Ada Sesi Meditasi dalam Peti Mati, Biayanya Hanya Rp200 Ribuan

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Jepang selalu punya gebrakan yang kerap membuat orang terheran-heran. Dari sektor wellness, sebuah tempat relaksasi bernama Meiso Kukan Kanoke-in menawarkan sesi meditasi tak biasa karena dilakukan di dalam peti mati.

Tempat tersebut baru dibuka musim gugur ini di kawasan Takadanobaba, Tokyo. Kata Meiso Kukan berarti ruang meditasi, sedangkan 'in' diambil dari bahasa Inggris yang memberi suasana yang ramah pada tempat tersebut. Namun, kata kanoke di tengah lah yang membuat terkejut karena dalam bahasa Jepang bermakna peti mati.

Sesuai namanya, tempat tersebut mengklaim layanannya sebagai 'pengalaman meditasi di mana Anda dapat memandang kehidupan melalui kesadaran akan kematian'. Kanoke-in, mengutip SoraNews24, Senin (3/11/2025), menawarkan penggunaan peti mati sebagai pod meditasi.

Setiap sesi berlangsung selama 30 menit. Saat itu berlangsung, Anda didorong untuk berpikir sedalam atau seabstrak mungkin tentang apa pun yang ada di dalam pikiran. Sebaliknya, Anda juga bisa mengistirahatkan pikiran dari memikirkan apapun selagi musik penyembuhan diputar dan gambaran yang menenangkan diproyeksikan ke langit-langit salon.

Peti mati yang digunakan asli dengan gaya yang digunakan dalam pemakaman Jepang. Artinya, selain tutup utama yang membentang di sepanjang peti mati, terdapat juga lubang sekunder untuk memajang wajah orang di dalamnya selama upacara peringatan. Untuk sesi meditasi Kanoke-in, kompartemen wajah terbuka, tetapi pelanggan juga dapat meminta agar tutup utama dibiarkan terbuka juga.

Sesi Meditasi Terbuka bagi Semua Latar Belakang

Meskipun peti mati bergaya seperti yang digunakan dalam pemakaman Buddha, sesi meditasi Kanoke-in terbuka bagi semua kepercayaan. Namun, ada beberapa batasan, yaitu pelanggan harus berusia 18 tahun ke atas (yaitu orang dewasa yang sah menurut hukum Jepang), dan tinggi badan tidak boleh lebih dari 185 sentimeter dan tidak boleh lebih dari 90 kilogram.

Kanoke-in menyatakan bahwa peserta harus memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, karena tujuannya adalah untuk menyediakan suasana reflektif yang unik tetapi tidak untuk memicu reaksi depresi pada mereka yang menderita kondisi psikologis. Mereka yang menderita klaustrofobia tidak disarankan untuk mencoba layanan ini karena peti mati adalah ruangan yang sempit.

Setiap sesi, peserta dikenakan biaya 2.000 yen (sekitar Rp 200 ribuan). Biasanya diadakan empat kali sehari, pukul 11.00 dan 13.00, 15.00, dan 17.00. Jadwal pastinya bervariasi tergantung tanggal.

Sesi Merenung di Peti Mati

Layanan meditasi di dalam peti mati sebelumnya dihadirkan sebuah kafe di Futtsu, Jepang. Coffin Cafe menawarkan pengalaman merenung dalam peti mati. Kafe ini didirikan oleh Kajiya Honten, rumah duka berusia 120 tahun, yang memadukan konsep kreatif dengan makna mendalam tentang kehidupan.  

Dibuka pada September 2024, Coffin Cafe menyediakan tiga jenis peti mati berwarna emas, hijau, dan kuning. Peti dihiasi pola bunga agar suasana terasa nyaman. Pengunjung diajak berbaring di peti mati, merenung, bahkan mengambil foto sebagai kenang-kenangan.  

Presiden rumah duka Kajiya Honten, Kiyotaka Hirano, ingin memberikan lebih dari sekadar pengalaman unik. Ia berharap pengunjung yang tengah terpuruk dapat menemukan harapan baru. 

"Keluar dari peti jenazah berarti terlahir kembali. Saya ingin mereka merasa bisa memulai hidup baru," ujar Hirano, dikutip dari Japanese Station, Kamis, 12 Desember 2024. 

Misi Cegah Bunuh Diri

Kajiya Honten menciptakan Coffin Cafe bukan sekadar daya tarik wisata. Konsep ini muncul dari keprihatinan mendalam terhadap masalah bunuh diri. Kiyotaka Hirano ingin menghadirkan tempat refleksi yang tak biasa.  

Melalui pengalaman berbaring di peti mati, pengunjung diajak memikirkan hidup dan kematian. "Dalam kegelapan peti jenazah yang pekat, seseorang dapat memikirkan tentang sisa hidup mereka," ungkap Hirano. Harapannya, mereka yang terpuruk bisa melihat kehidupan dari sudut pandang baru.  

Pengalaman ini menjadi terapi sederhana bagi jiwa. Pengunjung diingatkan bahwa hidup adalah anugerah yang harus dihargai. Dengan memahami keterbatasan hidup, seseorang bisa merasakan makna hidup lebih dalam.  

Pengunjung diberi waktu tak terbatas untuk berbaring dalam peti mati. Mereka bebas mengambil foto untuk menyimpan kenangan. Reservasi diperlukan dengan biaya 2.200 yen per orang, setara Rp 230 ribu.

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) [email protected].

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |