Kourtney Kardashian Meluncurkan Lolipop Seharga Rp 99 Ribu untuk Kesehatan Vagina

Liputan6.com, Jakarta - Produk baru Lemme milik Kourtney Kardashian membuat banyak orang mengeryitkan dahi. Produk terbaru suplemen Lemme Purr—permen dan pil probiotik yang dirancang untuk mendukung kesehatan vagina—diluncurkan secara dalam bentuk lolipop.

Melansir NY Post, Rabu (29/10/2025), bahan utama dalam lolipop seharga 5,99 dolar Amerika Serikat (AS) (sekitar Rp 99 ribu) per kemasan adalah bakteri probiotik Bacillus coagulans. Probiotik disebut dapat membantu menjaga mikrobioma vagina, ekosistem bakteri dan jamur yang hidup di dalam vagina.

Itu penting, karena ketika mikrobioma vagina tidak sehat—misalnya, terdapat terlalu banyak bakteri jahat atau tidak cukup bakteri baik—perempuan berisiko mengalami masalah, seperti vaginosis bakterial, infeksi jamur, dan vaginitis aerobik.

"Hal ini juga dapat mengakibatkan risiko lebih tinggi terhadap kondisi kesehatan lain. Penelitian bahkan telah mengaitkan perubahan tertentu pada mikrobioma vagina dengan komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur," ujar Olivia Cassano dari Evvy, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam layanan kesehatan wanita.

B. coagulans khususnya menghasilkan asam laktat, yang membantu tubuh kita menjaga tingkat pH. Asam laktat juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan membantu mengatur gula darah. Beberapa penelitian juga menunjukkan hal itu dapat memperbaiki gejala IBS, seperti kembung, kram, dan diare.

Lolipop baru ini juga dibuat dengan vitamin C, yang menurut merek tersebut menambahkan manfaat antioksidan dan pro-kolagen. Juga, ditambah ekstrak nanas untuk memberi rasa yang menyenangkan.

Bahan-bahan lolipop tersebut diklaim vegetarian, bebas gluten, non-GMO, dan dibuat dengan gula asli, dengan jumlah kalori 70. Ini adalah suplemen lolipop kedua dari Lemme.

Yang pertama, Lemme Glow, ditujukan untuk rambut, kuku, dan kulit, dan merupakan edisi terbatas, kendati Lemme mengatakan produk ini akan terus ada. "Komunitas kami jatuh cinta dengan lolipop pertama kami, jadi saya tidak sabar untuk membawanya kembali dengan cara baru," kata Kardashian dalam keterangannya.

"Permen lolipop Lemme Purr adalah kelanjutan yang menyenangkan dari salah satu produk terlaris kami, dan saya suka bagaimana permen ini mengubah perawatan diri sehari-hari jadi sesuatu yang manis dan sederhana," perempuan berusia 46 tahun itu menambahkan.

Kardashian jelas berada di garis depan tren suplemen lolipop, dengan produk pertamanya diluncurkan tahun lalu. Ia memimpin dalam hal ini, bersama It Girl Vitamins, yang menjual lolipop dengan peptida dan sayuran hijau.

Ada juga beberapa pilihan untuk anak-anak, termasuk Olly's Focus Buddies L'OLLY Pops untuk kesehatan otak anak-anak, Multeez Daily Multivitamin Pops untuk anak-anak, dan YumEarth's Vitamin C Pops.

Sementara itu, saudaranya, Khloe Kardashian, telah meluncurkan popcorn protein merek Khloud miliknya, beberapa bulan lalu. Tidak ada yang salah dengan peluncuran camilan ini, tapi ketika pemasaran dan pencitraan merek mulai dilakukan, banyak hal yang dipertanyakan.

Melansir Huff Post, 1 Mei 2025, kemasan popcorn ini dilengkapi frasa, seperti "produk bagus" dan "tanpa filler atau produk palsu." Camilan yang diklaim mengandung tujuh gram protein per sajian ini juga dijanjikan "tidak perlu membuat Anda merasa bersalah" dalam wawancara People dengan Khloe.

Bahasa-bahasa "bebas rasa bersalah," "baik," dan "buruk" yang merujuk pada makanan adalah budaya diet yang menurut para ahli harus diwaspadai konsumen. "'Bebas rasa bersalah' mengimplikasi moral pada makanan ketika kita tidak perlu memberi label baik atau buruk pada makanan kita," kata Beth Auguste, ahli diet kesehatan ibu di Philadelphia.

Meski ada beberapa bahan tambahan makanan yang dapat membahayakan, memandang makanan sebagai "baik" atau "buruk" terlalu berlebihan, imbuhnya. "Anda tidak 'berperilaku buruk' jika makan makanan yang mengandung bahan berbahaya, Anda jadi manusia yang hidup di ruang di mana Anda tidak mungkin dapat mengendalikan segala sesuatu yang masuk ke dalam makanan yang Anda makan," menurut Auguste.

Berbicara tentang makanan sebagai "bebas rasa bersalah" juga tidak tepat. "Rasa bersalah adalah respons emosional yang dimaksudkan saat kita menyakiti orang lain, bukan makan camilan," kata Cristina Hoyt, ahli gizi klinis di Philadelphia dan pembawa acara podcast "Millennial Body Image Project."