Jendela Pecah Museum Louvre Akibat Pencurian Koleksi Berlian Rp 1,7 Triliun Jadi Objek Wisata Terbaru di Paris

6 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Pengunjung berbondong-bondong mengunjungi Museum Louvre, Paris, Prancis, saat dibuka kembali, Rabu, 22 Oktober 2025. Banyak di antara pelancong yang ternyata lebih tertarik pada bukti pencurian dramatis pada Minggu, 19 Oktober 2025, daripada karya seni di dalamnya.

Melansir The Guardian, Kamis (23/10/2025), jendela pecah akibat pencurian itu bahkan disebut sebagai "objek wisata terbaru di Paris." "Di sebelah kanan kita," teriak pemandu di perahu wisata bateau mouche menuju Sungai Seine, "Louvre – dan jendela-jendelanya dipecahkan pencuri untuk mencuri permata mahkota Prancis."

Pada Rabu, antrean panjang mengular di sekitar Cour Napoléon, halaman utama museum, dan piramida kaca yang berfungsi sebagai pintu masuknya. Para pengunjung dengan sabar menunggu giliran untuk melihat 33 ribu patung, benda seni, lukisan, dan gambar.

Namun di luar, di seberang Quai François Mitterrand yang ramai dari fasad megah museum, kerumunan yang lebih kecil berkumpul di trotoar di tepi sungai. Mereka menatap jendela tinggi yang sebagian tersembunyi di balik tirai hitam.

"Luar biasa," kata Alida, yang sedang mengunjungi Paris bersama suaminya, Machiel, dari Blaricum, Belanda. "Kelihatannya begitu ... sederhana. Maksud saya, kalau itu terjadi di film, orang-orang pasti akan bilang, 'Wah, naskahnya membosankan sekali.'"

Promosi 1

Modus Pencurian Koleksi Perhiasan Museum Louvre

Dua pencuri, yang mengenakan rompi seolah-olah mereka pekerja, menggunakan tangga yang dapat diperpanjang dan lift furnitur yang diparkir di jalan untuk memanjat dan membobol jendela. Mereka lalu menggunakan pemotong cakram untuk menghancurkan dua kotak pajangan berisi perhiasan.

Para pencuri kabur dengan menunggangi dua sepeda motor yang sudah menunggu sambil membawa delapan barang, termasuk kalung zamrud dan berlian pemberian Napoleon I pada istri keduanya, Marie Louise. Juga, sebuah diadem bertakhtakan berlian yang dulunya milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III.

"Semuanya terasa luar biasa," kata Fanny dari Limoges, yang sedang berlibur pertengahan semester di ibu kota Prancis bersama suami, Vincent, dan dua anaknya. "Anda pikir, Louvre, rumah dari (lukisan) Mona Lisa, harus dijaga dengan sangat ketat, tapi ternyata tidak."

Kata Para Pengunjung Museum Louvre

Vincent menunjuk profesionalisme operasi pencurian tersebut. "Lihatlah fasadnya: ratusan jendela," katanya. "Mereka tahu persis yang mana, dan mereka masuk dan keluar dalam waktu sekitar empat menit. Mereka tahu apa yang mereka lakukan."

Meski spektakuler, pencurian itu tidak terlalu mengejutkan, sebut Vincen. "Pasti hampir mustahil untuk sepenuhnya melindungi gedung publik sebesar ini. Puluhan ribu meter persegi, jutaan pengunjung ... Tidak mudah."

Ia menambahkan, Louvre adalah "sebuah monumen bersejarah." "Anda dapat menggunakan alarm elektronik, kamera video, sinar inframerah, dan apapun yang Anda inginkan di dalam, dan mereka melakukannya, tapi Anda tidak bisa begitu saja memasang penutup jendela baja yang diperkuat di semua jendela menghadap keluar," imbuhnya.

Pengunjung lainnya, Pamela, Tom, dan Tim, dari Philadelphia, AS, sama-sama terkesan dengan perencanaan yang cermat. "Ini kejahatan yang sangat profesional," kata Tom. "Seperti di film–seperti Thomas Crown Affair," kata Pamela. "Hampir terlalu sempurna," Tim menambahkan.

Lokasi Pencurian di Museum Louvre Masih Tutup

Elena, seorang pengunjung dari Roma, mengatakan dia memahami "betapa sulitnya mencegah" pencurian. Ini terutama karena kejahatan yang "jelas dipersiapkan dengan sangat hati-hati, oleh pencuri yang begitu gigih, dan di gedung milik negara sebesar Louvre."

Pintu Galeri Apollo tetap ditutup pada Rabu, dengan tiga panel abu-abu menghalangi pandangan. Staf Louvre meminta pengunjung untuk terus bergerak, sementara para penyelidik menyisir ruangan untuk mencari bukti yang dapat mengarahkan mereka pada para pencuri.

"Senang sekali Louvre buka lagi," kata Emily, mengantre di luar piramida bersama suaminya, Marcus, untuk mendapatkan slot siang. "Kami datang dari Adelaide dan sudah pesan tempat berbulan-bulan lalu. Perampokan memang tidak terduga, tapi kami ingin melihat Mona Lisa."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |