Kuliah Masih Penting Nggak Sih? Fakta ini Bisa Bikin Kamu Mikir Ulang

12 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta Pernah nggak sih kamu ngerasa hidup kayak lari maraton? Baru aja lulus sekolah, udah dituntut kerja, bantu orang tua, nabung, tapi di sisi lain juga pengen punya masa depan yang lebih aman. Kadang rasanya waktu 24 jam itu nggak cukup buat ngejar semuanya. Di tengah ritme hidup yang serba cepat ini, banyak anak muda mulai nanya hal yang sama: “Emang kuliah masih wajib nggak sih di zaman sekarang?” Jawabannya? Relatif. Karena faktanya, nggak semua orang punya kesempatan yang sama buat kuliah. Buat sebagian orang, bisa lanjut ke pendidikan tinggi itu udah termasuk privilege karena butuh waktu, biaya, dan kondisi hidup yang mendukung. Tapi satu hal yang tetap relevan sampai sekarang: pendidikan masih jadi salah satu jalan paling aman buat masa depan.

Di dunia kerja yang makin kompetitif, punya bekal pengetahuan dan skill formal bisa jadi pembeda besar. Apalagi kalau ditambah pengalaman kerja nyata itu kayak kombinasi teori dan praktik yang bikin kamu selangkah lebih siap dari yang lain.      

Cuma, nggak semua orang punya kesempatan yang sama buat kuliah. Kalau lihat datanya, jumlah anak muda Indonesia yang lanjut ke perguruan tinggi itu baru sekitar tiga dari sepuluh orang. Lumayan naik dibanding sepuluh tahun lalu, tapi kalau dibanding sama Malaysia yang udah hampir setengahnya kuliah, atau Singapura yang nyaris semuanya, jaraknya masih jauh banget. Bukan karena kita kurang niat tapi karena realitanya, kuliah memang nggak murah. Biayanya terus naik tiap tahun, bahkan sekarang rata-rata sudah nyentuh belasan juta rupiah per tahun. Dan itu baru uang kuliah, belum termasuk biaya hidup kalau kamu harus pindah ke kota lain.

Makanya banyak yang akhirnya milih kuliah sambil kerja, supaya bisa terus lanjut tanpa ngebebanin keluarga. Kamu pasti sering dengar cerita mahasiswa yang kerja paruh waktu jadi barista, bantu dosen, atau buka usaha kecil-kecilan. Faktanya, jumlah mahasiswa kayak gitu makin banyak, terutama di kota besar seperti di Jakarta. Mereka ngebagi waktu antara kerja, kuliah, dan kadang istirahat seadanya. Tapi semangatnya luar biasa. Banyak dari mereka yang justru makin percaya diri karena bisa buktiin, kuliah bukan cuma buat yang punya waktu atau uang lebih.      

Kenyataannya, generasi sekarang tuh punya semangat belajar yang beda. Mereka nggak mau cuma dapat gelar mereka pengen ngerti, bisa, dan punya pengalaman nyata. Ada survei bahkan nunjukin kalau mayoritas Gen Z yang kuliah ngerasa lebih siap bersaing di dunia kerja karena kampus ngasih mereka ruang buat mikir kritis dan berkembang. Dan ya, banyak yang bisa “sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.” Ada yang kuliah sambil kerja, sambil ngonten, atau sambil bantu usaha keluarga. Kalau dulu itu kedengarannya mustahil, sekarang udah banyak yang bisa.      

Dulu, kuliah sambil kerja itu kayak mimpi. Harus bolak-balik ke kampus, ngerjain tugas, belum lagi shift kerja yang bentrok. Tapi sekarang, teknologi bikin semuanya berubah. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, kuliah bisa dilakukan dari mana aja bahkan dari ponsel. Kamu bisa nonton kuliah pagi sambil ngopi di warung, atau kerjain tugas di sela jam kerja. Semua bisa jalan bareng, karena sistemnya fleksibel banget. Yang menarik, model belajar kayak gini udah lama banget ada di Indonesia. Bahkan jauh sebelum dunia heboh dengan kuliah online, ada satu kampus yang udah mulai duluan yaitu Universitas Terbuka.

Sejak 1984, UT udah jadi pelopor sistem kuliah jarak jauh, dan sampai sekarang tetap relevan karena justru inilah gaya belajar masa depan: fleksibel, digital, dan terbuka buat siapa pun. UT ngebuktiin bahwa kuliah itu nggak harus pindah kota, nggak harus ninggalin kerjaan, dan nggak perlu takut soal waktu. Semua orang bisa kuliah sesuai ritmenya sendiri.        

Konsep kampus ini nyatu banget sama gaya hidup anak muda sekarang. Multitasking, melek digital, dan nggak mau dikekang waktu. Bisa kerja, magang, ngonten, atau ngejar passion sambil kuliah. Selain fleksibel, biaya kuliah di UT juga lebih terjangkau dibanding kampus kebanyakan. Dan soal kualitas? Jangan khawatir. Ijazah UT punya nilai yang sama kayak kampus lain, bahkan diakui juga di tingkat internasional. Belum lagi, komunitasnya sangat luas. Ada ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia dari kota besar sampai daerah 3T yang saling terhubung lewat sistem online, tutor, dan komunitas belajar digital. Kampus virtual yang selalu bisa kamu akses kapan aja.        

Dunia kerja sekarang nggak cuma butuh orang pintar, tapi juga orang yang bisa berpikir kritis dan beradaptasi cepat. Itu kenapa kuliah masih jadi hal penting bukan sekadar buat dapat gelar, tapi buat belajar cara berpikir, bukan cuma apa yang dipikirkan. Dan kalau kamu bisa dapetin semua itu tanpa harus ngorbanin pekerjaan, waktu, atau jarak kenapa nggak? Dengan sistem belajar fleksibel di UT, kamu bisa kerja, healing, atau ngejar mimpi sambil tetap upgrade diri.

Karena pada akhirnya, sukses itu bukan tentang siapa yang paling cepat sampai, tapi siapa yang paling konsisten belajar dan terus berkembang. Dan kadang, langkah kecil buat masa depan besar bisa dimulai dari satu keputusan sederhana: kuliah di tempat yang kasih kamu ruang buat belajar tanpa batasan Universitas Terbuka.

(*)

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |