Akhirnya 40 Burung Perkici Dada Merah Kembali ke Indonesia dari Inggris

22 hours ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 40 ekor burung perkici dada merah (Trichoglossus forsteni) akhirnya dipulangkan (repatriasi) ke Indonesia dari Paradise Park, Inggris. Selanjutnya, burung-burung yang juga dikenal dengan nama Nuri Mitchell itu akan dikembalikan ke Bali dan Lombok yang menjadi habitat aslinya.

"Pemulangan ini adalah simbol kedaulatan bangsa atas keanekaragaman hayati dan kepercayaan dunia terhadap kapasitas Indonesia dalam konservasi," ujar Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni di Kantor Balai KSDA Bali, Senin, 27 Oktober 2025, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com.

Selain perkici dada merah,  beberapa satwa lain juga telah direpatriasi dari Inggris. Pada 2024, sepuluh ekor owa jawa dan tiga ekor lutung jawa pulang lebih dulu. 

Program repatriasi ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia, Komisi IV DPR RI, Badan Karantina Indonesia, serta lembaga konservasi global dan nasional seperti Bali Safari Park dan Bali Bird Park. Menhut berharap burung Perkici Dada Merah dapat berkembang biak di breeding center Bali Safari dan Bali Bird Park, sehingga nantinya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya.

"Kita ingin suatu hari nanti, kicauan Perkici kembali terdengar di hutan Bali. Ini bukan hanya tentang burung yang pulang, tapi tentang bangsa yang memulihkan," ujarnya. 

Promosi 1

Burung Perkici Dada Merah di Ambang Kepunahan

Burung perkici dada merah merupakan spesies endemik Bali dan Lombok. Statusnya dilindungi (PermenLHK No. 106 Tahun 2018) karena tercatat sebagai spesies terancam punah (Endangered) menurut daftar merah IUCN. Hanya segelintir yang tersisa di alam liar.

Kepunahannya salah satunya dipicu oleh penangkapan ilegal untuk perdagangan burung liar. Maka, upaya repatriasi dilakukan untuk memulihkan spesies tersebut di habitat aslinya di Bali, selain Lombok.

Mengutip laman Paradise Park, Selasa (28/10/2025), burung nuri itu adalah pecinta nektar dengan subspesies masuk dalam keluarga nuri pelangi. Pihak suaka margasatwa yang berada di Cornwall, Inggris, itu telah mengembangbiakkan burung perkici dada merah tersebut sejak 2011.

Awalnya, mereka mengumpulkan burung-burung aneh yang dipelihara di koleksi Eropa dengan tujuan membentuk kelompok penangkaran. Seiring waktu, strategi ini menjadikan Taman Nasional ini rumah bagi kelompok terbesar di dunia dan sumber daya penting bagi masa depan nuri cantik itu.

Burung Perkici Dada Merah Sudah Mulai Bertelur di Bali

Suaka margasatwa tersebut disebutkan memiliki koleksi lebih dari 120 ekor burung perkici dada merah. Sebelum pemindahan, Louise Caddy, yang mengepalai seksi burung beo, berbagi ilmu pengetahuan dengan lembaga konservasi di Indonesia tentang perawatan dan penangkaran burung itu berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun.

Mitra Paradise Park dalam proyek ini adalah Bali Bird Park dan Taman Safari Indonesia, dua organisasi yang akan memelihara dan mengembangbiakkan burung nuri di Bali, dengan World Parrot Trust memfasilitasi, mendanai, dan memberikan dukungan ilmiah. Anak-anak burung akan dilepaskan ke habitat yang sesuai, didukung dan dipantau oleh para mitra selama mereka beradaptasi dengan alam liar.

Kurator David Woolcock mengatakan, "Kami sangat senang melaporkan bahwa burung-burung tersebut beradaptasi dengan sangat baik setelah perjalanan mereka, dan di ‘Bali Bird Park’ beberapa pasang bertelur dengan sangat cepat dan sembilan anak burung telah menetas – sebuah pertanda baik bahwa mereka sehat dan telah beradaptasi."

Perkembangan Budidaya Jalak Bali

Selain perkici dada merah, burung jalak bali hingga kini juga masih berstatus terancam punah di alam liar. Namun, upaya pelestariannya mulai membuahkan hasil.

‎Mengutip kanal Regional Liputan6.com, habitat burung jalak Bali ‎makin bertambah. Setidaknya hal itu yang terekam oleh pengamatan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

B‎urung yang menjadi maskot Bali dan dilindungi undang-undang ini awalnya mendiami sebagian kecil dari wilayah TNBB yakni di Semenanjung Prapat Agung tepatnya di Teluk Brumbun dan Teluk Kelor.‎ Dalam lima tahun terakhir, pada 2013--2017, habitat Jalak Bali mulai menyebar hingga di kawasan hutan Cekik, Gilimanuk dan Labuang Lalang.‎

Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna menjelaskan, selain habitatnya meluas, populasinya juga terus meningkat. Pada 2017, setidaknya 109 ekor burung yang hidup liar di alam.‎ Selain itu, terdapat 273 ekor burung Jalak Bali di kandang pembiakan Unit Pengelolaan Khusus Pembinaan Jalak Bali (UPKPJB).‎‎

Foto Pilihan

Dalam foto yang diambil pada 15 Oktober 2025 ini, seorang pendaki gunung Prancis melakukan perjalanan ke puncak Jannu East yang menjadi pendakian pertama ke puncak setinggi 7.468 meter di Nepal timur. (Thibaut MAROT/AFP)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |