Malang, Jawa Timur - Curah hujan yang tinggi membuat sejumlah daerah di Indonesia mengalami banjir. Lalu, apakah ada dampak banjir terhadap tempat wisata dan kunjungan wisata apalagi di momen liburan sekolah seperti sekarang ini?
Di Batu, Malang, Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu memastikan peristiwa banjir yang terjadi di Jalan Raya Selecta atau Bundaran Selecta tidak berdampak pada operasional area wisata di sekitaran lokasi kejadian. "Kejadian itu tidak berdampak (ke area wisata)," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu Suwoko di Kota Batu, Jawa Timur, dilansir dari Antara, Seniin (7/7/2025).
Banjir di area Bundaran Selecta itu dipicu hujan deras yang melanda Kota Batu pada Kamis, 3 Juli 2025 pukul 14.30 WIB. Lokasi tersebut merupakan jalan menuju Taman Rekreasi Selecta.
Kondisi itu juga diperparah dengan kondisi drainase yang tersumbat oleh sampah, sehingga saat hujan deras terjadi, drainase di lokasi tersebut sudah tidak mampu menampung debit air.
Situasi Taman Rekreasi Selecta
"Akibat tersumbat sampah, akhirnya air yang seharusnya ditampung masuk di drainase meluber ke jalan, sekitar pukul 15.53 terjadi banjir yang menggenangi Bundaran Selecta," terangnya.
Banjir dengan ketinggian sekitar 10 hingga 15 centimeter tersebut juga membawa material lumpur dengan ketebalan sekitar 20 sampai 25 centimeter. BPBD Kota Batu bersama tim gabungan langsung diterjunkan untuk melakukan penanganan, khususnya membersihkan sampah yang menyumbat drainase di sana. "Lumpurnya sudah dibersihkan, sekarang kondisi sudah normal. Kalau untuk korban jiwa tidak ada," jelas Suwoko.
Sementara itu Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta Sujud Hariadi memastikan operasional tempat wisata itu tidak mengalami dampak akibat peristiwa banjir. "Kalau operasional keseluruhan tidak terdampak. Itu airnya turun dari Junggo, tapi tidak bisa masuk ke saluran dan meluber ke aspal (jalan)," kata Sujud.
Titik banjir, disebutnya, hanya terpusat di area Bundaran Selecta, tidak sampai masuk ke dalam area Taman Rekreasi Selecta. Dia juga memastikan bahwa semua wisatawan di tempat wisata itu dalam kondisi aman.
Banjir di Kawasan Puncak
Banjir juga melanda kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Bahan ada tiga warga tewas dan dua lainnya masih dinyatakan hilang saat banjir menerjang di dua lokasi di kawasan Puncak yaitu Megamendung dan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, 6 Juli 2025.
"Hampir seluruh wilayah Kabupaten Bogor sejak sore diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi. Beberapa wilayah terdampak banjir dan longsor, termasuk Megamendung, Cisarua, Leuwisadeng, dan Leuwiliang," kata Bupati Bogor Rudy Susmanto saat memimpin penanganan bencana di kawasan Puncak, Minggu, mengutip dari Antara. Meski begitu belum ada konfirmasi apakah banjir membuat kunjungan wisatawan ke kawasan yang selalu dipenuhi pengunjung di masa liburan dan akhir pekan ini menurun atau tidak.
Dampak banjir juga terasa di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kota Mataram, namun tidak sampai merendam ruang pameran dan koleksi berkat kerja cepat petugas menutup semua akses air. "Kami segera menutup akses-akses masuk air ke dalam area museum dengan perlengkapan yang tersedia," terang Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Senin (7/7/2025).
Evakuasi agar Koleksi Museum Tetap Aman
Nuralam menceritakan hujan deras yang mengguyur Kota Mataram sejak Minggu siang hingga sore menyebabkan air selokan meluap dan berdampak pada lingkungan sekitar Museum NTB. Saat itu air mulai naik sekitar pukul 17.00 WITA dari saluran drainase di samping SMA Negeri 2 Mataram.
Nuralam langsung menginstruksikan seluruh tenaga keamanan dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang rumahnya tidak terdampak banjir untuk berkumpul dan melakukan upaya penanggulangan darurat di Museum NTB. Seluruh pintu ruang pameran dibuka agar mempercepat mobilisasi. Ruang tata usaha yang terletak di lantai dua menjadi tempat penyimpanan darurat koleksi-koleksi artefak berharga jika situasi terus memburuk.
"Kami menyusun langkah evakuasi itu agar koleksi tetap aman, jika air mencapai ruang pameran," ujar Nuralam. Museum NTB telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi jangka pendek untuk mengamankan ruang pameran dan koleksi artefak sesuai arahan dan informasi dari BMKG.
Nuralam mengungkapkan salah satu langkah utama adalah memastikan sistem drainase di sekitar museum bersih dari sampah dan sedimentasi.
Potensi Rob di Bali
Sementara di Bali, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai potensi rob di sejumlah wilayah pesisir Bali yang diperkirakan terjadi pada 9-12 Juli 2025.
Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Bali, Jumat, 4 Juli 2025 menjelaskan potensi rob itu dipicu oleh adanya fenomena fase bulan purnama pada Kamis, 10 Juli 2025. Fase bulan purnama itu, lanjut dia, berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
Menurut analisis BBMKG Denpasar pada pantauan level air dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir di Pulau Dewata. Masyarakat maupun wisatawan diimbau untuk selalu mewaspadai dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan informasi terbaru terkait cuaca maritim dari BMKG Wilayah III Denpasar.
Sementara itu, di wilayah perairan Selat Lombok bagian selatan dan Selat Bali bagian selatan diperkirakan ketinggian ombaknya mencapai hingga empat meter. Sedangkan di Selat Badung dan Selat Lombok bagian utara diperkirakan ketinggian ombaknya mencapai hingga 2,5 meter.