Liputan6.com, Jakarta - Aksi para bocah penari─yang dianggap menghadirkan aura moment─telah membuat tradisi pacu jalur mendunia. Di balik gerakan yang menimbulkan decak kagum, mereka mengemban tugas krusial saat festival perahu tersebut berlangsung pada Agustus setiap tahunnya.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Riau, Roni Rakhmat, menyebut, bukan tanpa alasan tukang tari, atau sering disebut anak joki, berada di posisi paling depan atau di haluan jalur─sebutan perahu. Peran mereka adalah memberi irama yang seimbang dan jadi penanda posisi jalur.
Tukang tari di Festival Pacu Jalur umumnya diperankan anak-anak berusia 10─13 tahun. Filosofinya menggambarkan semangat kuat anak-anak Kuansing yang mampu berdiri kokoh menghadapi tantangan hidup. "Bila tukang tari sudah berdiri dan menari-nari, itu menunjukkan haluan jalurnya dalam posisi menang atau berada di depan haluan jalur lawan," kata Roni, melansir Media Center Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, Kamis (10/7/2025).
Peran Lainnya
Tukang tari tentu bukan satu-satunya peran di setiap jalur. Setiap bagiannya diisi peran yang mengemban filosofi tersendiri. Roni berkata, setiap jalur merupakan representasi mini dari kehidupan masyarakat. Ia merujuk pada harmoni dan kerja sama sebagai kunci mencapai kemenangan, baik di lintasan pacu maupun kehidupan sehari-hari.
"Setiap individu di dalam jalur memiliki peran krusial, mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Melayu Riau, khususnya di Kuansing," sebut dia.
Selain tukang tari, ada juga anak pacuan yang bertanggung jawab mendayung jalur secepat mungkin menuju garis finis. Mereka adalah orang dewasa yang mengenakan pakaian olahraga, mendayung serentak sebagai simbol gotong royong.
"Filosofinya adalah hidup di kampung harus seiya sekata, penuh dengan gotong royong, saling bahu membahu dan tolong menolong demi mencapai keuntungan bersama," Roni menjelaskan. Lalu di bagian tengah jalur. terdapat tukang timbo ruang.
Sarat Filosofi
Tugas utama tukang timbo ruang adalah memberi semangat dan aba-aba pada anak pacuan untuk mengencangkan dayung. "Tukang timbo ruang juga bertugas menimba air yang masuk ke dalam jalur dan membuangnya keluar," tambah Roni.
Peran ini, yang biasa dipegang orang dewasa dengan pakaian Melayu Riau, melambangkan sosok pemimpin di suatu daerah yang harus diikuti untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Terakhir adalah tukang onjai, yang berposisi di paling belakang jalur.
Tugas mereka adalah memberi daya dorong dengan menekan agar jalur melaju kencang. "Tukang onjai juga melihat apakah jalurnya masih berjalan lurus pada lintasan pacu atau sebaliknya," terang Roni. Alih-alih orang dewasa seperti dulu, peran ini sekarang diambil anak-anak berusia 13─15 tahun yang tampil mengenakan pakaian Melayu Riau.
Menurut Roni, keunikan peran-peran inilah yang menjadikan pacu jalur sebuah pertunjukan budaya yang kaya akan makna, bukan sekadar olahraga. Ia berharap, pemahaman mendalam tentang setiap elemen ini dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pacu jalur.
Apresiasi sampai Rencana Pengajuan ke UNESCO
Rayyan Arkan Dikha, bocah penari pacu jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi, telah ditunjuk jadi Duta Pariwisata Riau. Penobatannya dilakukan Gubernur Riau, Abdul Wahid, dengan memberi penghargaan dan beasiswa pendidikan sebagai bentuk apresiasi atas jasanya mempromosikan budaya lokal ke panggung global.
"Jasanya besar, untuk itu hari ini saya nobatkan (Dikha) sebagai Duta Pariwisata Riau. Saya juga memberikan beasiswa pendidikan kepada Dikha, semoga ini bisa bermanfaat untuknya," kata Abdul di Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Selasa, 8 Juli 2025, lapor Antara.
Terpisah, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkap, pihaknya berencana mengajukan pacu jalur sebagai Warisan Budaya TakBenda ke UNESCO. Meski begiitu, pengajuannya belum bisa dalam waktu dekat karena antreannya cukup panjang.
"Kita harus menunggu antrean karena setiap negara dibatasi pengajuannya. Tapi tidak apa-apa, kita siapkan dulu segala persyaratan yang harus dipenuhi secara komprehensif," katanya saat jumpa pers di Jakarta, Rabu, 9 Juli 2025. Ia juga mengatakan bahwa pacu jalur sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional sejak 2015.