Bunga Sakura Mekar 6 Bulan Lebih Cepat di Jepang, Pertanda Apakah Itu?

4 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Jepang kembali menyambut musim gugur. Jika biasanya rona alam diwarnai daun-daun yang berubah warna menjadi kemerahan, musim gugur kali ini ternyata juga memicu mekarnya bunga sakura. Padahal, bunga nasional Jepang itu dikenal sebagai bunga penanda datangnya musim semi.

Mengutip Japan Today, Rabu (22/10/2025), pengunjung Taman Garyu di Kota Suzaka, Prefektur Nagano, terkenjut menemukan sebaran bunga sakura di antara dedaunan musim gugur pada 17 Oktober 2025 pagi. Taman Garyu terkenal sebagai salah satu taman terbaik untuk melihat bunga sakura di Jepang.

Meski tak sebanyak di musim semi, bunga-bunga kecil yang berkelompok hingga 10 bunga tersebut dapat terlihat. Penduduk setempat sangat gembira dengan mekarnya bunga sakura yang tak terduga ini, tetapi juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat memengaruhi musim bunga sakura yang sebenarnya yang biasanya terjadi pada April dan sekitarnya.

Kabar itu juga memancing warganet untuk berbagi pengalaman tentang fenomena sakura yang tidak biasa di Jepang. Nyatanya, penemuan itu tidak hanya di kota tersebut, tetapi di tempat lainnya.

"Saya melihat beberapa bunga di pohon di belakang kantor saya beberapa hari yang lalu," tulis seorang warganet. "Saya penasaran apakah mereka masih akan mekar di musim semi juga."

"Saya mendengar suara tonggeret di Saitama." "Saya mendengar suara tonggeret. Saya tidak tahu lagi musim apa ini," tulis yang lain.

"Bisa menikmati bunga sakura musim semi dan tonggeret musim panas di musim gugur adalah pengalaman yang luar biasa," imbuh warganet berbeda.

Promosi 1

Sakura Mekar di Musim Gugur Bukan Kejadian Pertama

Meski cukup langka, nyatanya meraknya bunga sakura di musim gugur bukanlah hal yang asing sepanjang sejarah Jepang. Hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah.

Pohon sakura biasanya mengembangkan kuncupnya sepanjang musim panas, tetapi tepat sebelum kuncup siap mekar, kuncup tersebut ditahan oleh hormon yang disebut asam absisat. Asam absisat disalurkan ke kuncup oleh daun pohon, dan pada saat daun gugur secara alami dari pohon, suhu sudah cukup rendah untuk menjaga kuncup tetap dorman dengan sendirinya.

Namun, terkadang daun gugur lebih awal karena faktor lain. Yang paling umum adalah angin kencang akibat topan yang cenderung mendarat di daratan pada September dan Oktober. Kombinasi dari banyaknya daun yang gugur dan suhu yang sangat tinggi hingga pertengahan Oktober di banyak wilayah Jepang dapat menghilangkan semua mekanisme alami yang mencegah sakura mekar, menyebabkan beberapa di antaranya mekar lebih awal.

Etika Melihat Bunga Sakura di Jepang

Di Jepang, merusak pohon sakura termasuk ke dalam kejahatan merusak properti. Mematahkan dahan sakura yang tumbuh di tempat umum seperti taman juga melanggar undang-undang dan ada sanksinya. Tindakan tersebut termasuk menggoyangkan pohon atau dahan dengan keras hingga bunganya berjatuhan.

Mengutip situs resmi Japanese Law pada Selasa, 16 April 2024, pelanggaran tersebut diatur dalam hukum pidana Pasal 261 tentang kerusakan properti yang berbunyi:

"Seseorang yang merusak harta benda melebihi apa yang ditentukan dalam tiga pasal sebelumnya diancam dengan hukuman penjara paling lama tiga tahun, denda tidak lebih dari 300 ribu Yen (sekitar Rp31 juta), atau denda kecil".

Namun, kejahatan merusak properti adalah "kejahatan pribadi" yang tidak dapat dihukum tanpa pengaduan, sehingga pengaduan harus diajukan oleh pemilik pohon sakuranya sendiri. Dalam kasus ini, pohon sakura tersebut berada di taman umum.

Karena itu, yang berhak mengajukan pengaduan adalah pihak pemerintah daerah seperti kota, desa, prefektur, dan pihak lainnya. Jika pemerintah daerah ini mengajukan pengaduan, mereka dapat dihukum pidana karena merusak properti.

Sejarah Tradisi Hanami

Sakura juga erat dengan tradisi lokal Jepang yang disebut Hanami, yakni memandang bunga sakura. Tradisi itu bermula dari abad ke-8, pada zaman Nara di Jepang. Saat itu, masyarakat kelas atas mulai mengadakan pesta seperti piknik di bawah pohon plum, atau ume.

Mengutip My Modern Met, bunga sakura yang mekar sebulan lebih awal dibandingkan bunga sakura lainnya, secara historis dikenal sebagai "bunga penting pertama yang mekar di musim semi". Namun, selama periode Heian (794 hingga 1185), orang-orang juga mulai mendirikan kemah di bawah dahan pohon sakura. Akhirnya, popularitas bunga sakura melampaui ume.

Selama berabad-abad orang-orang di Jepang merayakan berkumpul di bawah pohon sakura saat bunganya sudah mekar sempurna. Mengutip Time pada Selasa, 16 April 2024, karena kuncupnya cenderung mekar sekaligus dan layu dengan cepat, mereka menjadi simbol "sesuatu yang cepat berlalu" atau sesuatu yang sejalan dengan prinsip Buddhis, harus dinikmati sebelum terlambat, kata Bruce L. Batten, sejarawan Jepang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |