Beda Wig, Toupe, dan Hair Clip, Percantik Penampilan Penambah Kepercayaan Diri Instan

14 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara untuk meningkatkan kepercayaan diri lewat penampilan yang menawan. Salah satunya dengan memanfaatkan rambut palsu. Ternyata, ada tiga jenis rambut palsu yang biasa dijual di pasaran, terdiri dari wig, toupe, dan hair clip. Masing-masing punya karakteristik berbeda.

Wig mungkin paling populer dibandingkan dua jenis lainnya. Karakteristiknya adalah menutupi kepala secara menyeluruh, memberikan tampilan alami dengan gaya yang sepenuhnya berbeda dari rambut asli maupun tetap menampilkan gaya orisinal Anda seperti biasa. 

Sementara, toupe adalah istilah yang diberikan untuk rambut palsu yang dipasang di atas kepala, umumnya untuk menutupi botak sebagian atau uban. Namun, benda ini juga bisa dipakai untuk menambah estetika rambut.

Terakhir, hair clip atau extension adalah rambut tambahan yang disisipkan di antara rambut asli. Biasanya digunakan untuk menambah volume atau memperpanjang rambut secara instan.

Peggy Widjaja, pemilik produsen dan salon rambut palsu Beauty Crown, menerangkan bahwa di antara ketiga jenis rambut palsu, toupe yang saat ini banyak digemari lantaran penggunaannya versatile. Pemakaiannya juga sederhana, seperti mengenakan topi kupluk. 

"Asal ukurannya pas, dia enggak akan geser," kata Peggy ditemui di sela pembukaan cabang keduanya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu, 22 Oktober 2025.

Peggy menerangkan, pengguna toupe-nya beragam. Bagi yang punya masalah kesehatan, terutama kanker, mereka menggunakan toupe sebagai penutup kepala sebelum beralih ke wig.

Promosi 1

Ragam Pengguna Toupe

Peralihan itu dipicu oleh kerontokan rambut parah yang disebabkan efek kemoterapi. "Kemarin kita dapat customer usia 14 tahun. Dia lagi pengobatan kayaknya dan dia pakai toupe dulu. Pas dia udah botak, baru pake wig. Jadi, banyak yang transisi sebelum pake wig, karena kan mereka masih ada rambut, belum botak semua," ungkap Peggy.

Sementara, pelanggan yang sudah berumur memilih toupe untuk menambah volume rambut dan menutup uban. "Kalau udah umur 50an ya udah hukum alam ya, enggak ada yang enggak ubanan. Most likely, mereka akan pakai toupe supaya enggak cat (rambut) terus. Supaya lebih sehat," tuturnya.

Sementara, untuk pelanggan yang lebih muda, toupe bisa digunakan untuk menambah volume rambut saat di-styling dengan gaya tertentu. Hollywood wave, misalnya. Biasanya dikombinasikan dengan hair clip

"Trennya rambut ala pageant gitu karena pageant di Indonesia lagi berkembang banget. Karena banyak yang kirim miss-miss ke ajang internasional," jelas penata rambut Indra Tanudarma.

Pengguna Wig Rata-rata adalah Pasien

Peggy juga menerangkan rata-rata pengguna wig adalah mereka yang berstatus pasien atau memiliki masalah kesehatan. "90 persen mungkin lebih banyak pasien," ucapnya.

Pasien itu bisa mereka yang sedang menjalani kemoterapi, atau mengalami alpoecia, hingga autoimun. Dengan kondisi kesehatan tersebut, menumbuhkan rambut sehat tidak dimungkinkan, sedangkan mereka tak ingin dipandangi aneh saat beraktivitas di luar.

Meski begitu, wig, sambung dia, juga bisa dipakai sebagai bagian dari estetika, khususnya oleh lansia. Misalnya, dipakai untuk menghadiri undangan pernikahan atau acara lainnya.

"Wig tuh bisa banget dipake karena kalau udah berumur, sasak-sasak untuk nambah volume kan tetap kosong karena rambut sudah menipis. Pakai hair clip pun enggak bisa nutup sampai depan," jelasnya.

Sementara, hair clip atau extension lebih banyak dipakai customer yang berusia lebih muda dan ingin bereksperimen dengan gaya. Cara penggunaannya relatif mudah karena hanya dijepit ke rambut asli yang sudah disasak acak agar menempel dengan erat.

Gunakan Rambut Manusia sebagai Bahan Baku

Bisnis rambut palsu yang dirintis Peggy sejak 2013 itu sepenuhnya menggunakan rambut asli sebagai bahan baku. Ia beralasan, rambut asli memiliki kelebihan karena bisa ditata selayaknya rambut biasa.

"Sintetis enggak bisa dicatok, kalau dicatok panas. Dia juga kelihatan mengkilap, kelihatan kayak plastik. Beda aja dengan rambut asli," ujarnya.

Meski begitu, rambut palsu berbahan rambut manusia tetap punya keterbatasan. Terlalu sering dicatok, jelas akan semakin kering. Maka itu, ia menyarankan agar rajin-rajin mengolesi vitamin di ujung rambut agar tetap halus.

Ia juga menjual berbagai jenis rambut palsu dengan berbagai teknik. Ada rambut palsu yang dijahit dengan mesin yang dikatakannya sebagai teknologi sekitar 10 tahun lalu alias jadul. Kekurangan utamanya adalah belahan rambut tidak bisa diubah.

Kemudian, ada rambut palsu yang disebut lace lantaran menggunakan lace sebagai dasar. Kekurangannya adalah kain yang transparan membuat kulit kepala terasa tidak alami.

Ada lagi rambut palsu yang disebut PU. Kekurangannya terletak pada bahan yang terkesan agak kasar hingga berbunyi kresek-kresek saat digaruk. Tercanggih disebut monofilamen skin yang tampilannya nyaris tak ada bedanya dengan kulit kepala yang asli.

"Ini juga bisa diubah-ubah belahan rambutnya," ia menambahkan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |