Liputan6.com, Jakarta - Jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditutup sementara mulai 1 Agustus 2025. Keputusan ini diambil untuk menindaklanjuti rekomendasi Rapat Koordinasi Tindaklanjut Penanganan terhadap Kecelakaan di Jalur Wisata Pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani.
"(Ini juga merupakan tindak lanjut) hasil Rapat Koordinasi Penguatan Aspek Keselamatan dan Kesiapan Penanggulangan Insiden Kedaruratan di Gunung Rinjani Provinsi NTB pada 22 Juli 2025 yang telah diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, serta Nota Dinas Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan Republik Indonesia Nomor: ND.1009/KSDAE/PJL/KSA.04/7/2025 tanggal 19 Juli 2025," tulis Balai Taman Nasional Gunung Rinjani di Instagram-nya, Rabu (23/7/2025).
Penutupan jalur pendakian akan dilakukan sampai Minggu, 10 Agustus 2025. "Bagi calon pendaki yang telah memiliki tiket masuk pada 1─10 Agustus 2025 dapat melakukan penjadwalan ulang selama sisa musim pendakian tahun 2025," tulisnya.
"Calon pendaki juga dapat melakukan klaim pengembalian biaya pembelian tiket masuk dan asuransi bila membatalkan rencana pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani," tandasnya.
Penutupan Sementara Pemesanan Tiket
Sebelumnya, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani telah menutup sementara pemesanan tiket melalui aplikasi eRinjani, serta aktivitas pendakian pada jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak pada 16 Juli 2025 "hingga waktu yang akan diumumkan kemudian," tulis pihaknya di situs web.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan (BG) beserta jajaran mengevaluasi sistem operasional Taman Nasional Gunung Rinjani usai rentetan kasus kecelakaan pendaki maupun wisatawan asing terjadi di sana.
Keputusan untuk mengevaluasi operasional Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) diambil setelah jajaran Kemenko Polkam berkoordinasi dengan Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi NTB. Berdasarkan hasil koordinasi tersebut, pemerintah memutuskan menutup sementara jalur pendakian TNGR.
"Selama masa penutupan, akan dilakukan perbaikan SOP pendakian dan SOP evakuasi darurat agar lebih responsif dan efektif dalam kondisi ekstrem," terang Menkopolkam BG dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 18 Juli 2025, dikutip dari Antara.
Rencana Perbaikan
Selain prosedur di kawasan wisata, pemerintah juga berencana memperbaiki fasilitas keamanan dan penambahan sarana untuk kebutuhan darurat demi memastikan keamanan wisatawan. Menkopolkam memastikan perbaikan fasilitas keamanan akan dilakukan secara bertahap dan sesuai standar prosedur yang berlaku.
Dengan adanya upaya tersebut, ia berharap angka kecelakaan wisatawan semakin menurun pasca-TNGR dibuka kembali. "Sebelum jalur dibuka kembali, akan dilakukan verifikasi kelayakan oleh Basarnas, TNI-Polri, dan tim Mountaineering Indonesia," terang Menkopolkam.
"Jalur hanya dibuka kembali jika seluruh standar keamanan sudah terpenuhi melalui koordinasi lintas instansi," pungkasnya. Sebelumnya, jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun ke Danau Segara Anak di Gunung Rinjani ditutup sementara. Keputusan ini merupakan imbas dari jatuhnya turis asal Swiss dan Belanda di tempat yang sama.
"Penjelasan Penutupan Sementara Jalur Pendakian TN Gunung Rinjani Dalam rangka peningkatan keselamatan dan kualitas fasilitas pendakian, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menutup sementara jalur Pelawangan Sembalun menuju dan dari Danau Segara Anak," bunyi pengumuman dari akun resmi TNGR pada Jumat, 18 Juli 2025.
Evaluasi Setelah Turis Jatuh
Di tengah dua insiden turis asing jatuh selama dua hari berturut-turut, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku terus melanjutkan upaya pembenahan tata kelola secara menyeluruh agar dapat meningkatkan kualitas layanan dan keselamatan para pendaki maupun non-pendaki di Gunung Rinjani.
"Ini adalah momentum bagi kami untuk memperbaiki diri, apapun yang sudah terjadi ya sudah terjadi, ke depan kami memperbaiki diri lebih bagus. Orang harus punya keyakinan kalau mereka datang ke Rinjani selamat," ungkap Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal, Kamis, 17 Juli 2025, lapor Antara.
Menurut Iqbal, tiga hal mendasar yang sedang dipersiapkan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan untuk mewujudkan wisata aman dan nyaman di Gunung Rinjani, yakni penyiapan tim penyelamat, pemasangan signage, dan penempatan peralatan keselamatan di dekat puncak Gunung Rinjani.
Proses penyiapan tim penyelamat dimulai dengan kegiatan pelatihan evakuasi penyelamatan vertikal di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, pada 16─20 Juli 2025. Sebanyak 22 orang mengikuti pelatihan itu agar kelak dapat membantu turis yang mengalami kondisi darurat saat berwisata di Gunung Rinjani.