Hari Sumpah Pemuda 2025, Menyadari Kuasa Bahasa Indonesia

19 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, mengajak masyarakat menyadari kuasa Bahasa Indonesia di momen Hari Sumpah Pemuda ke-97, Selasa (28/10/2025). Kekuatan Bahasa Indonesia dalam menyatukan bangsa seharusnya tidak dianggap enteng, katanya.

"Kita sering kali lupa faktor bahasa yang mempersatukan kita," kata Menbud seusai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Selasa. "Kita ini punya 718 bahasa (daerah), tapi hanya dengan Bahasa Indonesia kita bisa berkomunikasi satu sama lain."

"Bahasa ini penting (dalam) menyatukan, merajut, dan menjahit perbedaan-perbedaan kita. Jangan take it for granted, tapi kita harus meresapi, kita harus menyadari bahwa untuk mencapai 80 tahun Indonesia Merdeka dan 100 tahun Sumpah Pemuda pada 2028 nanti, kita harus bersama-sama menjaga bangsa ini."

Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 digelar di Museum Sumpah Pemuda untuk mengenang perjuangan para pemuda dalam menyatukan berbagai macam perbedaan untuk kepentingan bersama. "Kita tahu mereka yang (dulu) berkumpul di sini mempunyai latar belakang yang berbeda-beda," ungkap Menbud.

"Ada Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Batak, Jong Celebes, dan banyak lagi. Mereka punya kesadaran bahwa hanya dengan bersatulah kita bisa melawan penjajahan, melawan kolonialisme, dan kemudian mereka wujudkan itu dengan sebuah sumpah yang saya kira masih sangat relevan hingga hari ini," bebernya.

"Hari Sumpah Pemuda diperingati sebagai hari ketika para pemuda bersatu dari seluruh Indonesia untuk satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa. Dalam sejarah bangsa kita, Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting yang mengantar kita pada proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia," sebut Menbud Fadli.

Promosi 1

Semangat Hari Sumpah Pemuda

Saat menyampaikan amanat upacara, Menbud berkata, "Hari ini kita berdiri di langit merah putih, langit yang dulu menaungi para pemuda (tahun) 1928. Mereka tak banyak bicara, mereka berani, mereka bersumpah, dan menepatinya dengan darah dan nyawa."

"Hari ini, tugas kita berbeda. Kita tak lagi mengangkat bambu runcing, tapi mengangkat ilmu, kerja keras, dan kejujuran. Namun, semangatnya tetap sama. Indonesia harus berdiri tegak. Indonesia tak boleh kalah. Kita hidup di zaman yang berat."

"Dunia bergerak cepat. Namun, kita tak boleh takut karena kita harus percaya di setiap kampung, di setiap kota, masih ada anak muda Indonesia yang jujur, tangguh, dan berani. Itulah kekuatan bangsa kita."

Selamat Hari Sumpah Pemuda

Menbud Fadli melanjutkan, "Kita butuh pemuda partiotik, gigih, dan berempati yang mencintai Tanah Air dengan tindakan nyata, tetap berdiri ketika badai datang, seperti yang selalu dinyatakan dan dicerminkan oleh Bapak Presiden, 'Jangan takut bermimpi besar.'"

"'Jangan takut gagal. Kalian bukan pelengkap sejarah. Kalian adalah penentu sejarah berikutnya.' Dengan Bismillahirahmannirahim, saya ucapkan Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025."

"Mari kita jaga api perjuangan ini. Mari kita buktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar demi Indonesia Raya yang adil, makmur, dan disegani dunia. Salam pemuda!" tandasnya.

Sementara itu, Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Abi Kusno, mengatakan dalam keterangannya bahwa peringatan Sumpah Pemuda tahun ini dimaknai pihaknya sebagai ajakan untuk kembali menyalakan semangat persatuan yang lahir dari keberagaman.

Rangkaian Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Abi berkata, "Melalui rangkaian kegiatan di Museum Sumpah Pemuda dan Museum Kebangkitan Nasional, kami ingin menunjukkan bahwa semangat itu terus hidup dan berevolusi, tidak berhenti pada sejarah, tapi hadir dalam karya, ekspresi, dan aksi generasi muda masa kini."

Selain itu, momen ini juga jadi kesempatan MCB memperkenalkan kluster Museum Rumah Bersejarah yang terhimpun dari tiga museum yang dikelola pihaknya, yakni Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Ketiganya memiliki kesamaan, yaitu menjadi saksi sejarah kemerdekaan Indonesia. Setelah upacara bendera, peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini disambung sebuah konser intimate bertajuk "Suara: Nada Awal," Selasa sore, yang akan menampilkan tujuh karya Wage Rudolf Soepratman.

Konser yang digelar di Museum Kebangkitan Nasional ini adalah sebuah persembahan bagi W.R. Soepratman yang merupakan maestro, sekaligus pencipta lagu Indonesia Raya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |