Daftar Event Internasional di Danau Toba Makin Panjang, dari F1 Powerboat hingga Lari Lintas Alam

6 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan event jadi salah satu magnet utama untuk mendatangkan wisatawan ke sebuah destinasi. Begitu pula dengan kawasan Danau Toba maupun Geopark Kaldera Toba, Sumatera Utara yang menggelar sejumlah event nasional maupun internasional.

Penyelenggaraan lomba olahraga air, seperti F1 Powerboat dan Aquabike Jetski World Championship, mendorong pertumbuhan jumlah akomodasi, seperti hotel, maupun restoran. Lokasinya tidak jauh dari kawasan Kaldera Toba.

"Dengan semakin banyaknya fasilitas yang tersedia, biasanya wisatawan akan lebih banyak lagi yang datang," kata Wahyu Dito Galih Indharto, Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) di Kaldera Toba, Selasa, 22 Juli 2025.

Pihaknya terus menambah agenda event internasional di Kaldera Toba. Yang terdekat adalah ajang Asia Pacific Rally Championship (APRC) yang akan digelar pada Agustus 2025.

"Kita jadi tuan rumah seri ketiga APRC 2025 yang berpotensi mendatangkan banyak wisatawan terutama dari luar negeri," sambungnya.

Event lainnya, lanjut Dito, adalah Trail of the Kings Lake Toba yang menjadi satu-satunya ajang lari lintas alam di Indonesia dengan lisensi resmi Ultra-Trail du Mont-Blanc (UTMB). UTMB merupakan ajang trail run bergengsi yang pertama kali diselenggarakan di Prancis pada 2003, dan kini dikenal sebagai salah satu kompetisi lari lintas alam paling prestisius di dunia.

Lebih Utamakan Konservasi

Trail of the Kings Lake Toba by UTMB tahun ini akan berlangsung pada 17--19 Oktober 2025 di kawasan Danau Toba, dengan enam kategori lomba, yaitu 5K, 10K, 28K, 60K, dan 100K.Targetnya, 2.200 pelari dari 25 negara akan ikut serta, sehingga menjadikan event ini sebagai ajang sport tourism global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta olahraga lari trail internasional.

Menurut Dito, ajang Trail of the Kings Lake Toba 2025 bisa terselenggara berkat keberhasilan penyelenggaraan Trail of the Kings Zero Edition 2024. Indonesia, dalam hal ini Sumatera Utara, pun mendapat kepercayaan menggelar lomba dalam skala yang lebih besar lagi.

Lanskap Danau Toba memberikan pengalaman berlari yang unik, dan atmosfer lokal yang kuat memberi Trail of the Kings nilai tambah yang tidak dimiliki event trail run lain.

"Kalau lomba lari ini memang inisiatif dari kita dan bekerja sama dengan Pemprov Sumatera Utara. Kita sengaja ingin bikin event yang bukan diadakan di perairan Danau Toba karena lebih mengutamakan konservasi, untuk event olahraga air di Danau Toba sudah ada F1 Powerboat dan Aquabike," terangnya.

Tak Hanya Bergantung pada Event

Sementara pada 2026 atau 2027 mendatang, kawasan Toba juga akan kembali menjadi tuan rumah salah satu seri World Rally Championship (WRC), yaitu ajang reli mobil dunia paling bergengsi. Indonesia sebelumnya pernah masuk daftar tuan rumah WRC pada 1996 dan 1997, yang juga berlokasi di kawasan Toba.

"Lomba ini memang tidak melewati Danau Toba tapi tetap mash berada di kawasan Toba dan ini tentunya menarik karena kita bisa jadi tuan rumah salah satu seri WRC yang diharapkan bisa mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan," ucapnya.

Meski jadi tempat penyelenggaraan event-event besar, Dito mengatakan harus tetap mengembangkan berbagai usaha lainnya untuk menarik banyak wisatawan. Contohnya melakukan promosi yang disebut masih kurang maksimal karena dan mengembangkan akses dengan pihak-pihak terkait agar lebih mudah dijangkau.

"Sarana penunjang juga harus disiapkan dengan baik. Misalnya, di Kaldera Toba sudah disiapkan berbagai wahana menarik seperti arena permainan outdoor yang ditujukan buat segala usia. Jadi nanti saat tidak ada event, wisatawan tetap banyak yang tertarik untuk datang," urainya.

Asesor UNESCO Datang ke Danau Toba

Pada Juli 2025, dua asesor UNESCO langsung mendatangi Toba untuk merevalidasi status kawasan tersebut. Dua asesor yang ditunjuk UNESCO Global Geopark (UGGp), Prof Jeon Yongmun (Korea Selatan) dan Prof Jose Brilha (Portugal), tiba di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada Senin, 21 Juli 2025, untuk memulai misi revalidasi untuk Toba Caldera UNESCO Global Geopark.

Mereka berada di sana sampai 25 Juli 2025. Sedikitnya empat geosite dikunjungi tim asesor UNESCO, yakni Sipinsur yang merupakan kawasan wisata alam di tepian Danau Toba dan Hutaginjang adalah satu desa dataran tinggi terbentuk dari debu vulkanik. Kemudian Taman Eden, yakni taman seluas 40 hektare yang ditanami 100 jenis tanaman dilengkapi air terjun dan Hutan Sibaganding merupakan taman wisata primata.

"Hari ini juga ada kunjungan dari perwakilan UNESCO. Saya rasa penilaiannya cukup bagus karena rekan-rekan di BP TCUGGp bilang mereka cukup optimistis dan tentunya kita semua berharap hasilnya positif, dan kita dapat kembali green card (kartu hijau)," jelas Wahyu Dito Galih Indharto, Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) di Kaldera Toba, Selasa, 22 Juli 2025. (Henry)

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |