Koleksi 3 Desainer Indonesia Melenggang di Busan Fashion Week 2025

14 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - JF3 Fashion Festival menggandeng tiga desainer dan brand Indonesia tampil di Busan Fashion Week 2025, Busan, Korea Selatan, akhir bulan lalu. Mereka adalah LAKON Indonesia, Hartono Gan, dan Ernesto Abram.

Penampilan ketiganya merupakan bagian dari kerja sama JF3 Fashion Festival dengan Pemerintah Metropolitan Busan, yang secara resmi telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU). Penandatanganan ini dianggap jadi tonggak penting dalam membangun kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang mode dan industri kreatif.

Melalui kerja sama ini, kedua pihak berkomitmen mengembangkan jaringan pertukaran pengetahuan, program pengembangan desainer, serta peluang bisnis yang berkelanjutan di Asia.

Advisor JF3 Fashion Festival, sekaligus Founder LAKON Indonesia, Thresia Mareta, mengatakan melalui rilis pada Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 7 November 2025, "Kami ingin memperluas makna dari kata ekspansi. Bagi kami, ini bukan hanya tentang tampil di panggung, tapi juga membangun fondasi masa depan bersama."

LAKON Indonesia memboyong koleksi "URUB" yang mengangkat filosofi transformasi melalui penyempurnaan. Rangkaiannya menampilkan interpretasi modern dari teknik sulam dan tenun tradisional Indonesia, memadukan detail manual dengan siluet kontemporer yang tenang dan berkarakter.

Sementara itu, Hartono Gan menghadirkan karya yang menonjolkan tailoring eksperimental dengan konstruksi arsitektural, merepresentasikan kekuatan bentuk dan disiplin desain yang berpadu dengan sensibilitas modern Asia.

Tidak ketinggalan, Ernesto Abram menampilkan koleksi yang menggabungkan unsur romantisisme dan kebebasan lewat permainan warna lembut, volume organik, dan sentuhan tekstur yang menggambarkan ekspresi personal yang jujur dan artistik. 

JF3 Fashion Festival

Partisipasi ini jadi bagian dari visi JF3 Fashion Festival "Recrafted: A New Vision" dalam mengangkat kreativitas dan keahlian tangan Indonesia ke tingkat global melalui kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.

Lebih dari itu, JF3 bermaksud membangun koneksi berkelanjutan antara pelaku industri, desainer, dan mitra bisnis, menegaskan komitmen festival ini dalam mengeksekusi ekspansi internasional secara mendalam dan strategis.

Dalam empat tahun terakhir, pihaknya telah berupaya memperkuat posisinya melalui berbagai kolaborasi internasional, termasuk kerja sama dengan Prancis, sebelum kini meluaskan jejaring ke Korea Selatan. JF3 percaya bahwa Asia memiliki kekuatan untuk jadi pusat kreativitas dunia dengan budaya, keterampilan, dan inovasi sebagai fondasinya.

Semangat Indonesia dan Korea

Melalui kolaborasi dengan Busan, mereka bertekad membangun jejaring kreatif Asia yang berorientasi pada masa depan, di mana kreativitas jadi bahasa bersama untuk pertumbuhan ekonomi dan budaya.

Thresia mengatakan, "Kami percaya bahwa kolaborasi adalah bentuk kompetisi baru. Indonesia dan Korea memiliki semangat yang sama; menghormati warisan budaya, sekaligus berani berinovasi. JF3 hadir untuk jadi jembatan antara dua negara agar kolaborasi ini tidak berhenti di panggung, namun berlanjut dalam bentuk kerja sama nyata dan berkelanjutan."

Sebelumnya, tiga desainer asal Korea Selatan, yakni Choi Chung-hoon, Baek Juhee, dan Junebok Rhee, berpartisipasi dalam acara Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2025. Karya mereka unjuk gigi di salah satu ajang mode bergengsi di Indonesia yang tahun ini berlangsung di dua lokasi, yakni pada 24─27 Juli 2025 di Summarecon Mall Kelapa Gading dan 30 Juli--2 Agustus 2025 di Summarecon Mall Serpong.

3 Desainer Korea JF3 Fashion FestivalF3

Ketiga desainer Korea itu dikenal punya gaya unik yang menggabungkan unsur tradisional Korea dengan sentuhan modern. Karya mereka ditampilkan pada Sabtu, 26 Juli 2025.

Choi Chung-hoon melalui labelnya DOUCAN bertema rekonstruksi memori atau membangun kembali kenangan-kenangan koleksi yang telah ia buat sebelumnya. Sementara itu, Baek Juhee  membawa REONVE, merek mode premium yang menginterpretasi estetika tradisi Korea dalam bentuk modern.

Saat jumpa pers, ia berkata, "Melalui REONVE, saya menghadirkan busana yang elegan dan berkelanjutan. Busana ini dibuat secara handmade oleh para pengrajin, dirancang untuk momen yang bermakna dan tidak terlupakan."

Junebok Rhee, pendiri merek busana bernama RE RHEE, mengeksplorasi terbentuknya dan lenyapnya mode secara sementara, serta keberadaan dan hilangnya esensi dibaliknya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |