jadi hanya sari jeruk murni.

"Jeruknya dari mana?" saya sempat bertanya, yang dijawab bahwa itu berasal dari kota tetangga Makkah: Thaif. Jus jeruk ini cenderung kental, dengan perpaduan rasa manis dan asam yang seimbang. Yang mengherankan, rasanya konsisten sejak saya meminumnya di hari pertama─tidak pernah terlalu manis maupun terlalu asam, pas.

Segelas jus jeruk itu tidak semata jadi penyelamat dahaga, tapi juga pendamping yang pas untuk macam-macam sajian yang saya santap untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Dari atas meja makan, kami diajak berwisata gastronomi, melihat dan mencicipi kuliner Arab Saudi dalam bentuk paling autentik.

Resident Manager Pullman Zamzam Makkah, Achmad Bidr, mengatakan di sela hotel tour, Senin, 10 November 2025, bahwa pihaknya berupaya menggunakan bahan-bahan makanan dan minuman lokal, yang diambil dari kota-kota di seluruh Arab Saudi.

Dari situ, tersajilah kabsa, sajian nasi campur dengan lauk daging ayam dan kambing berbumbu rempah-rempah khas. Menurut saya, kabsa kambing terasa lebih sedap, karena dagingnya yang empuk dan tanpa bau menciptakan tekstur yang menarik saat disantap bersama nasi.

Kami juga sempat menyantap saleeg dengan daging ayam dan kambing. Lagi-lagi, menurut lidah saya, padanan dengan daging kambing terasa lebih nikmat. Tekstur saleeg yang lembut, hampir seperti bubur, tapi pakai susu, alih-alih santan, membentuk kontras yang menarik dengan daging kambing.

Kami pun menikmati sajian yang memadukan cita rasa Arab Saudi dan Indonesia. Ya, ada dua juru masak asal Indonesia di Pullman Zamzam Makkah yang secara khusus menyiapkan hidangan Indonesia untuk memastikan keaslian rasa. "Jemaah Indonesia mendominasi daftar tamu kami, jadi kami mau memastikan mereka memakan makanan seperti saat mereka di rumah," ucap Bidr.

Saya menyantap nasi mandhi yang dihidangkan bersama sate maranggi dan sate lilit, lengkap dengan acar dan aneka sambal untuk makan siang. Tidak saya sangka, perpaduan ini ternyata sangat cocok. Nasi mandhi yang harum dan bertekstur tidak terlalu lembek membuat bumbu kacang sate maranggi terasa lebih medok.

Sate lilit yang disantap bersama sambal matah juga tidak kalah menggoda. Ketika makan malam, kami dihidangkan aneka makanan laut yang disajikan bersama nasi goreng khas Indonesia. Kendati nasi gorengnya nikmat, saya justru tidak bisa berhenti makan mashed potatoes yang creamy nan lembut, tapi tidak bikin enek.

Untuk makanan penutup, favorit saya adalah konafa with dates. Perpaduan garingnya konafa dan lembutnya selai kurma membuat tekstur dessert ini jadi menarik dan yang paling penting, tidak terlalu manis.

Bidr mengatakan, para tamu dapat menikmati hidangan Kontinental, Asia, dan Arab autentik di semua area makan di Pullman Zamzam Makkah. Para juru masak menawarkan tampilan inovatif dan hidangan yang disempurnakan di restoran Al Zahra dan Al Yasmin.

Sementara itu, The Tea Garden menawarkan beragam pilihan kopi, teh, makanan ringan, dan kue kering sepanjang hari hingga tengah malam. Al Amber menyajikan cita rasa internasional dan favorit lokal dalam bentuk prasmanan, sedangkan layanan kamar 24 jam juga tersedia untuk menu keluarga spesial berdasarkan permintaan.

Dalam suasana lebih privat, terdapat lounge tradisional Arab yang terletak di lantai 31, Al Majlis. Area ini menyajikan kopi, teh, minuman tradisional, dan kue kering, tempat yang sempurna untuk berkumpul bersama teman dan keluarga.