Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Air India Terpukul Terima Jenazah yang Salah

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga warga Inggris yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Air India bulan lalu telah menerima jenazah yang salah. Setidaknya ada dua kasus salah identitas yang telah terungkap, dengan satu keluarga terpaksa membatalkan pemakaman setelah diberi tahu bahwa peti mati itu berisi jenazah yang tidak dikenal.

Dalam kasus berbeda, sebuah peti mati berisi jenazah "campuran" lebih dari satu orang yang meninggal dalam kecelakaan penerbangan 171 di Ahmedabad, India barat, pada 12 Juni 2025, lapor Daily Mail, dikutip dari news.com.au, Rabu (23/7/2025).

Skandal ini telah memicu penyelidikan tingkat tinggi di Inggris dan India. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer diperkirakan akan menyampaikan kekhawatirannya pada Perdana Menteri India, Narendra Modi, minggu ini.

Terdapat 52 warga negara Inggris yang tewas di antara 261 orang yang meninggal setelah pesawat Air India itu kehilangan daya dan jatuh di kawasan permukiman tidak lama setelah lepas landas menuju London. Semua kecuali satu dari 242 orang di dalamnya meninggal dunia, begitu pula 19 orang di darat.

Menambah Luka Korban

Pengacara penerbangan James Healy-Pratt telah ditunjuk untuk mewakili warga Inggris yang terdampak tragedi tersebut, dengan jenazah 12 orang telah dipulangkan sejauh ini. "Saya telah menyambangi rumah-rumah keluarga Inggris yang terkasih ini selama sebulan terakhir, dan hal pertama yang mereka inginkan adalah orang-orang yang mereka cintai kembali," ujarnya.

"Tapi, beberapa dari mereka mendapatkan jenazah yang salah dan mereka jelas sangat terpukul atas hal ini. Ini sudah berlangsung selama beberapa minggu (dan) saya pikir, keluarga-keluarga ini berhak mendapatkan penjelasan."

Healy-Pratt mengatakan, keluarga yang menerima jenazah yang salah telah "terkatung-katung" sejak penemuan yang memilukan itu. "(Mereka) tidak punya siapa pun untuk dimakamkan karena orang yang salah ada di peti mati yang mereka terima."

"Jika itu bukan kerabat mereka, pertanyaannya adalah, siapa yang ada di peti mati itu? Kemungkinan besar itu penumpang lain dan kerabat mereka telah menerima jenazah yang salah. Pemeriksa jasad juga bermasalah karena ia punya orang yang tidak dikenal di yurisdiksinya."

Dugaan Penyebab Kecelakaan

Investigasi terus berlanjut untuk mengetahui bagaimana bencana itu terjadi, dengan perhatian yang semakin besar tertuju pada tindakan pilot utama Kapten Sumeet Sabharwal. Beberapa ahli yang telah meninjau laporan awal dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), meyakini seorang pilot mematikan dua sakelar yang mengendalikan aliran bahan bakar ke mesin pesawat.

Yang pertama dipindahkan tiga detik setelah lepas landas dan yang lainnya satu detik kemudian, menurut laporan AAIB, sebelum diaktifkan kembali 10 detik kemudian. Kapten Sabharwal telah dituding karena kopilotnya yang lebih muda, Clive Kunder, "bekerja keras" saat menerbangkan pesawat.

Inspeksi Air India terhadap fitur pengunci pada sakelar kontrol bahan bakar pesawat Boeing 787 yang ada tidak menemukan masalah, menurut memo internal yang diedarkan maskapai tersebut pada 17 Juli 2025. Regulator penerbangan India memerintahkan maskapai penerbangan negara itu menyelidiki fitur pengunci pada sakelar beberapa model Boeing.

Kata Air India

Perintah tersebut dikeluarkan setelah Boeing memberi tahu operator bahwa kunci sakelar bahan bakar pada jet-jetnya aman. Namun, hal ini sejalan dengan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang dikeluarkan Badan Penerbangan Federal AS (FAA) pada 2018, yang merekomendasikan pemeriksaan untuk memastikan kunci tersebut tidak bergeser secara tidak sengaja.

Penyelidikan Air India tidak menemukan masalah dengan mekanisme penguncian. "Selama akhir pekan, tim teknik kami memulai inspeksi pencegahan pada mekanisme penguncian Sakelar Kontrol Bahan Bakar (FCS) di semua pesawat Boeing 787 kami," kata departemen operasi penerbangan maskapai tersebut dalam sebuah memo pada para pilotnya.

"Inspeksi telah selesai dan tidak ada masalah yang ditemukan." Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan pada Mail bahwa identifikasi formal jenazah-jenazah tersebut merupakan "urusan otoritas India."

"Kami memahami bahwa ini adalah masa yang sangat menyedihkan bagi keluarga korban, dan doa kami selalu menyertai mereka," ujar mereka.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |