Direktur Museum Louvre Siap Mundur Usai Perhiasan Era Napoleon Senilai Rp1,7 Triliun Dirampok

17 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Kasus perampokan Museum Louvre yang menargetkan koleksi perhiasan era Napoleon pada Minggu pagi, 19 Oktober 2025, terus diusut. Direktur Museum Louvre Laurence des Cars menyatakan siap mundur, bahkan ia sudah mengajukan pengunduran dirinya pada hari pencurian terjadi, tetapi Kementerian Kebudayaan Prancis menolaknya.

Di hadapan para senator, Rabu, 22 Oktober 2025, des Cars menyatakan bahwa semua alarm berfungsi saat perampokan terjadi. Hanya saja, ia menyatakan cakupan kamera keamanan 'sangat tidak memadai', terutama yang berada di dinding luar gedung museum yang merupakan titik masuk pencuri.

"Satu-satunya kamera yang dipasang diarahkan ke barat dan oleh karena itu tidak mencakup balkon yang terlibat dalam pembobolan," katanya, dikutip dari France24, dikutip Kamis (23/10/2025). "Ada beberapa kamera perimeter, tetapi sudah tua," akunya.

"Meskipun kami telah berupaya keras, meskipun kami bekerja keras setiap hari, kami gagal," kata des Cars kepada anggota parlemen dalam pernyataan publik pertamanya sejak kasus perampokan terjadi.

Meski demikian, ia membantah laporan terbaru yang menyebutkan rencana keamanan museum senilai 80 juta euro alami 'penundaan terus menerus' dalam penerapannya. Kemarin, Presiden Prancis Emmanuel Macron memerintahkan 'percepatan' langkah-langkah keamanan di Louvre setelah museum tersebut kembali dibuka untuk kunjungan umum.

Museum Louvre dibuka kembali pada Rabu, 22 Oktober 2025, pukul 09.00 pagi. Meski begitu, Galeri Apollo, tempat kejadian perkara, tetap ditutup.

Kepolisian Paris tengah berpacu dengan waktu memburu kawanan pencuri yang berhasil menggasak permata mahkota Prancis. Aksi nekat itu dilakukan di Museum Louvre pada Minggu pagi.

Promosi 1

Penyelidikan Kasus Perampokan Museum Louvre Kerahkan Lebih dari 100 Petugas

Para pencuri membawa kabur delapan barang, termasuk kalung zamrud dan berlian yang diberikan Napoleon I kepada istrinya, Permaisuri Marie-Louise, dan sebuah diadem yang dulunya milik Permaisuri Eugenie, yang dihiasi hampir 2.000 berlian. Menteri Dalam Negeri Prancis Laurent Nunez mengatakan investigasi sedang berjalan dengan mengerahkan 'lebih dari 100 penyidik'.

"Saya yakin sepenuhnya, itu sudah pasti, bahwa kami akan menemukan para pelakunya," ujarnya kepada media lokal, kemarin.

Menyebut kerugian finansial tersebut "luar biasa", jaksa penuntut Paris, Laure Beccuau, mengatakan kerusakan yang lebih besar terjadi pada warisan sejarah Prancis. Museum yang paling banyak dikunjungi di dunia dengan koleksi termasuk Mona Lisa itu tahun lalu dikunjungi sembilan juta orang di lorong dan galerinya yang luas.

Museum Lain di Prancis Dibobol Maling

Pencurian Louvre adalah kasus perampokan terbaru yang menargetkan museum-museum Prancis. Perwakilan serikat pekerja Christian Galani, yang bekerja di Louvre, mengatakan museum tersebut tidak memiliki cukup penjaga keamanan setelah PHK selama 15 tahun terakhir, meskipun jumlah pengunjung telah melonjak.

"Anda dapat berjalan melewati beberapa area tanpa melihat seorang pun penjaga," katanya.

Kasus tersebut menimbulkan pertanyaan tentang status keamanan di situs-situs budaya di negeri itu. Pasalnya, kurang dari 24 jam setelah pembobolan yang menggemparkan, sebuah museum di Prancis timur yang didedikasikan untuk filsuf Pencerahan Denis Diderot melaporkan pencurian koin emas dan perak setelah menemukan lemari pajangan yang pecah.

Bulan lalu, para penjahat membobol Museum Sejarah Alam Paris, membawa kabur bongkahan emas senilai lebih dari USD 1,5 juta. Masih di bulan lalu, pencuri mencuri dua piring dan sebuah vas dari sebuah museum di pusat kota Limoges, dengan kerugian diperkirakan mencapai USD 7,6 juta.

Perempuan China Didakwa Mencuri Hampir 6 Kg Emas Koleksi Museum

Seorang perempuan China ditangkap dan didakwa atas pencurian emas koleksi Museum Sejarah Alam Paris. Kasus pencurian itu lagi-lagi disebut melibatkan 'tim yang sangat profesional', menurut direktur museum itu.

Insiden terjadi pada 16 September 2025, lebih dari sebulan sebelum perampokan di Museum Louvre pada Minggu pagi, 19 Oktober 2025. Kurator Museum Sejarah Alam menyadari terjadi pencurian bongkahan emas yang dipamerkan setelah petugas kebersihan melaporkan temuan puing-puing di lokasi.

Barang-barang yang dicuri termasuk bongkahan emas asli dari Bolivia yang disumbangkan pada abad ke-18 dan emas dari wilayah Ural Rusia yang dihadiahkan Tsar Nicholas I pada 1833. Ada pula emas dari California yang ditambang pada era demam emas.

"Sebuah bongkahan emas seberat 5 kg dari Australia yang ditemukan pada tahun 1990 juga dicuri," kata Jaksa Penuntut Paris, Laure Beccuau, Mengutip laman Chanel News Asia, Rabu, 22 Oktober 2025. Total nilai emas yang dicuri mencapai Rp29 miliar.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |