Fatima Bosch dari Meksiko Resmi Jadi Miss Universe 2025, dari Drama Walkout Jadi Pemenang

Liputan6.com, Jakarta - Gelar Miss Universe 2025 resmi disandang Fatima Bosch dari Meksiko. Namanya menjadi sorotan sejak awal sejak ia berkonflik dengan Direktur Nasional Miss Universe Thailand Nawat Itsaragrisil hingga walkout sebagai bentuk protes.

Terlepas dari kontroversi yang dialaminya, langkah Bosch terbilang mulus di babak final yang digelar di Impact Challenger Hall, Pak Kret, Nonthaburi, Thailand, pada hari ini, Jumat pagi (21/11/2025). Ia masuk dalam daftar 30 Besar Miss Universe 2025 dari 120 kontestan yang berkompetisi di ajang tahun ini.

Ia menunjukkan kemampuannya berjalan di runway dengan balutan busana renang sebelum namanya disebutkan masuk dalam daftar 12 Besar Miss Universe 2025. Aksi Fatima tak terbendung hingga namanya masuk dalam daftar 5 Besar Miss Universe 2025 bersama wakil dari Thailand, Filipina, Pantai Gading, dan Venezuela.

Ia terus melaju ke babak 2 besar, berdiri berhadapan dengan wakil tuan rumah, Praveenar Singh. Pada akhirnya, dewan juri memilih dia sebagai pemenang menggantikan Victoria Kjaer, dan berhak mengenakan mahkota Lumière de l'Infini.

Mengutip Hola, perempuan bernama lengkap Fátima Bosch Fernández itu lahir pada 19 Mei 2000, di Villahermosa, Tabasco, Meksiko. Sejak kecil, ia menunjukkan kepribadian yang ceria, kecintaan yang mendalam terhadap alam, dan apresiasi yang kuat terhadap kekayaan budaya negaranya.

Pada 2025, Fátima dinobatkan sebagai Miss Universe Meksiko, dengan bangga menjadi perwakilan pertama dari Tabasco yang meraih gelar nasional ini. Melalui platformnya, ia berupaya menginspirasi orang lain untuk merangkul keunikan mereka dan memimpin dengan welas asih, dengan keyakinan teguh bahwa kecantikan sejati ditemukan dalam pelayanan, kebaikan, dan cahaya.

Perjalanan Fatima menjadi seorang Miss Universe 2025 penuh liku. Pada usia enam tahun, Fátima didiagnosis menderita disleksia, ADHD, dan hiperaktif, yang menimbulkan tantangan dalam pendidikan awalnya. Namun, melalui ketekunan dan tekad, ia mengubah hambatan-hambatan ini menjadi kekuatan, mengungkap kreativitas dan ketahanannya.

Pada usia 16 tahun, Fátima memulai studi di luar negeri selama setahun di Vermont, AS, sebuah pengalaman yang memperluas wawasannya dan membantunya meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Sekembalinya ke Meksiko, ia mewujudkan salah satu impian masa kecilnya dengan dinobatkan sebagai Flor Tabasco pada usia 17 tahun.

Ia kemudian menempuh pendidikan di bidang Desain Mode dan Pakaian di Universidad Iberoamericana di Mexico City, dan kemudian melanjutkan studinya di NABA – Nuova Accademia di Belle Arti di Milan, Italia. Dengan hasratnya terhadap mode berkelanjutan, Fátima merancang kreasi yang merevitalisasi bahan-bahan terbuang, memadukan seni dengan tujuan.

Selain menekuni seni, Fátima mendedikasikan lebih dari sembilan tahun untuk menjadi sukarelawan bagi anak-anak penderita kanker, menyelenggarakan kegiatan pengumpulan mainan Natal tahunan di Rumah Sakit Onkologi Tabasco. Melalui inisiatif sosialnya, Ruta Monarca dan Corazón Migrante, ia memadukan kesadaran lingkungan dengan upaya kemanusiaan, mendukung para migran, serta mempromosikan kesehatan mental dan harapan.

Perjalanan Fatima menjadi seorang ratu kecantikan di negaranya juga tak mulus. Saat itu, banyak pengamat dan beberapa ratu kontes kecantikan lainnya memperkirakan Yoana Gutiérrez, Miss Jalisco, akan memenangkan Miss Universe Meksiko 2025. Ketika Bosch diumumkan sebagai pemenang, beberapa penonton langsung mencemooh dan kontestan lain meneriakkan, "Jalisco menang!"

Rekaman penolakan tersebut menjadi viral di YouTube dan platform media sosial lainnya. Hanya empat dari 32 kontestan lainnya — Lorena Lopez, Fernanda Puma, Emiré Arellano, dan Elena Roldán — yang menghampiri Bosch untuk memeluknya setelah kemenangannya. Terkait itu, kepada US Weekly en Español, ia mengaku sangat berterima kasih kepada keempat kontestan Miss Universe Meksiko yang telah mendukungnya.

"Saya lebih suka menerima empat pelukan dari orang-orang yang saya tahu benar-benar peduli pada saya," ujarnya kepada US. "Lorena, Fernanda Puma, Emiré, dan Elena adalah ratu dalam segala hal." 

Tak berhenti di situ, drama justru berlanjut di Thailand setelah Bosch dan Nawat Itsaragrisil berkonflik. llaman Chanel News Asia melaporkan bahwa konflik bermula saat Itsaragrisil mengklaim, menurut laporan yang diterima dari stafnya, direktur Miss Universe Meksiko telah menginstruksikan Bosch untuk tidak mengunggah konten yang berkaitan dengan Thailand, negara tuan rumah kontes Miss Universe tahun ini. Bosch menanggapi dengan mengatakan bahwa itu adalah kesalahpahaman dan mengklarifikasi pendiriannya.

Di tengah konfrontasi, Nawat mengucap kata bodoh yang ditujukannya pada Bosch. Itu disampaikan setelah Nawat mengklaim polisi telah 'mengusir Direktur Miss Universe Meksiko' dari Thailand. "Jika Anda mengikuti perintah direktur nasional Anda, Anda bodoh," ucapnya.

Bosch yang tak terima kemudian berdiri dan menegur Itsaragrisil atas perilakunya. Saat Bosch meninggalkan ruangan, ia berkata kepada Itsaragrisil, "Saya di sini mewakili negara saya dan bukan salah saya jika Anda memiliki masalah dengan organisasi saya."

Setelah percakapan tersebut, kontestan Miss Universe lainnya, termasuk Miss Universe Kanada, Miss Universe Armenia, dan Miss Universe Palestina, terlihat berdiri dan berjalan keluar. "Jika ada yang [ingin] melanjutkan [mengikuti] kontes ini, duduklah," kata Itsaragrisil. "Jika kau mundur, gadis-gadis lainnya akan melanjutkan."