Berpeluh Mempertahankan Status Geopark UNESCO Rammang Rammang yang Dihantam Eksploitasi Tambang

8 hours ago 11

Liputan6.com, Makassar- Ikon pariwisata Sulawesi Selatan tidak semata direpresentasikan Pantai Losari dan Masjid 99 Kubah. Sebentar menepi dari hiruk pikuk kota Makassar, Anda bisa menemukan bentangan alam nan menakjubkan.

Sinar matahari masih bersinar galak pada Rabu sore, 23 April 2025, saat Lifestyle Liputan6.com diajak menyambangi Rammang Rammang. Itu merupakan sebuah desa berlatar pegunungan karts yang sambung-menyambung.

"Rammang Rammang adalah nama kampung. Disebut begitu karena sering tertutup kabut," sebut Ridwan, seorang pemandu wisata setempat. Desa ini punya gugusan pegunungan karts terbesar dunia setelah Chilind di China dan Tsingy di Madagaskar.

Indonesia patut bangga, karena destinasi ini juga sudah diakui sebagai Geopark UNESCO pada 2022. Tapi siapa sangka, lebih dari satu dekade lalu, tempat ini hampir rusak karena aktivitas pertambangan. Bukit dan bebatuannya diambil untuk dijadikan marmer.

Bahkan ada pabrik semen di dekat desa tersebut yang ikut mengeksploitasi karts. Namun, masyarakatnya berjuang keras agar desa mereka tidak dieksploitasi perusahaan tambang.

"Aktivitas pariwisata sebenarnya sudah berjalan sejak sekitar tahun 2013," Ridwan menyambung. Sejak awal, masyarakat desa setempat sudah yakin bahwa tempat ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Semuanya berubah berkat seorang peneliti asal Australia bernama Adam yang datang ke desa di Kabupaten Maros tersebut pada 2007. Penelitiannya mengungkap bahwa pada 400 ribu tahun silam, Rammang Rammang berada di dasar laut.

Menyelamatkan Harta Karun Penduduk Desa

Penelitian Adam membuat Rammang Rammang disorot karena menggeser posisi Chillind di China sebagai lokasi pegunungan karts terbesar dunia. "Istimewa (Rammang Rammang) ini, satu-satunya karts yang dialiri sungai," kata Ridwan.

Selain pegunungan karst, di sini juga ada gua yang disebut mirip gua di film Indiana Jones. Gua di Taman Batu Kampung Laku itu menyimpan keindahan bebatuan bukit-bukit karts dengan taman labirin unik. 

Untuk menuju Geosite Rammang Rammang, yang diidentifikasi sebagai karts maros pangkep, wisatawan akan menaiki perahu. Sepanjang perjalanan sekitar 15 menit, terdapat suguhan panorama karts, hutan mangrove, serta satwa liar, termasuk burung elang yang terbang bebas.

"Jam tujuh malam sudah mulai ada kekelawar yang mencari makan, masyarakat desa menggunakan kotoran kekelawar untuk pupuk," seru Ridwan, menambahkan bahwa kunang-kunang juga muncul pukul 21.00, dengan catatan tidak hujan karena sayapnya tidak bisa terbang. 

Meski sudah mendapat status Geopark UNESCO, bukan berarti kawasan Rammang Rammang tak terancam aktivitas penambangan. "Akses jalan-jalan ini sebenarnya dibuat orang tambang. Mereka mengambil batu-batunya untuk dijadikan marmer," sebut Ridwan lagi.

Mempertahankan Status Geopark UNESCO

Izin pertambangan di Rammang Rammang sebenarnya sudah dicabut. Sekarang, kawasan ini mendapat perlindungan dari hukum internasional dan UNESCO. Mendukung itu, warga desa, menurut Ridwan berusaha mempertahankan kawasan ini dengan tidak membuang sampah sembarangan dan merusak lingkungan.

Ridwan menilai, aktivitas wisata bisa memberi kontribusi lebih berkelanjutan untuk pemasukan warga lokal dibanding aktivitas tambang yang menghabisi bebatuan dan gunung karts. Menurutnya, aktivitas pariwisata cukup ramai di Rammang Rammang dengan kunjungan 300 orang per hari sebelum pandemi COVID-19.

"Jumlah ini juga mulai kembali seperti semula," imbuhnya.

Untuk meramaikan pariwisata, penduduk desa menyelenggarakan event, seperti acara Maulid Nabi. Dikenal sebagai Maulid Jolloro atau Maulid di Perahu, tradisi ini melibatkan warga yang mengarak hiasan makanan, terutama telur, di atas perahu tradisional Jolloro di sungai yang menjadi daya tarik wisata di lokasi tersebut.  

Akses ke Rammang Rammang

Perjalanan yang hanya sekitar satu jam dari Kota Makassar dan kemudahan akses dari Bandara Sultan Hasanuddin membuat Rammang Rammang ramai dikunjungi pelancong. Terlebih, tiket masuknya masih jauh lebih murah dibandingkan Taman Nasional Bantimurung.

Sesuai standar taman nasional di seluruh Indonesia, tiket masuk Taman Nasional Bantimurung dibanderol Rp30 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp255 ribu untuk turis asing. Sementara itu, harga tiket masuk Rammang Rammang dan beberapa destinasi sekitarnya, seperti Kampung Berua dan Taman Batu Kampung Laku dibanderol Rp7 ribu sampai Rp15 ribu per kawasan. 

Cuaca Kota Makassar yang terbilang panas membuat siapa pun yang berencana ke Rammang Rammang harus memerhatikan jam kunjungan. Disarankan datang setelah pukul 14.00, supaya penjelajahan bisa dilakukan dengan lebih nyaman.

Pagi hari pun sebenarnya tidak masalah, karena wisatawan bisa menyewa topi maupun kacamata di depan gerbang masuk. Fasilitas di area sekitar wisata terbilang memadai. Sudah ada toilet bersih dan musala yang bisa digunakan turis yang datang berkunjung.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |