Konser BLACKPINK di Bangkok Digelar di Masa Berkabung Wafatnya Ratu Sirikit, Penonton Diminta Berbaju Hitam atau Putih

Liputan6.com, Jakarta - Konser BLACKPINK di Bangkok pada Jumat--Minggu, 24--26 Oktober 2025, berlangsung sesuai rencana meski negeri itu sedang berkabung atas wafatnya Ratu Sirikit pada Jumat malam, 24 Oktober 2025, di usia 93 tahun. Untuk menghormati mendiang ibu suri, para penggemar pun diminta untuk berpakaian hitam atau putih.

"Dalam rangka memperingati dan menunjukkan rasa hormat kami yang mendalam kepada Yang Mulia Ratu Sirikit, Ibu Suri, kami dengan hormat meminta seluruh peserta konser ‘BLACKPINK WORLD TOUR <DEADLINE> IN BANGKOK’ di Stadion Rajamangala pada 25 dan 26 Oktober untuk mengenakan pakaian hitam atau putih sebagai tanda berkabung dan penghormatan," demikian pengumuman yang dibuat, dikutip dari The Nation, Senin (27/10/2025).

Lewat sejumlah unggahan anggota BLACKPINK, kostum para member pun ikut disesuaikan. Di unggahan Insta Story Jisoo, misalnya, walau tetap berciri khas BLACKPINK, kostum panggung berpotongan mini dirancang hanya menggunakan warna monokrom. Sementara, Rose terlihat mengenakan busana serba hitam saat gladi resik untuk hari ke-3 konser di Bangkok itu.

Mengutip Chanel News Asia, masa berkabung wafatnya Ratu Sirikit berlangsung selama setahun ke depan, dimulai pada Minggu, 26 Oktober 2025. Para bangsawan kerajaan yang berduka akan memberikan penghormatan kepada prosesi yang membawa jenazahnya untuk disemayamkan di Istana Agung Bangkok.

Aturan berpakaian serba hitam atau warna kalem berlaku untuk semua kalangan. Para penyiar berita televisi membawakan berita dengan busana hitam, situs web media pun beralih ke warna monokrom. 

Laporan jurnalis AFP menyebutkan sekitar setengah dari orang-orang di supermarket dan di jalan perbelanjaan di pusat kota Bangkok mengenakan warna berkabung tradisional Thailand, yaitu hitam atau putih. Penghormatan hitam putih untuk matriark kerajaan disiarkan melalui papan reklame digital yang menjulang tinggi, di TV di supermarket dan lobi hotel, serta sebagai pengumuman pop-up di aplikasi perbankan Thailand.

Warga juga diminta mengurangi acara publik yang bersifat perayaan selama 90 hari ke depan. Sementara, jenazah mantan ratu diarak singkat dari Rumah Sakit Chulalongkorn ke kediaman keluarga kerajaan Thailand, tempat dia akan disemayamkan selama satu tahun sebelum dikremasi.

Ratusan pelayat berpakaian hitam juga memasuki Istana Agung sejak Minggu pagi, bahkan sebelum jenazah Sirikit tiba, memberikan penghormatan kepada potret-potret indah yang menggambarkannya.

"Saya tahu hari ini akan tiba suatu hari nanti, tetapi sekarang telah tiba, saya sedih -- sangat sedih," kata Taksina Puttisan, seorang pekerja asuransi berusia 52 tahun. "Kebaikannya terhadap rakyat Thailand akan selalu kami ingat."

Sirikit disebut sebagai "Ibu Negara" dan hari ulang tahunnya ditetapkan sebagai Hari Ibu Negara. Selama 66 tahun pernikahannya dengan Raja Bhumibol Adulyadej, Sirikit mengukir reputasi ganda sebagai seorang fashionista yang gemerlap dan sosok ibu yang penyayang bagi bangsa. 

Ratu Sirikit mendampingi Raja Rama IX itu dari 1946 hingga 2016, melewati era pasca-Perang Dunia II hingga sebelum Donald Trump memenangkan kursi Presiden Amerika Serikat. Meskipun putra Bhumibol mewarisi takhta sekitar sembilan tahun yang lalu, banyak yang masih menghormatinya sebagai pemimpin negara yang paling teguh dan Sirikit sebagai pendamping setianya.

Sirikit pensiun dari sorotan publik dalam beberapa tahun terakhir, privasinya dirahasiakan oleh undang-undang lese majeste yang ketat yang membatasi apa yang dapat dilaporkan tentang keluarga kerajaan. Sirikit telah "menderita beberapa penyakit" saat dirawat di rumah sakit sejak 2019, termasuk infeksi darah bulan ini, ungkap pihak istana dalam sebuah pernyataan.

Mendiang Sirikit bertemu suaminya saat ia sedang belajar musik di Paris, tempat ayahnya bertugas sebagai duta besar Thailand untuk Prancis. "Itu adalah benci pada pandangan pertama," katanya dalam sebuah film dokumenter BBC pada 1980 tentang monarki Thailand berjudul 'Soul of a Nation', sambil menambahkan bahwa sang raja datang terlambat pada pertemuan pertama mereka.

"Karena dia bilang akan datang pukul empat sore, tapi baru muncul pukul tujuh malam. Akibatnya, saya berdiri di sana selama berjam-jam." Pasangan itu menikah pada 28 April 1950, hanya seminggu sebelum Raja Bhumibol dinobatkan di Bangkok.