Kasus Tabir Surya Bodong di Vietnam, Cantumkan SPF 45 padahal Hanya SPF 2

Liputan6.com, Jakarta - Kasus tabir surya bodong terjadi di Vietnam. Pada Minggu, 16 November 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Vietnam memerintahkan penarikan dan pemusnahan seluruh batch produk tabir surya A Cosmetics Soft Perfume Moisture Whitening SPF 45+ karena faktor perlindungan matahari yang sebenarnya hanya 2, bukan 45+ seperti yang tertera pada label.

Penemuan kasus bermula dari hasil Pusat Pengujian Farmasi dan Kosmetik Provinsi Lam Dong. Lembaga itu mengambil sampel untuk uji mutu di Apotik Ngoc Dung yang berada di Distrik 9, Kota Dalat Vietnam. Hasilnya menunjukkan bahwa  faktor perlindungan matahari (SPF) produk tersebut adalah 2, perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan informasi "SPF 45+" yang tertera pada kemasan.

Mengutip VN Express, Senin (17/11/2025), pihak berwenang juga menemukan bahwa asal produk ini tidak diketahui. Pada formulir deklarasi yang didaftarkan perusahaan tersebut hanya tertulis "krim pemutih seluruh tubuh", tanpa fungsi atau faktor perlindungan matahari apa pun. Dengan demikian, label "SPF 45+" yang ditempelkan pada produk yang dijual di pasaran tidak sah.

Nama lengkap batch produk yang melanggar adalah A Cosmetic Soft Perfume Protect Whitening Body Cream Moisture Whitening SPF45+, kemasan 1 botol 150g, nomor batch 262024. Unit yang bertanggung jawab untuk memasarkan produk ini adalah Phuong Anh Cosmetics Investment Trading Service Production Company Limited (Distrik Tan Phu, Kota Ho Chi Minh). Unit manufakturnya adalah Kachi-H Cosmetics Production Company Limited di Provinsi Tay Ninh.

Terkait temuan itu, BPOM Vietnam memerintahkan dinas kesehatan (dinkes) provinsi dan kota untuk segera memberi tahu pelaku usaha dan apotek agar segera menghentikan penjualan dan penggunaan batch produk tersebut serta mengembalikannya kepada pemasok. Dinkes bertanggung jawab mengawasi penarikan dan pemusnahan semua produk yang melanggar, sekaligus menyebarluaskan informasi agar masyarakat mengetahui dan tidak menggunakannya.

Baru-baru ini, pihak berwenang setempat menemukan banyak kasus pembuatan dan perdagangan obat dan kosmetik palsu atau berkualitas rendah. Yang terbaru, Nguyen Quoc Vu, suami pengusaha Doan Di Bang, dan dua orang lainnya dituduh memproduksi lebih dari 1.600 produk tabir surya palsu. Pada 13 November 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menghentikan peredaran dan menarik tabir surya LYZEEN Whitening Protective Spectrum SPF50+ PA++++ karena terbukti palsu.

Kasus serupa juga pernah terjadi di Australia. Bahkan, sejumlah sunscreen terpopuler di Australia, yang juga hits di Indonesia, seperti Bondi Sands, Banana Boat, dan Cancer Council, diklaim tidak memenuhi tingkat perlindungan kulit yang tertera pada botol, menurut temuan investigasi Choice.

Melansir The Guardian, Jumat, 13 Juni 2025, kelompok advokasi konsumen tersebut menguji 20 tabir surya SPF 50 atau 50+ yang populer dari berbagai pengecer dan harga di laboratorium khusus yang terakreditasi. Dari situ, mereka menemukan 16 di antaranya tidak memenuhi klaim SPF.

SPF di tabir surya, yang merupakan faktor perlindungan matahari, mengukur seberapa baik produk tersebut melindungi kulit dari sengatan matahari dengan menunjukkan seberapa banyak radiasi ultraviolet yang dapat mencapai kulit. Misalnya, SPF30 diperkirakan menyaring 96,7 persen radiasi UVB, sedangkan SPF50 diperkirakan menyaring 98 persen.

Tabir surya dan klaim SPF-nya diatur Therapeutic Goods Administration (TGA). Lean Screen SPF 50+ dari Ultra Violette memberi hasil terburuk dari semua tabir surya yang diuji Choice, dengan hasil pengujian yang menunjukkan produk tersebut hanya memiliki SPF empat.

Mengutip kanal Health Liputan6.com, SPF (Sun Protection Factor) adalah angka yang menunjukkan seberapa baik produk tersebut melindungi kulit dari sinar UVB. Jenis sinar ini yang paling sering menyebabkan kulit terbakar. 

Kandungan ini tidak menunjukkan berapa lama kamu bisa berada di bawah sinar matahari. Tapi, seberapa besar perlindungan yang diberikan terhadap sinar UV agar kulit tidak terbakar. 

Faktor-faktor lain seperti jenis kulit, waktu pemakaian ulang, serta intensitas sinar matahari (misalnya saat siang hari). Para ahli merekomendasikan penggunaan ulang sunscreen setiap dua jam sekali atau setelah banyak berkeringat dan berenang. 

American Academy of Dermatology (AAD) menyarankan penggunaan sunscreen dengan SPF minimal 30. Hal ini mampu menghalangi sekitar 97 persen sinar UVB karena tidak ada sunscreen yang bisa melindungi hingga 100 persen dari sinar UVB. 

Sunscreen dengan SPF lebih tinggi bisa menjadi pilihan untuk kamu yang memilki kondisi kulit tertentu, khususnya berisiko tinggi terkena kanker kulit. Meskipun memiliki SPF tinggi, kamu tetap perlu mengoleskan ulang sesering mungkin.