Bocah Rusia Meninggal Usai Tersengat Ubur-ubur Saat Liburan di Langkawi Malaysia

Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah lelaki asal Rusia meninggal dunia usai disengat ubur-ubur kotak di sebuah pantai di Langkawi, Malaysia. Bocah berusia dua tahun bernama Vladimir Iakubanets itu sempat dirawat di Rumah Sakit Sultanah Bahiyah yang terletak di daratan utama negara bagian Kedah selama lima hari karena mengalami komplikasi serius.

Menurut surat kabar Malaysia, New Straits Times (NST), insiden sengatan ubur-ubur itu terjadi pada 15 November 2025. Ayah bocah lelaki itu, Nikita, soerang insinyur TI berusia 32 tahun mengatakan kepada wartawan Malaysia bahwa putranya disengat saat berada di perairan dangkal dekat pantai.

"Istri saya menyerahkan anak saya kepada saya dan dalam hitungan detik, ia berhenti bernapas. Saya melakukan CPR secepat mungkin, dan wisatawan lain membantu membawa kami ke pusat penyelamatan di pantai," katanya seperti dilaporkan The Star, dikutip dari CNA, Jumat (21/11/2025).

Petugas pertolongan pertama di Pantai Cenang mencuci luka bocah lelaki itu dengan cuka sebelum ia dibawa ke klinik dan kemudian ke rumah sakit di Langkawi. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit di daratan.

NST melaporkan bahwa oran tua anak laki-laki itu tidak akan mengambil tindakan hukum apa pun, dan mereka berharap kematian Vladimir akan menjadi pengingat akan risiko yang ditimbulkan oleh ubur-ubur kotak.

"Kami percaya inilah tujuan hidupnya - untuk menyelamatkan orang lain, untuk mencegah tragedi di masa depan. Vladimir sangat baik, sangat cerdas. Kami adalah keluarga yang bahagia," kata Nikita.

Olga, ibunda Vladimir, mengatakan bahwa ia dan suaminya ingin kepergian putra mereka bermakna, karena membantu orang lain adalah sesuatu yang selalu ia sukai.

"Putra kami adalah pahlawan kami. Dia adalah malaikat kecil kami. Setiap hari kami mengatakan kepadanya bahwa kami mencintainya, dan dia selalu mengatakan dia juga mencintai kami," katanya. Pasangan itu berencana untuk mengkremasi putra mereka dan membawa abunya kembali ke Rusia.

Setelah insiden tersebut, Departemen Perikanan Kedah mengonfirmasi kemunculan ubur-ubur kotak di perairan Langkawi pada Rabu, 19 November 2025. Kantor berita Bernama melaporkan Direktur Perikanan Kedah, Sukri Deris, mengatakan bahwa keberadaan ubur-ubur kotak pada 2025 telah terdeteksi pada tingkat yang sangat moderat dan tidak pada skala yang akan sepenuhnya menghentikan aktivitas rekreasi.

"Meskipun demikian, keberadaan mereka cukup membahayakan aktivitas di perairan ini, baik rekreasi maupun aktivitas komersial lainnya seperti penangkapan ikan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Ubur-ubur kotak dikenal sebagai salah satu makhluk paling beracun di dunia. Sengatannya dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, dan dalam kasus yang parah, serangan jantung dan kematian dalam hitungan menit.

Mengutip New Strait Times, Dr. Muhamad Naim Ab Razak, spesialis Selam, Kedokteran Hiperbarik, dan Toksinologi Laut, khususnya envenomasi ubur-ubur berbisa, menjelaskan bahwa ubur-ubur kotak, sesuai namanya, berbentuk kotak, berbeda dengan ubur-ubur lain yang berbentuk bulat, ujarnya. Ubur-ubur kotak memiliki tangkai di setiap sudut tubuhnya, yang melekat pada tentakelnya.

Ia menjelaskan bahwa ada banyak jenis ubur-ubur kotak, yang memiliki satu tentakel disebut "ubur-ubur kotak carybdeid" seperti ubur-ubur Irukandji. Ia menyebut ubur-ubur kotak multi-tentakel yang disebut "ubur-ubur kotak chirodropid" lebih berbahaya, dengan genus Chironex sp. sebagai yang paling berbisa.

"Tentakel tunggal – ukurannya seringkali kecil dan hampir tidak terlihat oleh mata telanjang. Multi tentakel – biasanya lebih besar. Ada juga jenis ubur-ubur kotak lain yang kurang berbahaya bagi manusia meskipun dapat menimbulkan rasa sakit yang signifikan," jelasnya.

Dr. Naim meminta wisatawan untuk menghindari berenang di area yang diketahui terdapat ubur-ubur. Kalau pun tidak tahu pasti, mengenakan pakaian renang yang menutupi seluruh tubuh yang terbuat dari lycra atau prolene akan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap sengatan.

Ia mengatakan bahwa racun ubur-ubur kotak dapat memengaruhi jantung dan paru-paru dalam hitungan menit hingga jam, sehingga pertolongan pertama segera sangatlah penting. Jika tersengat ubur-ubur kotak, langkah pertama adalah tetap tenang.

Tuangkan cuka ke area yang tersengat dan biarkan mengalir selama 30 detik sebelum melepaskan tentakel yang menempel menggunakan forsep atau kain. Produk komersial yang terbukti secara klinis seperti semprotan lidokain juga dapat digunakan.

Jika tidak ada produk tersebut, air laut dapat digunakan sebelum melepaskan tentakel. Minimalkan gerakan anggota tubuh yang tersengat dan segera cari pertolongan rumah sakit, ujarnya.

Naim juga mengatakan bahwa menghubungi layanan darurat segera sangat penting jika korban pingsan. Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya, kata dia, sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak dan berkaitan dengan tidak adanya pertolongan pertama, pertolongan pertama yang salah, atau kegagalan melakukan CPR ketika korban tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.