Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Protein Dikonsumsi Terlalu Banyak?

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Ada satu kata kunci yang mungkin sering Anda dengar akhir-akhir ini, yaitu protein. Mengutip CNN, Jumat, 19 September 2025, bersama karbohidrat dan lemak, protein merupakan salah satu makronutrien utama yang menyusun pola makan kita.

Protein juga satu-satunya makronutrien yang memasok asam amino. Ketika tubuh kita mencerna protein dalam makanan, protein tersebut dipecah menjadi asam amino, yang berperan dalam banyak proses tubuh.

Proses itu meliputi membangun dan memelihara otot, memproduksi hormon, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, protein menjaga kesehatan rambut, kulit, dan kuku.

Namun, beberapa ilmuwan nutrisi memperingatkan bahwa akibat tren media sosial, banyak orang mungkin mengonsumsi terlalu banyak protein.

Dr. Michelle Cardel, kepala ahli gizi di WeightWatchers dan profesor tambahan di University of Florida mengatakan, "Ketika Anda mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang dibutuhkan tubuh, tubuh Anda tidak dapat menyimpan kelebihannya. Tubuh hanya membuangnya melalui urine atau mengubahnya menjadi energi atau lemak."

Bagi kebanyakan orang sehat, hal itu tidak selalu berbahaya. Setelah mendapatkan cukup protein, Anda telah memenuhi kebutuhan Anda.

Dampak Negatif Konsumsi Protein Berlebihan

Lebih banyak protein tidak berarti lebih banyak manfaat. Yang terpenting adalah menyeimbangkan protein dengan asupan serat untuk memberi manfaat umur panjang dan mengoptimalkan kesehatan serta kesejahteraan sepanjang hidup.

Dalam beberapa kasus, mengonsumsi protein secara berlebihan dan tidak menyeimbangkannya dengan serat dapat menyebabkan penambahan berat badan atau masalah pencernaan. Dr. David Liska, ketua Departemen Bedah Kolorektal di Klinik Cleveland mengatakan, "Salah satu tanda umum adalah sembelit."

Karena itu, ia menekankan bahwa pola makan yang tinggi serat itu penting, "Sembelit dapat menyebabkan berbagai keluhan lainnya. Kami umumnya merekomendasikan sekitar 25 hingga 35 gram serat per hari untuk kesehatan usus secara keseluruhan, yang harus disertai dengan banyak asupan air.”

Angka kecukupan gizi yang direkomendasikan (AKG) untuk pria dan wanita adalah sekitar 0,8 gram protein berkualitas per kilogram berat badan, yang setara dengan sekitar 0,36 gram per pon.

Menyeimbangkan Protein dan Serat

Ditetapkan bersama Departemen Pertanian Amerika Serikat dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, AKG merupakan jumlah minimum nutrisi yang harus dikonsumsi oleh orang yang relatif tidak banyak bergerak untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. 

Cardel mengatakan, “Jadi, untuk seseorang dengan berat badan 150 pon, target asupan sekitar 68 gram (protein) sudah lebih dari cukup.” Ia menambahkan bahwa kebutuhan protein dapat berubah, tergantung pada usia atau tujuan penurunan berat badan Anda.

Ia juga mengatakan bahwa orang yang ingin menurunkan berat badan, terutama jika mereka mengonsumsi GLP-1, yang akan menghasilkan penurunan berat badan yang cepat, harus menargetkan setidaknya satu gram protein per kilogram berat badan setiap hari.

"Protein saja tidak akan menjadi pendorong utama pemeliharaan atau penambahan otot.” 

Menurutnya, protein mendukung prosesnya, tetapi latihan ketahanan yang konsistenlah yang akan membangun dan mempertahankan otot. Di sisi lain, serat penting untuk pencernaan dan membantu mencegah penyakit.

Serat Larut dan Serat Tidak Larut

Ada dua jenis serat makanan, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Serat larut menyerap air untuk membentuk zat seperti gel selama proses pencernaan. Serat larut dapat ditemukan dalam dedak gandum, jelai, kacang-kacangan, biji-bijian, buncis, dan beberapa buah serta sayuran.

Serat tidak larut, di sisi lain, tidak larut dalam air dan membantu orang buang air besar lebih sering dan lebih banyak. Serat ini dapat ditemukan dalam makanan seperti dedak gandum, sayuran, dan biji-bijian utuh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi protein dan serat dalam jumlah yang tepat dapat membantu menjaga berat badan yang sehat atau bahkan mendukung tujuan penurunan berat badan. 

Sebuah studi kecil yang diterbitkan tahun lalu dalam jurnal Obesity Science and Practice mengamati orang-orang yang mencoba menurunkan berat badan dan menemukan bahwa mereka yang paling berhasil menurunkan berat badan adalah yang meningkatkan konsumsi protein dan serat sambil mengurangi kalori. Untuk mencapai keseimbangan asupan protein dan serat yang sehat, Liska menyarankan untuk mengikuti diet Mediterania.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |