Hari Kartini 2025, Memandang Peran Ganda Perempuan Sebagai Keuntungan

1 day ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Unlock Our Potential, Shaping The Future of Indonesia," Mustika Ratu mempersembahkan Women Empowerment Conference (WEC) 2025 jelang perayaan Hari Kartini tahun ini. Acara ini bermaksud jadi ruang untuk berdialog, berbagi, dan berjejaring bagi para perempuan yang menekuni berbagai bidang.

Di sesi "#UnlockOurPotential in Culture & Education: Preserving Heritage, Sustaining the Future," misalnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Karlisa Priandana, membahas soal peran ganda perempuan.

"Perempuan punya peran double agent: di kantor dan di rumah," katanya di acara yang berlangsung di Jakarta, Senin, 14 April 2025, tersebut. "Saya sendiri adalah ibu dari empat orang anak, dan sudah saatnya kita melihat peran double agent ini sebagai advantage (kelebihan)."

Karlisa mencontohkan, "Saat stres di kantor, kita bisa di rumah, main sama anak dulu. Pun sebaliknya. Kalau anak-anak atau (kondisi) di rumah sudah bikin stres, kita bisa ke kantor, mengerjakan yang lain (berbeda saat sedang di rumah)."

Kendati demikian, ia mengakui bahwa peran ganda tidak selalu bisa dijalani dengan mulus. "Maka itu, kita harus tetap berkolaborasi dengan laki-laki. Dalam konteks di rumah, berarti dengan suami. Kalau sudah begini (kerja sama dengan pria berjalan baik), berbagai tantangan itu bisa jadi advantage juga."

Di sesi yang sama, salah satu Pendiri Warisan Budaya Indonesia, Yanti Airlangga, menggarisbawahi pentingnya belajar dan mencari informasi dari berbagai sumber yang kredibel bagi para perempuan. "Bila perempuan teredukasi, minimal sekali keluarganya akan teredukasi sebelum ilmu-ilmu itu disebarkan ke komunitasnya.

Harus Sehat supaya Terus Berdaya

Yanti berkata, "Perempuan harus membuka pergaulan, supaya bisa mencari ilmu maupun menyebarkan informasi-informasi yang sudah diketahui lebih dulu." Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Annisa Pohan, mengamini narasi tersebut.

Ia menyebut, "Perempuan biasanya memang akan menyebarkan informasi yang ia tahu pada perempuan lain, jadi tidak berhenti di satu orang." Annisa juga menekankan pentingnya kesehatan agar perempuan bisa terus berdaya.

"Ini termasuk penyakit jantung. Jangan lagi anggap bahwa penyakit jantung hanya penyakit laki-laki," sebut dia. "Bila perempuan sudah teredukasi tentang kesehatan, pola-pola yang baik ini juga akan diterapkan minimal sekali di keluarganya. Setelah itu, bukan tidak mungkin ia berdampak pada komunitasnya."

"Saya selalu tekankan, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Selain mahal, proses pengobatan juga tidak mudah. Ada sakit yang dirasakan," ibu anak satu itu melanjutkan.

Perempuan juga berperan penting di bidang ekonomi kreatif, menurut Direktur Fesyen Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf), Romi Astuti. "Maka itu, perempuan harus mengenali kapasitas dirinya, baik di sektor formal dan informal. Selain menghasilkan uang, ini juga bagian aktualisasi diri mereka," ujar dia. 

Seputar Women Entrepreneurship

Serupa dengan dorongan tersebut, Direktur PT Mustika Ratu Tbk, Kusuma Ida Anjani, membahas women entrepreneurship di sesi berbeda. "Terinspirasi dari pendiri kami, Eyang Mooryati Soedibyo, yang memulai Mustika ratu saat beliau berusia 45 tahun, kami memperpanjang pilar 'Pelatihan' melalui konferensi ini," ungkap Ajeng, sapaan akrabnya.

Ia melanjutkan, "Selama 53 tahun, Mustika Ratu telah jadi bagian dari perjalanan perempuan Indonesia. Tidak hanya melalui produk-produknya, tapi juga keterlibatan dalam acara-acara pemberdayaan perempuan. Salah satunya adalah Puteri Indonesia yang telah jadi plartform kami selama lebih dari 30 tahun."

Mengembangkan bisnis selama lebih dari setengah abad, Ajeng mengatakan, pihaknya mengacu pada beberapa pilar. Pertama, memanfaatkan bahan alami yang benefitnya bisa dibuktikan melalui teknologi terbaru. Pihaknya juga mengembangkan produk sesuai kebutuhan zaman.

"Narasi dan komunikasinya juga sekarang berbeda. Kami harus tahu apa saja yang dibutuhkan konsumen lama dan baru," imbuhnya. "Kami juga terus berupaya melalukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain. Jadi perempuan di dunia bisnis, kita mungkin kadang takut duluan untuk propose kerja sama, tapi seharusnya jangan begitu."

Diinisiasi Jadi Acara Tahunan

Ajeng berbagi, "Rasa takut dan tidak percaya diri merupakan musuh terbesar kita. Maka itu, kami mau ini (WEC) jadi sebuah gerakan, supaya perempuan merasa didukung. Every step our way, please support your sisters, dan ladies, believe in yourself."

Ketua Dewan Penasihat Yayasan Puteri Indonesia (YPI), Putri Kus Wisnu Wardani, mengatakan bahwa WEC diagendakan sebagai acara tahunan, bukan event sekali bubar. "Kami menyusunnya agar berdampak positif bagi perempuan Indonesia. Untuk lebih maju, untuk mengambil kesempatan dan peran serta," katanya saat membuka acara tersebut.

Putri melanjutkan, "Acara ini (diharapkan) jadi motor penggerak kesetaraan perempuan di negeri ini. Tidak hanya acara satu hari, namun dari sini, perempuan akan berjejaring, berkolaborasi lintas sektor antarperempuan, sampai akhirnya jadi gerakan kebangkitan pembawa hasil."

"Jangan lagi ragu bermimpi besar, perempuan bisa bangkit bergerak, dan mengambil bagian dari masa depan bangsa. Kita akan memimpin perubahan bersama pria," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, mengatakan bahwa sinergi dibutuhkan untuk membuat Indonesia jadi ruang yang aman untuk perempuan dan anak perempuan. "Kami tidak bisa jalan sendiri. Kolaborasi dan sinergi terus dibutuhkan," ungkap dia.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |