Kisah BELIEVE dari Jenama Biasa, Gambarkan Perjalanan Jiwa Manusia Lewat 70 Tampilan

3 weeks ago 34

Liputan6.com, Jakarta - Hadir pertama kali di runway Jakarta Fashion Week (JFW) 2026, koleksi terbaru jenama Biasa, Believe, kembali dihadirkan lewat presentasi re-seen di butik mereka yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan. Koleksi yang digagas Susanna Perini, founder sekaligus direktur kreatif jenama itu itu dimulai dari sebuah keyakinan yang kontroversial namun esensial. 

"Jadi, ide keyakinan ini seperti mengatakan bahwa kita memiliki ketahanan (resilience) yang membuat kita melihat ke dalam. Ini bukan hanya tentang harapan atau kepercayaan atau kepositifan saja, ini tentang hal yang lebih besar," ujar Perini, ditemui Selasa, 4 November 2025.

Total ada 70 looks dalam koleksi tersebut yang disusun menjadi tujuh urutan. Bukan sekadar peragaan busana, melainkan sebuah narasi visual tentang tujuh tahap perkembangan jiwa manusia yang mengakui esensi terdalam dari jiwa adalah kerapuhan dan kerentanan.

Secara visual, kerapuhan ini diterjemahkan melalui pilihan material dan palet warna. Kita akan menemukan warna-warna yang lebih lembut, lebih halus, dan bahan-bahan yang terasa lebih ringan di kulit.

Penggunaan bahan yang lembut ini merefleksikan sensitivitas dan kehalusan perasaan manusia saat menghadapi masa-masa sulit. Filosofinya kuat, untuk menjadi tangguh, harus terlebih dahulu mengakui, menerima, dan memeluk kerapuhan tersebut. 

"Jadi, misalnya kalian mendapatkan kesulitan atau sedang melewati masa sulit, mungkin kalian rapuh, just admit it, accept it, embrace it, and you will find beauty and strength from it (akui saja, terima, peluk, dan kalian akan menemukan keindahan serta kekuatan darinya)," kata Chekka Riesca, manajer pemasaran BIASA.

Awal Baru dan Kejernihan Pikiran, Warna dan Kain yang Menuntun Optimisme

Perjalanan jiwa dalam koleksi ini berlanjut menuju tahap Permulaan Baru (The New Beginning), yang secara visual diwakili oleh perpaduan warna penuh makna. Penggunaan warna hijau wasabi yang segar dan putih tulang yang menenangkan, dipilih untuk secara simbolis menandai dimulainya positivitas.

Ini adalah momen di mana jiwa berkata, "Oke, aku terima situasi yang tidak menentu ini, tapi aku akan bangkit dari situ," ujar Chekka.

Kreativitas pun menjelma sebagai jalan keluar. First look koleksi, yang terbuat dari sisa kain yang dirajut, lalu diciptakan seperti yang kita sebut dahlia flow, melambangkan alternatif bahwa setiap kesulitan selalu memiliki banyak jalan keluar.

Busana yang sepenuhnya buatan tangan menegaskan bahwa solusi datang dari keterampilan dan perspektif yang berbeda. Seni memanipulasi kain menjadi bunga dahlia pom-pom adalah metafora bahwa keindahan dapat diciptakan bahkan dari sisa-sisa.

Selanjutnya, koleksi ini menekankan pentingnya kejernihan pikiran di masa-masa penuh tantangan. Aspek ini direpresentasikan secara brilian melalui tekstur dan warna kain. Banyak looks menggunakan bahan yang tembus pandang, seperti sifon ringan, dalam nuansa biru muda dan crepe white

Dari Pekerja Keras hingga Filosofi Ketangguhan, Makna Mendalam Kain Denim

Kain-kain transparan ini tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga berfungsi sebagai metafora visual. "Ketika kalian melewati masa-masa sulit, untuk melihat alternatif di luar sana, untuk melihat sisi positifnya, adalah kita harus berpikir dengan jernih," lanjutnya.

Dalam narasi yang kaya tentang ketahanan jiwa, koleksi ini dengan cerdas memasukkan denim. Secara historis, denim dikenal sebagai bahan pakaian yang digunakan oleh para pekerja keras, seperti penambang, karena sifatnya yang sangat tahan banting.

Bahan fisik kain ini kini dialihfungsikan menjadi simbol daya tahan mental dan emosional yang diperlukan manusia di era modern. Dengan memasukkan denim, koleksi ini menghubungkan ketangguhan fisik masa lalu dengan kekuatan batin yang dibutuhkan saat ini.

Filosofi utama dari penggunaan denim dan keseluruhan koleksi ini adalah pesan transformatif. "Setelah menerima kerapuhan, kita harus tumbuh menjadi jiwa yang lebih tangguh (resilient)," ujar Chekka.

Ini adalah puncak dari perjalanan emosional yang dinarasikan oleh 70 tampilan. Ketangguhan bukan tentang menjadi keras atau tidak berperasaan, melainkan tentang kemampuan untuk bangkit setelah jatuh. 

Merayakan Keberagaman dan Keyakinan, Dualitas dan Budaya

Koleksi ini juga bertindak sebagai sebuah perayaan globalisasi yang harmonis melalui perpaduan budaya yang mencolok. Keindahan ditemukan dalam keragaman dan hal ini ditunjukkan melalui kombinasi kain tenun tradisional yang dipadukan dengan potongan modern seperti atasan kimono dan bawahan kain sarung. 

"Ini adalah pernyataan bahwa terlepas dari perbedaan geografis, ras, atau keyakinan, kemanusiaan kita terhubung oleh benang-benang pengalaman yang sama. Busana ini menjadi jembatan antarbudaya, menunjukkan bahwa harmoni dan keindahan dapat tercipta dari elemen-elemen yang berbeda," lanjutnya.

Selain itu, koleksi ini menggali konsep dualitas melalui penggunaan kontras warna, khususnya perpaduan tegas antara hitam dan putih, menggambarkan keputusasaan versus optimisme, dan terang versus gelap. Dengan menempatkan kontras ini berdampingan, koleksi ini mengakui bahwa kedua sisi realitas ini selalu ada. Namun, di atas segalanya, tema yang mengikat semua elemen ini adalah "Believe".

"Keyakinan yang lebih besar, keyakinan bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan baik-baik saja," tegas Chessa.

Menuju akhir dari tujuh tahap perkembangan jiwa, koleksi beralih ke warna dan material yang melambangkan kondisi jiwa menapak tanahi, sebuah keadaan yang lebih tenang dan stabil setelah melalui gejolak dan proses penerimaan. Tahap akhir ini merepresentasikan puncak ketahanan, di mana jiwa sudah tidak mengawang lagi melainkan berpijak pada kesadaran batin.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |