Kolaborasi Perdana Kopi Tuku x Casio, Jadikan Kedai Kopi Tempat Jualan Jam Tangan

2 weeks ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Kolaborasi lintas bidang kembali terjalin. Kali ini, jenama jam tangan asal Jepang, Casio, menggandeng Kopi Tuku dalam kampanye bertajuk 10:00. Kampanye tersebut menjadi momen simbolis saat hari benar-benar dimulai.

Kampanye dijalin bersamaan dengan ulang tahun satu dekade Kopi Tuku dan 50 tahun Casio. Itu menjadi kolaborasi perdana Casio dengan brand kopi di seluruh dunia. Kesamaan misi menjadi latar belakang kerja sama bisa terjalin antar-brand berbeda kategori itu.

"Casio dan Tuku memiliki semangat yang sama dalam menemani kehidupan sehari-hari. Tuku hadir sebagai tetangga yang ramah dan hangat, sementara Casio juga ingin menjadi tetangga yang baik bagi masyarakat Indonesia, mudah dijangkau, bisa diandalkan, dan selalu hadir di setiap langkah kehidupan," ujar Koji Yokoshima, Chief Representative Casio Singapore PTE LTD Jakarta Representative Office, dalam keterangan tertulis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Senin, 17 November 2025.

Lewat kolaborasi tersebut, Casio menjadikan kedai kopi sebagai etalase penjualan ragam jam tangannya, terutama yang modelnya klasik seperti Casio F91. Kolaborasi itu secara resmi diluncurkan pada 20 November 2025.

Berkonsep gift with purchase (GWP), pelanggan dapat memperoleh hadiah eksklusif setiap pembelian di toko-toko terpilih, terutama tempat Toserbaku berada. Merchandise yang disiapkan akan berbeda setiap jangka waktu tertentu mengingat durasi kolaborasi yang terjalin akan berlangsung cukup panjang.

Proyek Kolaborasi Kopi Tuku dan Casio Hanya di 10 Toko

Kolaborasi itu secara resmi diluncurkan pada 20 November 2025. Kolaborasi hanya tersedia di 10 toko TUKU di Jabodetabek, meliputi Kemang, Jatinegara, Cipete, Santa, GBK, JDC, Puri Indah, Bintaro, Icon, dan Pancoran Mas. Di setiap toko juga dihadirkan area experience agar pengunjung dapat mencoba langsung koleksi jam tangan yang ditawarkan.

"Kolaborasi ini adalah bentuk apresiasi terhadap hal-hal kecil yang memberi makna besar," ujar Diana Frances, Vice President of Expansion & Growth Toko Kopi Tuku. "Bagi kami, baik kopi maupun waktu mengajarkan hal yang sama: untuk berhenti sejenak, menikmati momen, dan melangkah kembali dengan semangat baru."

Dalam peluncuran TUKU x CASIO ‘10:00’ digelar melalui acara terbatas di TUKU Jatinegara, Dux Stella Voce yang membuat aransemen acapella dari musik Sedasa oleh Tetangga Tuku tampil. Acara ini menggambarkan perjalanan hari yang utuh dimulai dari pagi yang hangat hingga siang yang penuh energi, sejalan dengan semangat TUKU yang kini memasuki dekade keduanya.

Sedasa, yang berarti sepuluh, juga menjadi simbol sepuluh tahun perjalanan TUKU dalam membangun komunitas dan menemani ritme hidup tetangga-tetangganya. Dari langkah pertama menuju toko, obrolan ringan di kasir, hingga momen rehat yang jadi bagian dari keseharian.

Kolaborasi Hadirkan Meja Kursi untuk Siswa SD di Kalimantan

Kolaborasi lain dijalin Kopi Tuku dengan Bumiterra untuk menghadirkan kursi dan meja hasil daur ulang plastik untuk para pelajar SDN 24 Rumbih, di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Menyambut Hari Pahlawan, Tku dan Bimiterra menggandeng Wastgood, UMKM yang mengolah limbah plastik menjadi furnitur fungsional dan estetis.

Total ada 60 kursi dan 30 meja belajar panjang yang didonasikan untuk para siswa SD. Wastgood juga menyiapkan enam set meja dan kursi untuk para guru. Total sekitar 600 kilogram sampah plastik jenis HDPE dan LDPE didaur ulang untuk proyek tersebut, berasal dari donasi warga, bank sampah, serta kolaborasi dengan pemulung dan pengepul lokal.

Prosesnya melibatkan pemilahan warna oleh ibu-ibu yang dilatih secara khusus, pengolahan material, dan perakitan modular knock-down agar mudah dikirim ke daerah terpencil seperti Desa Rumbih. Setiap unit tidak hanya fungsional, tetapi juga membawa pesan tentang tanggung jawab terhadap lingkungan.

"Kami percaya bahwa kesadaran akan gaya hidup ramah lingkungan harus ditanamkan sejak dini. Ketika anak-anak tahu bahwa kursi mereka berasal dari gelas dan botol plastik yang didaur ulang, mereka mulai peduli," kata Arif, Co-Founder Wastgood, dalam keterangan tertulis terpisah.

Alasan Pakai Kursi dan Meja Hasil Daur Ulang Plastik

Para siswa diajak untuk merakit meja dan kursi sendiri. "Melihat mereka turut merakit meja dan kursi sendiri adalah momen yang menyentuh. Karena dari proses itu, tumbuh rasa memiliki dan semangat berkarya," ujar Arif lagi.

Sebelumnya, Marketing Associate Nadiza Afia menjelaskan bahwa perabotan berbahan plastik daur ulang ini sengaja dipilih agar kuat, aman, dan tahan lama. Dibandingkan kayu yang cenderung cepat rusak dan lapuk, plastik jauh lebih awet.

"Dengan memanfaatkan sampah plastik, kami ingin menunjukkan bahwa sesuatu yang dianggap masalah bisa berubah menjadi solusi. Selain itu, perawatannya juga sangat sederhana, cukup dilap saja," kata dia.

Rencana pengadaan meja dan kursi di SDN 24 Rumbih, sambung Nadiza, sudah muncul lama. Baru pertengahan Juli 2025, pihaknya mulai bisa mewujudkannya setelah tim Tuku memutuskan untuk ikut mendukung pengadaan meja dan kursi. 

"Lewat donasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari ruang kelas, dengan furnitur yang ramah lingkungan, dibuat oleh tangan-tangan lokal, dan digunakan oleh anak-anak yang kelak akan menjaga alam ini. Karena masa depan Indonesia ada di tangan mereka," kata Kevin Ivandra, Sr. Community Development Officer MAKA – perusahaan induk yang menaungi jenama seperti TUKU. Di samping, mereka juga menggalang dana publik melalui laman https://kitabisa.com/campaign/renovasisdn24rumbih.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |